Penggalian Situs Doro Bata, Jalan Panjang Menyibak Jejak Sejarah Dompu

Konten Media Partner
5 Juli 2019 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Tugu Situs Klasik Doto Bata. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu)
zoom-in-whitePerbesar
(Tugu Situs Klasik Doto Bata. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu)
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Usaha menyibak jejak sejarah peradaban masa lalu Kerajaan Dompu terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan proses penggalian (ekskavasi) Situs Doro Bata oleh Tim Balai Arkeologi (Balar) Nasional Denpasar di Kelurahan Kandai Satu, Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu, sejak 17 Juni hingga 3 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Ekskavasi ini merupakan kelanjutan ekskavasi sebelumnya. Menurut Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu, Wahyono Ragil, itu merupakan penggalian yang ke-17 sejak 1989, dalam rangka mengungkap keberadaan sejarah peradaban Dompu sejak zaman klasik.
(Wahyono Ragil, Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Dompu. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu)
Ia mengatakan, situs ini unik dan langka karena merekam tiga peradaban, yakni zaman prasejarah, Kerajaan Hindu-Budha, dan Kerajaan Islam. Situs ini mirip dengan situs Trowulan, Malang, peninggalan Kerajaan Majapahit, sehingga diduga situs Doro Bata juga dibuat pada masa kerajaan tersebut.
Menurut Wahyono, situs ini menunjukkan fakta keberadaan Kerajaan Padompo (Dompu), sebagaimana termuat dalam Sumpah Palapa Gajah Mada.
(Sketsa bentuk situs Doro Bata. Foto: Dokumentasi Balar Denpasar)
Setelah penggalian dan penelitian selesai, kata Wahyono, pihaknya akan melakukan rekonstruksi dan pemugaran, sehingga akan terlihat semua bentuk dan struktur bangunan yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membuat taman, sedangkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan membangun museum di sisi barat situs tersebut. Situs ini diharapkan akan menjadi cagar budaya.
(Prose penggalian Situs Dotobata. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu)
Menurut Wahyono, hasil sketsa tim Balar Denpasar menunjukan bahwa bangunan di situs ini berbentuk undakan dan diyakini sebagai istana kerajaan pertama di Dompu. Namun, beberapa bagian bangunan itu tersapu peristiwa alam, seperti gempa dan gunung meletus, sebelum akhirnya istana Kerajaan Dompu dipindahkan ke lokasi Masjid Raya dan RSUD Dompu sekarang.
Usia situs ini diperkirakan sebelum abad ke-14, dengan bukti-bukti yang ditemukan antara lain pondasi yang terbuat dari batu bata, tulang, manik-manik, gerabah, keramik. Bata berukuran 60x40 sentimeter dengan tebal 10 sentimeter. Juga sumur di sisi timur situs dengan diameter 40 sentimeter.
(Barang temuan saat penggalian situs Doro Bata. Foto: Dokumentasi Balar Denpasar)
Jumlah personel Balar dalam ekskavasi kali ini adalah 8 orang dengan dibantu 10 orang tukang dari tenaga lokal. Semua titik juga sudah dilakukan penggalian, sehingga proses ekskavasi diharapkan selesai tepat waktu.
(Tim Balar Denpasar saat penggalian Situs Doro Bata. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu)
“Tiap kali selesai penggalian kami melakukan diseminasi. Bagi sebagian orang mungkin menganggap kok lama ya. Tapi ya namanya mengungkap sejarah itu memang butuh waktu. Tidak bisa langsung cepat karena harus diuji dulu kebenarannya,” ujar Wahyono, saat ditemui di lokasi penggalian situs Selasa (2/7).
ADVERTISEMENT
-
Ilyas Yasin