Tanggapi Darurat Bunuh Diri Remaja, DP3A Dompu Akan Terus Bergerak

Konten Media Partner
21 Maret 2019 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Dompu. Foto: Nining Febriani/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Dompu. Foto: Nining Febriani/Info Dompu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) khusunya di Kecamatan Hu’u sedang darurat bunuh diri. Pasalnya awal tahun ini sudah terdapat 7 orang korban, dua orang berhasil diselamatkan sedangkan lima orang lainnya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Daryati Kustilawati (52) adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Dompu, NTB. Setelah mendengar kabar anak yang bunuh diri di Kecamatan Hu'u pada Minggu, 17 Maret 2019, dirinya langsung bertandang ke rumah duka.
Daryati mengaku telah bergerak sejak Januari 2019 untuk mendalami peristiwa bunuh diri di kalangan remaja Dompu, khususnya di Kecamatan Hu'u. DP3A bekerja sama dengan dinas-dinas terkait seperti Kemenag (Kementerian Agama), Forum Anak Dompu, Babinsa, Camat, Tim penggerak PKK, Komisi Perlindungan Anak Desa, serta Psikolog untuk keliling ke sekolah-sekolah yang ada di kecamatan Hu’u. Upaya ini agar dapat menggali persoalan bagaimana suara hati anak serta membimbing agar tidak mengambil jalan pintas seperti bunuh diri.
Ilustrasi Anak Depresi. Foto: Info Dompu
"Kami melakukan identifikasi terhadap kasus ini, apa penyebabnya, apa pemicunya. Kami telah pelajari agar kami tahu solusi apa yang akan dilakukan untuk permasalahan ini. Sejauh ini ternyata penyebabnya karena sebagian besar anak adalah kurang mendapat perhatian dari orang tua, masalah asmara, dan masalah ekonomi”. Ujar Daryati di kantornya pada Rabu (20/3).
ADVERTISEMENT
Anak sebagai generasi penerus bangsa sudah sewajarnya mendapat perlindungan dari hal apapun. Termasuk anak-anak yang ingin melakukan tindakan bunuh diri. Daryati mengatakan bahwa suatu hal yang menyedihkan jika anak-anak mengambil jalan pintas bunuh diri ketika mengahadapi masalah.
Anak usia sekolah umumnya menikmati masa remaja, bertumbuh kembang dengan baik, belajar dengan baik, mendapatkan kasih sayang, bercanda tawa dengan teman-teman dan bermain, bukan dengan mati sia-sia.
“Kami kumpulkan anak SMP dan SMA untuk melakukan dialog atau forum diskusi, kami memonitoring, melakukan pendekatan serta membimbing mereka agar tidak mengambil jalan pintas untuk hidupnya. Saya sendiri merasa prihatin, sedih sekaligus miris terhadap kasus ini, karena generasi-generasi muda kita kehilangan nyawa dengan hal-hal yang sepele. Maka dari itu kami akan selalu menangani hal ini dengan serius dan selalu mengawasinya” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Daryati menambahkan, sementara bagi anak yang melakukan percobaan bunuh diri dan gagal atau selamat, nanti akan selalu didampingi serta diberi bimbingan oleh psikolog. Hal ini dilakukan agar selanjutnya tidak ada lagi percobaan bunuh diri.
Daryati pun mengajak seluruh masyarakat Dompu untuk peduli terhadap permasalahan yang muncul ini.
"Kita harus sama-sama menyelesaikan kasus ini, agar tidak ada lagi korban selanjutnya. Tentu saja kita tidak berdiam diri dalam kondisi ini, kita harus bergerak, semuanya harus turut andil. Pemerintah, masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, guru disekolah dan terutama keluarga. Agar kondisi ini bisa diatasi” pungkasnya sebelum mengakhiri sesi wawancara dengan Info Dompu.
-
Penulis: Nining Febriani