Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kesalahan Pelamar Beasiswa yang Bikin Gagal Lolos Seleksi
30 Agustus 2019 12:48 WIB

ADVERTISEMENT
Info Dompu - Ada dua tahap seleksi yang biasanya harus dilalui oleh para pencari beasiswa, khususnya beasiswa di luar negeri, yakni seleksi administrasi dan cara menjawab pertanyaan yang ada dalam aplikasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Diana Purwati, perempuan asal Dompu yang jadi awarde beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS), ada banyak kesalahan yang sering dilakukan pelamar beasiswa pada umumnya.
“Kesalahan yang sebetulnya sangat kecil tapi berakibat fatal. Misalnya, ketika diminta mengupload ijazah yang dilegalisir, tapi malah ijazah asli. Apalagi kalau ada salah satu dokumen yang tidak atau lupa ditanda tangani,” ujarnya dalam kegiatan “sharing session scholarship” yang diadakan oleh Rumah Bahasa Dompu, pada Sabtu (24/8).
Jadi sebaiknya dokumen harus disiapkan jauh-jauh hari, katanya. Sehingga saat pendaftaran pelamar hanya akan fokus pada menjawab pertanyaan di aplikasi. Pertanyaannya hanya 5-6 nomor saja. Biasanya pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti mengapa anda memilih jurusan A, mengapa memilih kampus itu, apa yang Anda lakukan jika diterima di jurusan tersebut. Diana sendiri mengaku menyiapkan dokumennya setahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Saat mengisi aplikasi, kelemahan yang umum dijumpai adalah pelamar sering menjawab berputar-putar, sehingga penyeleksi tidak bisa menangkap maksud jawaban yang diberikan. Dokumen lain yang harus disiapkan adalah surat rekomendasi dari dosen atau atasan tempat bekerja.
“Untuk yang mengambil jenjang S2 syarat itu tidak wajib. Tetapi rekomendasi itu cukup sakti untuk meyakinkan tim penyeleksi,” kata Diana.
Karena itu, meski sudah tamat kuliah sebaiknya mahasiswa harus tetap menjaga hubungan baik dengan dosen. Jika sudah dinyatakan diterima maka Anda akan menerima e-mail pemberitahuan, begitu pula jika ditolak. Jika ditolak sebaiknya e-mailnya jangan dibuang karena sangat membantu untuk perbaikan ke depan. Tim akan memberikan jawaban penyebab kegagalan tersebut.
Menurut Diana jika sudah lolos di tahap pertama (seleksi berkas) maka 50 persen peluang diterima sudah di tangan. Sedangkan seleksi tahap dua (wawancara) adalah tim seleksi hanya ingin memastikan kesiapan dan komitmen saja. Sangat disarankan untuk memiliki bayangan mengenai jurusan yang akan diambil, kampus yang dituju atau kota tujuan.
“Di Australia itu punya empat musim dan tiap kota berbeda-beda musimnya. Misalnya Melbourne termasuk kota yng suhu dinginnya agak ekstrem sehingga harus diperhitungkan karena nanti mempengaruhi produktivitas kita,” kata Diana.
ADVERTISEMENT
Semula dia hendak melamar di Monash University tapi tim penyeleksi memutuskan dia hanya diberikan kesempatan kuliah hanya 9 bulan mengingat prestasinya yang meyakinkan.
“Saya memutuskan tidak kuliah di Monash karena waktu Sembilan bulan terlalu singkat, sedangkan saya ingin menimba ilmu sebanyaknya,” katanya memberi alasan. Akhirnya dia memilih University of South Australia yang memberinya kesempatan lebih lama untuk kuliah. Di kampus itulah ia meraih magister education pada 2019.
Apapun jenis beasiswa yang dipilih, menurut Diana, biasanya ada tiga hal yang mesti diperhatikan.
Pertama, kaitkan apa yang sudah dilakukan sekarang dengan kebutuhan studi nanti. Misal, jika anda seorang sarjana pendidikan bahasa Inggris, apa yang sudah dilakukan amisalnya Anda mengajar di Dompu, dimana daerah tersebut termasuk rural area. Kaitkan minat anda dengan apa yang sedang dan sudah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Kedua, kaitkan jurusan yang dipilih dengan masalah yang sedang dihadapi di daerah anda. Ketiga, jangan lupa minta restu orangtua dan berdoa. Sepuluh menit sebelum tes wawancara dia menelpon ibunya bahwa sebentar lagi ia akan menghadapi wawancara dan dia minta ibunya duduk di atas sajadah untuk mendoakannya. Dan berhasil!
Tahap seleksi kedua adalah wawancara dan tes IELTS. Pada tahap ini jangan sampai jawaban saat wawancara berbeda dengan aplikasi yang telah dikirimkan sebelumnya. Dana mencontohkan, seorang tenaga medis yang di aplikasinya melamar S2 Manajemen Rumah Sakit tapi saat wawancara justru banyak bicara soal SDM sehingga tidak lolos karena melenceng dari aplikasi.
“Jika sudah dinyatakan lolos seleksi tahap pertama, sebaiknya print kembali dan pelajari lagi jawaban agar menghindari jawaban yang berbeda,” sarannya.
ADVERTISEMENT
Diana sendiri mengaku membuat simulasi sendiri pertanyaan dan jawaban yang diperkirakan apa yang akan ditanyakan oleh pewawancara. Untuk mengasah kemampuan IELTS sebaiknya harus sering latihan dan berkumpul dengan teman-teman sevisi.
-
Ilyas Yasin