Tembak Anjing Rabies Sudah Ada Aturannya

Konten Media Partner
27 Februari 2019 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangkai anjing Depan Kantor Desa Tembalae, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu Foto: Ilyas yasin/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai anjing Depan Kantor Desa Tembalae, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu Foto: Ilyas yasin/Info Dompu
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu, aksi penembakan anjing liar sempat viral di sosial media masyarakat Dompu. Aksi ini dilakukan karena mulai adanya korban yang digigit oleh anjing pembawa virus rabies di tengah masyarakat. Foto-foto bangkai anjing yang dibagikan di sosmed menimbulkan banyak pro dan kontra di kalangan netizen. Komentar yang muncul banyak yang menunjukkan prihatin atas aksi ini. Namun, ada juga netizen yang mengutuk anjing-anjing tersebut karena sudah ada sanak saudaranya menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Sebelum peristiwa penembakan anjing berlangsung, pemerintah daerah sudah mulai keliling ke desa-desa untuk menghimbau kepada masyarakat agar waspada terhadap anjing-anjing dengan ciri-ciri tertentu, seperti suka menyendiri dan tampak sakit di pojok-pojok rumah. Menanggapi pengumuman tersebut masyarakat mulai mengecek kondisi anjing yang mereka miliki, hingga ada anjing dengan kondisi sakit langsung diberi makanan yang dikasih racun, setelah mati langsung dikuburkan.
Hasil investigasi yang dirilis Dinas Kesehatan NTB pada 18 Februari 2019 menunjukkan bahwa di Kabupaten Dompu terdapat 685 kasus gigitan anjing, yang sudah divaksin 678 orang, anjing yang positif rabies 26 ekor, dan korban meninggal dunia 6 orang. Hingga data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu menyebutkan kasus rabies di Dompu sudah mencapai angka 760 kasus.
ADVERTISEMENT
Di Desa tembalae Kecamatan Pajo, anjing-anjing dieksekusi pada malam hari dan masih dibiarkan hingga hari berikutnya baru dikuburkan. Kurangnya koordinasi lintas sektor terutama kurangnya komunikasi dengan pihak Pemerintah Desa menyebabkan lambatnya proses penguburan.
Anjing dan Kucing yang Diduga Rabies Ditembak pada Malam Hari Foto: Arif Munandar
drh. Mujahidin dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu menyebutkan bahwa pemerintah memang terus menggencarkan upaya sosialisasi, vaksinasi maupun eliminasi untuk mengurangi dampak penyebaran virus rabies.
Pengendalian populasi anjing liar dengan cara ditembak adalah bagian dari upaya eliminasi. Penembakan hewan ini dilakukan pada bagian tubuh tertentu dengan menggunakan senapan angin sehingga tidak menyakiti hewan. Mujahidin menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Perbakin (Persatuan Penembak Indonesia). Eliminasi dengan cara ditembak dibenarkan oleh organisasi pelindung hewan dunia sehingga tidak ada hal yang dilanggar. “Yang kita eliminasi itu hanya anjing liar dalam arti tidak ada pemiliknya,” ujarnya.
Dokter Mujahidin dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu Foto: Ilyas yasin/Info Dompu
Bersamaan dengan upaya eliminasi pemerintah juga terus melakukan vaksinasi sehingga anjing akan kebal dari serangan virus. Jika anjing yang belum terinfeksi sudah divaksin maka ketika digigit oleh anjing rabies tidak akan tertular. Anjing yang tertular rabies biasanya akan mati dengan sendirinya dalam hitungan hari.
ADVERTISEMENT
Pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi ke kecamatan, desa hingga ke anak-anak sekolah. Tidak ada target waktu eliminasi karena tindakan itu bersifat sementara. Artinya begitu populasi anjing liar maupun kasus gigitan berkurang maka eliminasi akan dihentikan.