Nisa Pudu, Sepotong Surga yang Tak Terawat Lagi

Konten Media Partner
6 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Nisa Pudu Island di Dompu Foto: Intan Putriani/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Nisa Pudu Island di Dompu Foto: Intan Putriani/Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Siapa yang sudah melihat surga di bumi? Jawabannya tentu tidak ada yang tahu. Namun, manusia suka sekali berandai-andai, membayangkan surga adalah tempat-tempat dengan pemandangan alam yang indah, tidak berpenghuni, dan terawat: melampaui batas khayalan untuk menemukan keindahan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan untuk memuaskan panca indera.
ADVERTISEMENT
Demi 'sebuah surga' membuat orang-orang rela merogoh kocek mahal dan menyisihkan uang tabungannya hanya untuk datang berlibur ke tempat dengan view yang indah.
Nisa Pudu bagi netizen yang pernah berkunjung ke sana adalah sebuah surga yang terletak di Dompu, Nusa Tenggara Barat. Pulau kecil yang berada di kawasan Desa Soro, Kecamatan Kempo ini dapat di tempuh dalam waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam menggunakan mobil atau motor dari pusat kota Dompu.
Tempat wisata ini selalu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat terutama anak muda Dompu. Mengapa tidak? Kawasan ini memiliki potensi yang sangat lengkap untuk dinikmati, mulai dari laut yang jernih hingga bukit yang indah.
Salah Satu Pulau di Nisa Pudu Foto: Info Dompu
Nama Nisa Pudu berasal dari bahasa lokal, nisa artinya pulau dan pudu berarti segenggam atau sekepal tangan. Dalam bahasa Indonesia berarti pulau yang berukuran sesenggam atau sekepal. Apabila dilihat dari jauh, pulau ini seolah-olah memang bisa digenggam atau seukuran kepalan tangan saja.
ADVERTISEMENT
Nisa Pudu terdiri atas dua pulau yaitu pulau utama dan pulau kecil. Terletak persis di tengah teluk saleh, pulau ini menghubungkan Dompu dengan Kabupaten Sumbawa. Para nelayan Dompu banyak yang melewati pulau ini untuk sekedar transit dalam perjalanan mencari ikan hingga ke sumbawa. Tak jarang juga orang dari arah Sumbawa akan datang untuk menikmati Nisa Pudu.
Dari desa terdekat, yaitu desa Soro tempat ini bisa dijangkau menggunakan perahu nelayan atau boat yang biasa disewakan dengan harga Rp 250 ribu sampai Rp 400 ribu dengan kapasitas maksimal 10 sampai 15 orang per perahu. Waktu tempuh menggunakan perahu hanya sekitar 20 menit saja dari desa Soro.
Perahu Nelayan Desa Soro yang Bisa Disewa untuk ke Nisa Pudu. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu
Sekitar 10 menit sebelum perahu mencapai pulau, mata pengunjung sudah bisa melihat pemandangan Nisa Pudu dari jauh. Air yang jernih dengan terumbu karang yang bisa di lihat dari perahu, lukisan pulau yang utuh dengan pasir putih yang menggarisi lingkaran pulau. Pikiran seolah akan mengatakan "memang sebuah surga yang dibicarakan orang".
ADVERTISEMENT
Hingga tiba saatnya bagian depan perahu menyentuh pesisir, itu tanda kalau pengunjung sudah bisa turun dari perahu. Kaki pengunjung akan langsung bersentuhan dengan air yang jernih dan pasir putih. Keindahan yang benar-benar akan menghipnotis mata.
Tapi mata juga tidak bisa berbohong ketika ekspektasi akan 'surga' menjadi buyar atau mengecewakan. Ada banyak tumpukan sampah plastik yang justru mengucapkan "welcome to Nisa Pudu".
Berikut beberapa foto sampah yang diambil oleh tim Info Dompu pada Sabtu dan Minggu lalu (2-3/3).
Sampah Plastik di Pesisir Nisa Pudu. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu
Sampah di dalam air Nisa Pusu. Foto: Info Dompu
Hampir Seluruh Pesisir Nisa Pudu Dipenuhi dengan Sampah. Foto: Info Dompu
Sampah Merusak Keindahan Nisa Pudu. Foto: Info Dompu
Seluruh Pesisir Nisa Pudu Dipenuhi Sampah. Foto: Nisa Pudu
Beragam Jenis Sampah Mengotori Nisa Pudu. Foto: Info Dompu
Beragam Jenis Sampah juga Mengotori hingga ke Dalam Air. Foto: Info Dompu
Begitu mengagetkan ketika ekspektasi akan 'surga' menjadi berantakan, bukan? Apakah di surga yang sebenarnya juga banyak sampah? Tidak ada yang tahu. Namun, surga yang dinamai, ditemui, dan dihuni manusia pasti akan rusak apabila tidak dirawat.
ADVERTISEMENT
"Nisa Pudu yang sekarang bukan seperti di awal-awal terkenalnya, jadi banyak sampah begini, tidak ada yang merawat lagi" begitu ungkap Erni (27) sambil tersenyum pada Tim Info Dompu pada hari Minggu (3/3/2019).
Diketahui pulau ini dahulunya memang ada yang menjaga dan merawatnya, tetapi seiring berjalannya waktu, seolah tidak ada lagi yang peduli untuk menjaga keindahan 'surga' ini lagi.