Puskesmas Rasabou Kewalahan Terima Pasien 'Bunuh Diri'

Konten Media Partner
21 Maret 2019 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puskesmas Rasabou, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, NTB. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Puskesmas Rasabou, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, NTB. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Unit Pelayanan Teknis Dinas Puskesmas Rasabou Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), kewalahan menerima dan menangani korban bunuh diri dan percobaan bunuh diri yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Aksi nekat itu, terutama dilakukan kalangan pelajar dan remaja di Hu’u dengan cara meminum dua jenis racun yakni obat nyamuk Baygon dan bubuk DuPont Lannate.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, dua orang warga terpaksa dilarikan ke Puskesmas Rasabou karena hendak bunuh diri, Senin (18/3). Ratna (15 tahun), siswa kelas IX MTs Bahrul Ulum Hu’u, mencoba mengakhiri hidupnya dengan meminum cairan obat nyamuk bakar yang sebelumnya ditumbuk.
Ratna kecewa karena uang jajan dari orang tuanya terlalu sedikit. Remaja asal Desa Rasabou itu berhasil diselamatkan setelah mendapat penanganan medis di Puskesmas Rasabou. Ia hanya dirawat sehari lalu diperbolehkan pulang.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 20.00 WITA, Puskesmas Rasabou juga menerima pasien percobaan bunuh diri yakni seorang ibu rumah tangga asal Desa Daha bernama Novi (28). Novi meminum racun jenis insektisida bermerek DuPont Lannate karena merasa kesal karena tak diajak bicara suaminya, Syahrul, selama beberapa hari. Nyawanya berhasil diselamatkan dan sudah diperbolehkan pulang usai menjalani perawatan intensif.
ADVERTISEMENT
Sedangkan saat Info Dompu mengecek ke sekolah Ratna, ia sedang mengikuti uji coba Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di MTs Al-Kautsar, Ranggo Kecamatan Pajo, pada Rabu (20/3).
Ilustrasi Remaja Bunuh Diri. Foto: Info Dompu
Koordinator Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Rawat Inap Puskesmas Rasabou, Rini (43), menyatakan prihatin atas tingginya kasus bunuh diri di wilayah Kecamatan Hu’u. Dalam rentang Januari hingga pertengahan Maret 2019, terdapat 7 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri yang ditangani. Dua korban di antaranya berhasil diselamatkan sedangkan 5 lainnya meninggal dunia.
“Hu’u sekarang KLB (Kejadian Luar Biasa) bunuh diri. Kami menerima pasien bukan lagi dalam hitungan hari tetapi hitungan jam,” ujar Rini saat ditemui di kantornya, Selasa (19/3).
Rini mengaku “bosan” menangani pasien bunuh diri karena belum selesai yang satu sudah muncul pasien berikutnya. Jika sebelumnya pihaknya hanya menangani pasien dengan jenis penyakit biasa seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan), demam atau ibu hamil, dan melahirkan, kini harus disibukkan dengan pasien bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Padahal, katanya, pihaknya masih cukup sibuk menghadapi KLB demam berdarah (DBD) maupun anjing gila (rabies).
“Kami sekarang tidak hanya menangani manusia tapi binatang yakni kasus anjing gila, ditambah bunuh diri ini,” ujarnya.
Muhdar Mansyur, Sekretaris Puskesmas Rasabou. Foto: Ilyas Yasin/Info Dompu
Muhdar Mansyur (52), Sekretaris Puskesmas Rasabou, menjelaskan meski pihaknya tetap menyadari risiko profesi sebagai tenaga medis, namun banyaknya pasien kasus bunuh diri cukup membuatnya kerepotan. Dia mendesak pihak terkait agar memperketat regulasi pengawasan bahan-bahan beracun yang dijual di kios-kios warga.
Misalnya, orang tua dilarang menyuruh anak-anaknya membeli racun sejenis DuPont Lannate, atau tiap warga yang membeli barang tersebut harus memperlihatkan rekomendasi dari pihak terkait. Hal itu, katanya, dimaksudkan untuk memastikan bahwa barang berbahaya tersebut benar-benar digunakan untuk keperluan pertanian, bukan disalahgunakan untuk bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Muhdar maupun Rini meragukan pengetatan pengawasan tersebut karena cukup menyulitkan di lapangan. Pasalnya, barang beracun tersebut biasa digunakan warga untuk kebutuhan pertanian.
“Lagi pula barang beracun ini biasa disimpan di tempat terbuka oleh warga di rumahnya sehingga mudah dilihat siapapun, termasuk oleh anak-anak, sehingga jika hendak disalahgunakan untuk bunuh diri tetap sulit dikontrol,” kata Rini.
DuPont Lannate adalah jenis insektisida berbentuk bubuk dan masuk kategori racun berdosis tinggi yang biasa digunakan warga untuk membunuh hama babi yang memakan tanaman mereka. Caranya dengan mencampur obat-obatan ini dengan makanan tertentu. Hanya beberapa menit setelah dimakan, maka babi atau binatang lain akan segera mati.
Selain memperketat pembelian obat-obatan, Muhdar juga mengharapkan tokoh agama dan aparat hukum untuk melakukan sosialisasi mengenai bahaya meminum racun kepada warga khususnya siswa sekolah dan remaja.
Insektisida yang biasa digunakan oleh remaja untuk bunuh diri. Foto: Info Dompu
Sejauh ini, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terutama saat kegiatan Posyandu maupun kepada korban dan keluarga yang dirawat di Puskesmas, tapi hal itu dinilainya tidak cukup. Dengan sentuhan agama, Muhdar berharap warga menyadari bahwa bunuh diri adalah tindakan yang dibenci Tuhan, sehingga kasus tersebut dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tingginya kasus bunuh diri di Kecamatan Hu’u memaksa petugas medis harus bekerja ekstra waktu.
“Karena pasien bisa datang kapan saja kan, bahkan tiba-tiba tengah malam sehingga kami pun harus selalu berjaga-jaga di sini,” kata Rini.
Penulis: Ilyas Yasin
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, punya kecenderungan bunuh diri. Anda bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri di e-mail [email protected] dan telepon di 021 9696 9293.