news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemda NTB Dorong Partisipasi Perempuan di Sektor Wirausaha

Konten Media Partner
12 Desember 2019 7:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan wirausaha. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan wirausaha. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Dibandingkan laki-laki, kaum perempuan dikaruniai banyak kelebihan sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan dalam mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan khususnya di bidang wirausaha.
ADVERTISEMENT
Selain memiliki sikap empati dan jadi pendengar yang baik, wanita juga lebih fokus dan tuntas dalam melakukan sesuatu, lebih kuat menghadapi tantangan serta memiliki impian yang harus dicapai. Perempuan bahkan diberi potensi otak kiri dan kanan sehingga dapat mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan.
“Dapat dikatakan kaum wanita sebenarnya multitasking,” ujar Asisten III Setda Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) l, Hartinah saat tampil sebagai pembicara Talk show Interaktif Kewirausahaan Perempuan dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-91 Tahun 2019 di Gedung Dharma Wanita Dompu, Sabtu (7/12).
Kemampuan perempuan. Foto: Pixabay
Kegiatan bertema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju” tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Dompu, NTB.
Mengutip Badan Pusat Statistik (BPS), Hartinah menjelaskan, partisipasi dan peran kaum perempuan di banyak sektor kini cukup menggembirakan. Peran wanita semakin mengalami kemajuan termasuk di sektor publik.
ADVERTISEMENT
“Menurut BPS 50,3% angkatan kerja kita perempuan, 40% bekerja di sektor industri dan jasa. Begitu pula 37 dari 100 orang berusia 15 tahun dan bekerja adalah perempuan. Bahkan sepertiga pemilik UMKM (Usaha Mikro kecil dan Menengah, red) adalah milik perempuan,” paparnya.
Hartinah juga menyebutkan, beberapa merek dagang terkenal seperti Zalora dan Wardah yang didirikan dan dimiliki kaum perempuan. Semua itu, kata dia, menunjukkan bahwa perempuan sebenarnya memiliki kemampuan untuk berperan lebih luas.
Ilustrasi peningkatan peran perempuan. Foto: Pixabay
Dia juga menyebut misalnya beberapa kepala dinas di Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduduki wanita. Termasuk dirinya yang menjabat sebagai Asisten III Gubernur NTB.
“Sekian lama posisi seperti itu kosong. Padahal dulu perempuan pernah jadi pejabat struktural di Pemerintah Provinsi seperti pernah dijabat oleh Ibu Ka’u Mari (St Maryam, puttri Sultan Salahuddin Bima, red.). Jadi kita butuh waktu berpuluh tahun agar perempuan punya posisi sejajar dengan pria,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kata dia, perjuangan kaum wanita masih panjang. Menurutnya, salah satu hambatan peningkatan sumber daya wanita adalah anggapan bahwa wanita cukup sebagai istri atau ibu rumah tangga saja sehingga peningkatan kemampuan diri tidak diperlukan.
Hal tersebut karena bertolak dari pikiran bahwa bagaimana pun tingginya tingkat pendidikan wanita mereka tetap menjadi ibu rumah tangga. “Anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi itu keliru,” tegasnya.
Peserta Talkshow Interaktif Kewirausahaan Perempuan di Gedung Dharma Wanita Dompu. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Begitu pula, masih banyak perempuan beranggapan tidak perlu bekerja karena kebutuhan rumah tangga ditanggung suami. Padahal, menurutnya, di zaman sekarang perempuan diharapkan tidak hanya sekadar bekerja jadi membantu keluarga tapi juga membantu pertumbuhan ekonomi nasional. ”Kalau perempuan bekerja minimal kebutuhan lipstik kan bisa beli sendiri dan nggak perlu minta uang ke suami," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Talkshow dihadiri perwakilan wanita wirausaha, LSM, anggota GOW dan unsur terkait. Acara dipandu Nur Syamsiah dan menghadirikan narasumber Asisten III Setda Provinsi NTB, Hartinah; Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dompu, Sri Suzana; Perwakilan BRI Cabang Dompu; serta testimoni dua wanita wirausaha yakni Yeye Suahety (pemilik brand Ori Cofee dan brand kosmetik Lita Cosmetic); dan Rukayah Ilham (pengusaha sembako dan toko bangunan).
-
Ilyas Yasin