Mengenal Sade, Desa Wisata Budaya Suku Sasak di Lombok, NTB

Konten Media Partner
23 Maret 2020 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Papan Selamat Datang Desa Sade. Foto: Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Papan Selamat Datang Desa Sade. Foto: Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Sade dalam bahasa suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berarti obat atau kesadaran. Merupakan sebuah dusun yang masih merawat tradisi Lombok hingga menjadi lokasi wisata budaya populer di NTB.
ADVERTISEMENT
Terletak di bagian selatan Pulau Lombok, yaitu di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Desa Wisata Budaya ini telah dipertahankan dan dirawat selama 15 generasi. Terdapat sekitar 150 rumah adat yang menjadi ikon utama Desa Sade.
Gapura masuk Desa Sade. Foto: Info Dompu
Rumah-rumah ini memiliki atap yang unik berbentuk gunung menggunakan rumput alang-alang. Tembok dan lantainya terbuat dari tanah liat yang dicampur dedak padi, kemudian dilapisi anyaman bambu pada tembok bagian luarnya. Bangunan rumah-rumah ini memiliki sebutan Bale Tani Gunung Ratu, artinya berbentuk gunung merata ke bawah.
Seluruh rumah yang ada di kawasan Desa Sade adalah rumah tempat tinggal bukan bangunan pameran atau museum budaya. Penduduk yang tinggal di sini berjumlah sekitar 750 jiwa yang masih merupakan satu garis keturunan atau rumpun yang sama.
Tampak bangunan mesjid di tengah-tengah perkampungan sade dengan atap bertingkat. Foto: Info Dompu
Penduduk desa yang tetap menjaga dan merawat budaya ini juga kental dengan nuansa keislamiannya. Semua urusan sosial kemasyarakatan seperti urusan pernikahan diselesaikan di Masjid atau Baruga Sekenam yang terletak di sebelah kiri pintu masuk kawasan rumah adat.
ADVERTISEMENT
Menuju ke Desa Sade dari pusat kota Mataram diperlukan waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam perjalanan menggunakan mobil atau motor. Sedangkan dari Bandara Internasional Lombok hanya dibutuhkan waktu 25 sampai 30 menit.
Baruga Sekenam, tempat mushawarah adat warga Sade. Foto: Info Dompu
Pertama kali menginjakkan kaki di lokasi wisata budaya ini, pengunjung akan langsung disambut oleh tour guide yang merupakan pemandu lokal warga asli Sade. Pengunjung harus memarkirkan kendaraan di lokasi parkir yang sudah dikelola juga oleh warga sekitar.
Saat memasuki kawasan rumah adatnya, pengunjung harus membayar iuran pengelolaan. Besarnya iuran adalah terserah pengunjung. Namun, iuran ini berbeda dengan sewa guide dan biaya parkiran, ya.
Salah satu pemandu lokal tengah menemani tamu di Desa Sade. Foto: Info Dompu
Warga Sade sudah sangat paham dengan cara menerima tamu yang datang berkunjung ke desanya. Tampak penduduk menyambut setiap tamu yang datang dengan tetap beraktivitas, tetapi tetap ramah. Anak-anak tetap bermain, ibu-ibu tetap berkumpul di pelataran rumah, yang lainnya menenun, menjajakan barang-barang yang dijual, dan juga beribadah.
ADVERTISEMENT
Jika berkenan untuk membawa pulang oleh-oleh dari Desa Sade, maka jangan ragu untuk membeli dan menawar. Rata-rata barang yang dijual seperti kain tenun harganya jauh di bawah harga-harga di tempat lain di Lombok. Gelang-gelang bahkan ada yang dijual dengan harga Rp 2 ribu per gelang, sedangkan harga kain tenun sekitar Rp 100-150 ribu.
Seorang wanita di Desa Sade sedang mempersiapkan benang untuk menenum. Foto: Info Dompu
-
Intan Putriani