Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kesaksian Penggembala Sapi di Dompu, NTB, Selamat Usai Tersambar Petir
19 Desember 2019 8:00 WIB
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Tiga pria asal Dompu di Nusa Tenggara Barat (NTB) selamat dari maut setelah di sambar petir saat mereka menggembala sapi di kawasan persawahan Rasanae, Desa Mumbu, Kecamatan Woja, Rabu sore (18/12).
ADVERTISEMENT
Salah seorang bernama Ahmad (39) asal Dusun Wawo Baka, Desa Nowa, Kecamatan Woja, adalah yang paling naas. Ia terkena sambaran petir saat ketiganya sedang berteduh di salah satu pondok persawahan karena hujan lebat.
Diungkapkan Sukardin, salah seorang penggembala, saat itu tiba-tiba saja kilat petir menyambar tiang pondok tempat mereka bersandar. Hanya saja kilat tersebut justru tepat di atas kepala Ahmad. Menurut Sukardin, saat itu mereka shock dan keringat dingin akibat ketakutan.
“Sambaran itu tepat berada di atas kepalanya, sehingga rambutnya kebakar. Dia pun jatuh pingsan dan tersungkur hingga ke bawah tanah tanpa sadarkan diri,” ujar Sukardin, Rabu Malam (18/12).
Kejadian itu benar-benar cepat sekali, katanya, sambaran petir itu tidak bisa kami bayangkan karena sambaran itu tepat di depan mata. “Kami bersyukur karena Ahmad dapat terselamatkan,” cetusnya.
ADVERTISEMENT
Dikatakannya, saat itu dirinya bersama seorang rekan lainnya juga panik usai melihat kondisi Ahmad. Keduanya pun mencoba untuk mencari bantuan yang ada di sekitar situ. Namun, mereka tidak berhasil menemui orang lain. Sehingga, hanya mereka berdua yang harus berusaha melindungi Sukardin.
“Saat itu hujan masih lebat. Dia (Ahmad) sudah tergeletak di tanah. Itu tidak kami sentuh sama sekali. Kami hanya bisa melindungi dengan menutupi tubuhnya menggunakan ranting bidara dulu," ungkap Sukardin.
Sebagian besar warga Dompu percaya bahwa pohon bidara yang memiliki duri tersebut dapat melindungi dari sambaran petir. Hal tersebut dilakukan Sukardin saat hujan masih berlangsung, sebelum membawa tubuh Ahmad ke perumahan warga desa Mumbu.
"Itu sambil meyakini bahwa dia masih hidup," ungkapnya mengenang. Setelah hujan reda, tubuh Ahmad dibopong berdua oleh Sukardin dan rekannya menuju perkampungan warga.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah setelah satu jam dia dapat kembali siuman meskipun belum bisa diajak bicara karena masih lemah," jelasnya.
Setelah korban dipastikan dalam kondisi membaik, lanjut Sukardin, pihak keluarganya pun dihubungi dan menceritakan segalanya terjadi.
“Setelah itu kami bersama-sama membawa korban ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Dompu, untuk mendapatkan penanganan medis,” tandasnya.
Informasi yang Info Dompu peroleh, akibat kejadian ini warga desa Mumbu menjadi heboh dan berbondong-bondong mendatangi lokasi karena penasaran.
-
Ardyan