Pasar Tradisional Sarang Penyebaran COVID-19, Pemprov NTB Lakukan Tracing Masif

Konten Media Partner
27 Juli 2020 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr Nurhandini Eka Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Foto: Atriadi/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Dr Nurhandini Eka Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Foto: Atriadi/Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pasar tradisional dianggap sebagai sarang penyebaran COVID-19. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pun terus berupaya mengingatkan pengunjung pasar akan rentannya penularan COVID-19 dan wajib mematuhi prosedur yang ada.
ADVERTISEMENT
Petugas percepatan penanganan COVID-19 NTB pun akan melakukan tracing di sejumlah pasar yang masih dinilai sebagai daerah penularan COVID-19. Tracing tersebut kemudian dilanjutkan swab dan rapid test secara massal terhadap para pelaku usaha dagang di sejumlah pasar tradisional yang ada di NTB.
"Rencananya hari Selasa kita lakukan tracing dulu, setelah tracing itu nanti kita swab dan rapid," ujar Kepala Dinas Kesehatan provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi, Jumat (24/7).
Menurutnya, salah satu daerah di NTB yang masih berada pada zona merah saat ini yaitu Kota Mataram. Oleh karena itu, Pemprov NTB akan melakukan berbagai upaya untuk menekan laju penyebaran COVID-19 di Kota Mataram, salah satunya dengan melakukan tracing masif di pasar-pasar tradisional Mataram.
Dr Nurhandini Eka Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Foto: Atriadi/Info Dompu
Lebih lanjut Eka menjelaskan, tracing masif tersebut akan diterapkan di salah satu pasar di Kota Mataram yaitu di pasar Kebon Roek. Tracing masif ini pun akan dilakukan secara bertahap di sejumlah tempat masih rentan penularan COVID-19 dan akan disesuaikan dengan protokol.
ADVERTISEMENT
"Tracing ini secara bertahap, data kita ada 3 orang yang positif dari pasar Kebon Roek," kata Eka.
Ia pun menerangkan kemungkinan besar angka positif COVID-19 di NTB akan naik setelah dilakukan tracing masif. Mengingat, kata Eka, sebelumnya tim gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 di Sumbawa sudah melakukan tracing masif.
"Lihat pengumuman di Sumbawa, tiba-tiba banyak yang positif, itu karena mereka lakukan tracing masif di pasar-pasar," terangnya.
Pada tracing masif tersebut, Eka menjelaskan bahwa tim gugus percepatan penanganan COVID-19 NTB, akan menggunakan metode all test tidak menggunakan full test yaitu dengan melakukan reaksi berantai polimerase atau lebih umum dikenal sebagai PCR. Lalu kemudian di-swab dan di-rapid test untuk mengetahui hasil lebih cepat.
ADVERTISEMENT
"Jika positive rate di suatu daerah itu tinggi, sarannya itu harus menggunakan all test. Jika rendah baru menggunakan full test," jelasnya.
-
Atriadi