Konten Media Partner

Savana Doroncanga, Pesona Habitat Ternak di Kaki Gunung Tambora

28 Maret 2019 23:22 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Savana Doroncanga Dompu. Foto: Ikhsan Hanif
zoom-in-whitePerbesar
Savana Doroncanga Dompu. Foto: Ikhsan Hanif
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Padang Savana Doroncanga merupakan salah satu destinasi unggulan yang terletak sebelah selatan kaki Gunung Tambora, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Di padang savana ini wisatawan ditawarkan pemandangan yang menarik, salah satunya hewan ternak yang dilepas liar oleh pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Membahas tentang Taman Nasional (TN) Tambora memang tiada habisnya. Salah satu yang menarik untuk dibahas adalah tentang pemanfaatan padang savana oleh pemilik ternak.
Padang savana di kaki Gunung Tambora merupakan satu-satunya lokasi terbesar untuk pelepasan hewan di Provinsi NTB. Di sini wisatawan bisa melihat berbagai jenis hewan ternak mulai dari sapi, kerbau, kuda, dan kambing, walaupun didominasi oleh sapi.
Sapi di Padang Savana Tambora. Foto: Syatrdiadin Yosan/Info Dompu
Cara pengembangbiakan hewan ternak di sini terbilang cukup unik. Pasalnya hewan-hewan ternak ini dilepas di padang savana yang begitu luas tanpa takut tertukar atau hilang.
Para hewan ternak ini ditandai dengan diberi simbol, dicetak di badannya sesuai dengan ketentuan pemiliknya.
Hal ini tentu berbeda dengan daerah di Pulau Jawa, di mana hewan ternak dikandangi dan diikat. Namun, di tempat ini hewan dilepas agar bisa mencari makanan yang disukai di alam.
ADVERTISEMENT
Jutaan hewan berkeliaran di padang savana setiap harinya. Meski area ini dipenuhi bebatuan hasil letusan gunung Tambora pada tahun 1815, itu tidak menyurutkan hewan-hewan yang ada untuk mencari makan terutama rumput. Justru rumput tumbuh paling banyak di sela-sela bebatuan tersebut.
“Pelepasan hewan ternak di padang savana sudah dilakukan turun-temurun dan sudah puluhan tahun lamanya,” ujar Haerul (36) asal Kelurahan Bali Satu Dompu yang melepas ternak liar di Padang Savana Doroncanga, Senin (25/3).
Hewan ternak di sini sangat mahir dalam menjelajahi savana. Bahkan mereka pandai mengatur waktu hidupnya sesuai dengan kebutuhan tanpa diatur oleh pemiliknya, mulai dari tidur, istirahat, makan, dan minum.
Kerbau Muara di Savana Doroncanga, terletak persis di sekitar tepi pantai tempat ternaik lain mencari minum. Foto: Ikhsan Hanif
Ketika memasuki kawasan padang savana pada pukul 04.00 WITA, hewan ternak yang makan di kaki Gunung Tambora akan berjalan ribuan meter menuju pusat air minum di sekitar pinggir pantai.
ADVERTISEMENT
Pada pukul 12.00 WITA, hewan ternak akan mengatur jadwal istirahat hingga sore hari. Sedangkan pada pukul 16.00 WITA, hewan-hewan tersebut akan kembali berjalan mencari makanan di sekitar kaki gunung.
Pemandangan padang savana di sore hari juga sangat menarik, karena akan terlihat ratusan ternak yang melintasi area padang savana.
Bahkan pengguna jalan raya yang melintasi savana ini banyak yang turun dari kendaraannya untuk memotret momen ini. Kadang hewan-hewan ini melintasi jalan raya dan cukup berbahaya bagi pengendara yang tidak hati-hati.
Tidak hanya di Padang Savana Doroncanga yang menjadi tempat pelepas hewan ternak, area kaki Gunung Tambora lain seperti di Padang Savana Saraenduha pun terjadi hal yang sama.
Meski area pelepasan memang tidak terlalu luas karena sebagian wilayah Saraenduha ditanami tebu bagi perusahaan gula yang baru beroperasi di Dompu.
Papan nama kelompok ternak di Savana Doroncanga. Foto: Syatriadin Yosan/Info Dompu
“Sebelumnya pelepasan hewan ternak terbesar juga ada di Saraenduha ini, tapi karena sudah ada masuk perusahaan pembibitan tebu, jadi area pelepasan ternak jadi sempit,” ucap Kurniawan (45) asal Desa Sila Monggo, Kabupaten Bima, yang juga memiliki hewan ternak untuk dilepas di area Saraenduha, Senin (25/3).
ADVERTISEMENT
Diceritakannya, sempitnya area pelepasan ternak ini, membuat pemilik ternak harus berjaga-jaga dan menginap di area pelepasan. Biasanya, dalam sebulan acapkali terjadi kehilangan ternak, baik itu sapi, kerbau, maupun kuda.
“Meski dalam pengawasan ternak tetap hilang,” ujar Kurniawan.
Hilangnya ternak terjadi di atas kaki Gunung Tambora justru bukan pada lokasi savana. Terkadang, hilangnya ternak ini bukan karena kemalingan akan tetapi ikut bergabung dengan hewan ternak lainnya.
“Tahun lalu, saat diselenggarakan kegiatan Festival Pesona Tambora (FPT) 2018 banyak ternak yang hilang, baik sebelum kegiatan maupun sesudah kegiatan,” pungkas Kurniawan.
-
Penulis: Syatriadin Yosan