Psikolog ke Caleg Gagal: Yuk Lanjutkan Kehidupan

Konten Media Partner
28 April 2019 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kotak surat suara pemilu 2019. Foto: Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Kotak surat suara pemilu 2019. Foto: Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Pemilu serentak telah usai, selain menimbulkan korban jiwa dari penyelenggara Pemilu seperti petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) maupun aparat kepolisian, Pemilu serentak yang digelar Rabu, 17 April 2019 juga menyisakan masalah bagi calon legislatif (caleg) maupun tim suksesnya (timses).
ADVERTISEMENT
Beberapa caleg yang tidak lolos menjadi anggota legislatif (aleg) dikabarkan mengungkit bahkan meminta kembali pemberian yang pernah diberikan kepada calon pemilih yang tidak memilihnya atau perolehan suaranya tidak mencukupi untuk melenggang sebagai wakil rakyat. Sebagian anggota Timses juga ikut stress karena gagal mengantarkan jagoan mereka menjadi aleg baik di tingkat kabupaten/kota (DPRD II), provinsi (DPRD I), pusat (DPR) maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Kegagalan tersebut mengakibatkan perasaan marah, kecewa dan stres lantaran peruntungan tersebut telah menghabiskan biaya politik yang sangat mahal. Umumnya seorang caleg yang ikut bertarung menghabiskan dana jutaan hingga miliaran rupiah untuk mendulang suara. Ketatnya medan persaingan berakibat pada membengkaknya biaya yang harus disiapkan. Dana-dana tersebut diperuntukkan baik sebagai biaya operasional timses, membangun koordinasi dan komunikasi, mengumpulkan massa hingga keperluan ‘serangan fajar’ menjelang hari pencoblosan
ADVERTISEMENT
Meski praktik politik uang secara hukum dilarang tapi faktanya hal itu sulit dicegah. Politik uang terjadi secara telanjang. Meski memiliki popularitas tapi seorang caleg akhirnya juga memerlukan tunjangan keuangan agar bisa melenggang menuju kursi wakil rakyat. Karena itu wajar jika ada sebagian caleg gagal yang mengalami stress. Beberapa hari jelang Pemilu sejumlah rumah sakit dan padepokan menyediakan layanan khusus untuk merawat pasien yang berasal dari caleg atau timses gagal ini.
Poltik uang. Foto: Pixabay
Menurut psikolog Annisa (28), stres bisa berbentuk depresi dan kecemasan. Depresi ditandai dengan melemahnya mekanisme sistem organ tubuh seperti lesu, kurang lancarnya aliran darah, dan sebagian hormon.
“Penderita depresi juga sulit melakukan aktivitas rutin seperti bangun pagi,” ujarnya saat ditemui di kantornya Biro Konsultasi Dinda Educare, Jumat (26/4).
ADVERTISEMENT
Sedangkan stres berbentuk kecemasan ditandai perasaan takut seperti ada yang mengejar-ngejar. Penderitanya kadang berteriak-teriak ketakutan seolah ada yang menghantuinya. Untuk terhindar dari perasaan tertekan atau stres akibat gagal menjadi aleg Annisa menyarankan untuk membangun sikap positif dan ikhlas menerima kenyataan yang ada.
“Hindari bersikap menyesal terhadap apa yang terjadi. Sebaliknya meyakini bahwa ada hikmah di balik setiap peristiwa yang dialami,” tuturnya.
Dia menyadari besarnya biaya politik yang harus dikeluarkan para caleg sehingga wajar jika ada perasaan kecewa karena gagal jadi aleg. Tetapi menurutnya berdamai dengan kenyataan adalah pilihan paling baik.
“Lebih baik biaya yang pernah dikeluarkan itu dianggap sedekah supaya lebih mampu menerima kenyataan. Diikhlasin saja, Pasti ada hikmah dibalik semuanya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Diantara hikmah dimaksud, katanya, adalah boleh jadi gagal jadi aleg tapi bisa mengabdikan diri di tempat lain.
“Atau citra diri mungkin harus lebih ditngkatkan lagi, lebih mengeratkan lagi hubungan silaturrahim dengan kerabat dan tetangga,” katanya memberi contoh.
Depresi. Foto: Pixabay
Dia mengingatkan depresi yang terus berkelanjutan dapat memicu efek negatif. Dalam psikologi kecemasan itu ada tiga tingkatan. Tingkatan palng rendah atau pertama sekadar kecemasan biasa. Jika dibiarkan bisa naik ke level kedua yakni berupa gangguan simpton kejiwaan berat atau gila. Sedangkan level ketiga adalah gangguan kecemasan kategori berat seperti bicara sendiri atau perasaan ada yang mengejar-ngejar.
Annisa yang akrab disapa Dinda juga mengingatkan tentang pentingnya mendekatkan diri kepada tuhan.
“Mendekatkan diri kepada tuhan itu justru opsi paling utama sebetulnya,” katanya lagi.
ADVERTISEMENT
Ibarat sebuah pertandingan, katanya, dalam pertarungan seperti pemilu tentu harus ada pihak yang kalah dan menang. Jadi tidak mungkin semuanya menang. Itu dasar paling awal yang harus sisadari sejak awal mengajukan diri sebagai caleg sehingga lebih siap menerima apapun hasilnya. Jika kita berpikiran positif, tambahnya, maka segalanya akan menjadi positif baik cara berpikir maupun perilaku.
“Yuk, kita lanjutkan lagi kehidupan kita,” ajaknya.
-
Penulis: Ilyas Yasin