Konten Media Partner

Pertama Kalinya Wilayah Dompu, NTB, Diselimuti Kabut Asap

24 Oktober 2019 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabut asap menyelimuti wilayah perkotaan di Dompu,. Foto: Amir Damar
zoom-in-whitePerbesar
Kabut asap menyelimuti wilayah perkotaan di Dompu,. Foto: Amir Damar
ADVERTISEMENT
Info Dompu – Warga Dompu dihebohkan dengan kabut asap yang menyelimuti wilayah perkotaan pada Rabu siang (23/10). Pasalnya kabut asap ini untuk pertama kalinya terjadi sepanjang sejarah Kabupaten Dompu. Setidaknya begitu diungkapkan oleh beberapa warga di wilayah perkotaan kepada Info Dompu.
ADVERTISEMENT
Warga Dompu juga menuturkan kabut asap yang terjadi itu seperti bencana kabut asap yang dialami oleh warga Sumatera dan Kalimantan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menjadi pemberitaan nasional.
“Mungkin seperti inilah yang dialami oleh warga Sumatera dan Kalimantan. Kita baru pertama kalinya saja langsung panik, bagaimana mereka, ya?” ujar salah satu warga Dompu.
Kabut asap saat siang hari menyelimuti wilayah Dompu. Foto: Info Dompu
Kemunculan kabut asap menjelang siang hingga sore hari tersebut, membuat banyak warga akhirnya menyoroti karhutla yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berdasarkan rangkaian peristiwa karhutla yang terjadi dalam waktu dekat, Info Dompu telah merangkum menjadi dua lokasi karhutla di Kabupaten Dompu sejak Agustus 2019, yakni di kawasan Gunung Tambora dan di wilayah lain yang diakibatkan pembukaan lahan pertanian oleh warga lokal.
Biasanya kabut pagi menyelimuti wilayah persawahan, tetapi Rabu siang hingga sore kabut asap menyelimutinya. Foto: Info Dompu
Penyebab karhutla di wilayah kawasan Tambora diduga karena berbagai faktor. Menurut Kepala SPTN II TN Tambora, Wihandono Eki Sutopo, karhutla di jalur pendakian pancasila yang diduga akibat pemburuan rusa.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Pengendali Ekosistem Hutan di Taman Nasional (TN) Tambora, Adi Kurniawan, karhutla di area savana Tambora yang terjadi sejak Agustus hingga Oktober seperti di savana Doroncanga diduga karena pembuangan puntung rokok, pemburu madu, dan pembukaan lahan warga.
Kapolsek Pekat, Abudul Malik, juga menyebutkan, karhutla di kawasan Tambora juga sampai menghanguskan lebih dari 300 hektare lahan tebu PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang merupakan lahan tebu penghasil gula Tambora, hingga kawasan Savana Doroncanga.
Karhutla jalur Pancasila, Tambora. Foto: Doc Imung
Sedangkan karhutla di luar kawasan Tambora bisa langsung dilihat dan dipantau di daerah-daerah pertanian warga Dompu, itu diduga kuat karena pembukaan lahan dengan cara membakar.
Berangkat dari kejadian tersebut, Info Dompu menginisiasi untuk membuka aplikasi Fire Hotspot dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk memantau titik karhutla yang terjadi pada saat kabut asap menyelimuti wilayah Dompu.
Titik api pada saat kabut asap menyelimuti wilap[yah Dompu. Foto: Capture from LAPAN Website
Waktu pemantauan dilakukan pada pukul 13.00 WITA pada Rabu (23/10). Setelah menemukan titik sumber api terdekat wilayah kota, kami menandai titik api dengan angka 1, 2, dan 3. Di mana letak ketiga titik api tersebut, setelah diperbesar di antaranya berada di kawasan Desa Saneo, Kecamatan Dompu; Kawasan Teka Sire, Kecamatan Woja; dan Kawasan Jambu Kecamatan Pajo. Lokasi titik api terbanyak berasal dari Desa Saneo yang berada di wilayah utara kawasan pemukiman daerah kota Dompu.
Kabut asap menyelimuti Pendopo Bupati Dompu. Foto: Anisa Nur Iman
Situs LAPAN sebelumnya digunakan oleh TN Tambora sebagai aplikasi untuk memantau karhutla kawasan Tambora. Pihak TN Tambora juga telah mengeluarkan Surat Penutupan Sementara Jalur Pendakian Tambora berdasarkan informasi titik api dari situs tersebut, Jumat (18/10/2019).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan lokasi titik api dari situs LAPAN juga, kami kemudian meninjau pergerakan angin di Dompu berdasarkan website Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Angin pada Rabu (23/10) tertiup kencang ke arah selatan atau ke arah kota pada saat kabut asap berlangsung.
Kabut asap di wilayah kota Dompu. Foto: Anisa Nur Iman
Kecepatan angin juha pada siang hari di Dompu sekitar 28 kilometer per jam, juga suhu udara yang mencapai 35 derajat celsius bahkan sampai hari ini, Kamis (24/10).
Dari pemberitaan berbagai media di Indonesia, pihak BMKG juga melarang adanya aktivitas yang akan memicu semakin tingginya peningkatan panas bumi yang akan berlangsung selama seminggu ke depan. Artinya petani di Dompu maupun di Indonesia sedang dihimbau agar tidak melakukan aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar. Sehingga tidak akan muncul fenomena kabut asap yang berulang.
ADVERTISEMENT
-
Intan Putriani