Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Tambang 'Liar' di Dompu NTB Bisa Capai 500 Ons Emas dalam Seminggu
25 Maret 2019 18:48 WIB

ADVERTISEMENT
Info Dompu - Aktivitas tambang ‘liar’ atau tambang tradisional emas dan mineral berharga lainnya yang berlokasi di Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki penghasilan bernilai besar. Dalam seminggu warga yang berprofesi sebagai penambang bisa menghasilkan 300-500 ons emas per minggu.
ADVERTISEMENT
Tambang tradisional menggunakan linggis dan palu ini, seakan menghipnotis warga dengan hasil yang menggiurkan. Dengan emas yang dihasilkan dalam satu minggu jika dirupiahkan maka pendapatan bisa mencapai Rp 1,5 Juta.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penambang terlebih melakukan pengecekan lokasi tambang. Sebab, penambangan itu tidak sembarang dilakukan meski masih menggunakan alat seadanya.
Hal pertama yang dilakukan adalah menggali lubang berdiameter 1-2 meter dengan kedalaman bisa mencapai 50 meter. Usai menggali lubang, penambang akan mengumpulkan bongkahan batu atau material hasil galian yang memiliki kandungan emas. Kemudian material batu akan dipecah menjadi unsur yang lebih kecil lagi dengan cara manual maupun dengan bantuan mesin pemecah batu rakitan. Material yang sudah hampir halus tersebut kemudian akan dimasukan dalam mesin gelondong selama 11 jam lamanya.
Material yang sudah dimasukan kedalam mesin penggelondong akan dicampur dengan takaran air raksa.
ADVERTISEMENT
“Penggunaan air raksa harus disesuaikan dengan banyaknya material yang dimasukan dalam mesin gelondong,” kata Ardian (30) pekerja gelondongan asal Lombok kepada Info Dompu (23/3).
Tujuan penggunaan air raksa ini untuk memisahkan antara limbah dengan kandungan emas. Usai pengolahan dilakukan, limbah tersebut dimasukan kedalam wadah untuk dipisahkan.
“Nanti bisa dilihat antara emas dan limbah. Dia akan terpisah dengan sendirinya,” jelas Ardian.
Keinginan untuk mendapatkan penghasilan tinggi membuat warga asal Pulau Lombok pun ikut tertarik. Sebagian penambang merupakan warga asal Pulau Lombok yang sengaja datang untuk mengais rejeki di perbukitan Pajo. Tidak hanya warga asal Lombok warga asal Kabupaten Bima pun tidak ketinggalan mencoba berburu emas.
Para penambang ini, rupanya sudah dua tahun lebih menjajah perbukitan Pajo. Saat musin penghujan tiba, pemburu lubang kedalaman 50 meter ini tidak merasa ketakutan. Justru semakin bersemangat mengambil bongkahan material mengandung emas.
ADVERTISEMENT
“Kalau kami menggali lubang sudah biasa, jika terjadi longsor pasti kami meninggal. Kalau tanah longsor itu sudah ada tandanya,” ucap Jufri (42) mantan penggali lubang tambang asal Desa Sila Kabupaten Bima.
Penggalian pada musim penghujan kedalaman hanya 10-20 meter saja. Jika pada musim kemarau ia, mengaku penggalian lubang capai 50-70 meter. Penghasilan pada musin penghujan justru lebih banyak dibandingkan musim kemarau. Sebab proses penggalian musim penghujan lebih gampang dan menghasilkan bongkahan lebih banyak.
Selama menggeluti aktivitas penambangan, ia, mengaku ditegur oleh aparat pemerintahan agar tidak melakukan aktivitas penambangan. Namun, karena masyarakat sudah mendapatkan hasil yang mengguirkan, hingga kini masyarakat justru semakin tergiur dalam mencari bongkahan emas.
“Namanya masyarakat yang sudah enak dapat hasil, ya nggak bisa ditegur, malah mereka menjadi-jadi kalau ditegur,” terangnya sembari mengatakan semakin dalam penggalian maka semakin banyak emas didapati.
ADVERTISEMENT
Pelaku penambangan lain, Hidayat (32) mengaku (23/3) saat ini warga masyarakat Kecamatan Pajo sudah sebagian mencoba mengais rejeki dengan tambang manual. Sebab penghasilan sangat menjanjikan.
“Dibandingkan bertani, seminggu tambang emas ini bisa dapat satu juta lebih,” akuinya. Ia juga mengatakan penggalian saat ini sudah lebih. Meski penggalian lubang harus berpindah tempat. Kini penggalian lubang tidak harus dalam, sebab bongkahan yang mengandung emas sudah ada pada permukaan perbukitan.
Kabag Humas dan Protokoler Bupati Dompu, Muhammad Iksan (25/3) kepada Info Dompu saat dikonfirmasi mengakui aktivitas penambangan masih terlihat di perbukitan gunung Pajo. Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, pihaknya akan melalukan teguran bersifat himbauan dan sosialisasi bekerjasama dengan pemerintah Kecamatan Pajo dan Desa.
ADVERTISEMENT
Diceritakan, tambang manual sudah berjalan sejak otoritas pertambangan masih di Pemerintah Kabupaten Dompu, meski kewenangan tersebut sudah berpindah ke Provinsi. Sebelumnya, pemerintah sudah melakukan beberapa kali penerbitan serta mensosialisasikan atas bahaya yang akan timbul sebagai akibat proses penambangan serta pengolahan hasil tambangnya.
“Meski begitu Pemda Dompu akan tetap mengontrol aktivitas penambangan tersebut,” jelasnya. Tambang yang memiliki ijin resmi kata dia, diwilayah Kecamatan Pajo hanya tambang Galena. Sampai saat ini tidak diketahui jelas apakah tambang tersebut masih beroperasi atau tidak. “Nanti kita akan mengcek kembali tambang Galena,” pungkasnya.
-
Penulis: Syatriadin Yosan