Susu Kuda Liar, Potensi Ekonomi Menjanjikan di Desa Saneo

Konten Media Partner
12 Maret 2019 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemasan Susu Kuda Liar yang Siap Dipasarkan. Foto: Syatriadin Yosan/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Kemasan Susu Kuda Liar yang Siap Dipasarkan. Foto: Syatriadin Yosan/Info Dompu
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Susu kuda liar diperoleh dari kuda-kuda yang dipelihara oleh masyarakat, tetapi dibiarkan hidup liar di alam seperti pegunungan atau savana. Potensi ekonomi susu kuda sangat besar di Pulau Sumbawa, termasuk di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu tempat penghasil susu kuda liar di Kabupaten Dompu berada di Desa Saneo, Kecamatan Woja.
ADVERTISEMENT
Warga Saneo sangat jeli dalam memerah susu kuda, juga sangat ahli dalam menangkap kuda-kuda yang dilepas liar di pegunungan sebelum diperas susunya. Populasi kuda yang hidup liar cukup tinggi di Dompu, susu kuda tersebut yang dianggap memiliki khasiat untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh.
Awalnya, masyarakat mengelola susu kuda dengan cara sederhana untuk warga sekitar dan berkelompok. Seiring berkembangnya kebutuhan, hingga ada permintaan dari luar daerah membuat pengusaha susu kuda memanfaatkan peluang ini seoptimal mungkin untuk mengemas produk dengan baik dan bertahan lama. Kini susu kuda sudah dikemas dengan rapi dan siap dikirim sesuai permintaan pasar. Namun, usaha ini lebih bertahan dengan digeluti secara individu, bukan berkelompok lagi.
Proses Pemerahan Susu Kuda LIar. Foto: Syatriadin Yosan/Info Dompu
Hampir sebagian warga Desa Saneo, memiliki Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk pengelolaan susu kuda liar.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu pengepul susu kuda liar, Sri Wahyuni pada Senin (11/3), usaha budidaya susu kuda liar bermula dari hal yang tidak sengaja. Pernah ada salah satu warga yang mengalami penyakit asma, kemudian mencoba mengkonsumsi susu kuda liar, hingga sembuh.
“Bermula dari itulah, susu kuda liar dibudidayakan sejak tahun 1998 hingga sekarang” cerita Yuni, sapaan akrabnya.
Yuni pun mengatakan bahwa sebelum susu kuda liar beredar di Desa Saneo, masyarakat sempat mengirim ke pusat untuk dilakukan uji laboratorium. Hasilnya menunjukan ternyata susu kuda dari Saneo memiliki kualitas terbaik. Sejak saat itulah warga Desa Saneo mulai berinisiatif mempertahankan usaha ternak kuda liar untuk diperah susunya. Bahkan hampir setiap pengusaha susu kuda memiliki dua hingga tiga ekor kuda betina sebagai penghasil susu rumahan.
ADVERTISEMENT
Warga yang tidak memiliki kuda ternak, tetapi tertarik dalam usaha ini biasanya akan menjadi pengepul. Merekalah yang berjasa untuk mengatur orderan susu kuda, hingga bisa dikirim kebeberapa kota di Indonesia. Tahun 2018 lalu susu kuda liar banyak disebarkan di luar daerah seperti Kalimantan bahkan Luar Negeri.
“Pesanan bahkan sampai Malaysia,” akui Yuni dengan nada semangat membudayakan susu kuda liar.
Susu Kuda Diperah Menggunakan Gayung. Foto: Syatriadin Yosan/Info Dompu
Masa produktif kuda menghasilkan susu hanya selama enam bulan dalam setahun terhitung sejak saat kuda melahirkan. Setiap kuda bisa menghasilkan susu sebanyak tiga liter setiap hari. Jika sehari menghasilkan tiga liter maka dalam enam bulan bisa menghasilkan 540 liter susu kuda liar.
Ditingkat peternak susu dijual Rp 75 ribu per liter. Selama enam bulan peternak susu kuda liar bisa menghasilkan Rp 40,5 juta atau Rp 6,75 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Kuda betina penghasil susu ternyata memiliki harga cukup mahal, mulai dari harga delapan juta rupiah hingga sepuluh juta per ekor. Usai menghasilkan susu, kuda yang berakhir masa menghasilkan susu tersebut kembali dilepas liar di padang savana agar cepat melakukan perkawinan.
Ditemui di tempat terpisah Firman, pengepul susu kuda liar lainnya (3/11/2019), mengaku bahwa pasaran susu kuda liar makin meningkat. Saat ini pesanan susu kuda liar terbanyak masih di wilayah NTB, untuk wilayah pulau Jawa dan sekitarnya masih belum menentu.
“Alhamdulillah mendapatkan hasil yang lumayan banyak,” cetusnya sambil bergurau akan meningkatkan omzet susu kuda liarnya.
-
Penulis: Syatriadin Yosan