Terumbu Karang di Teluk Cempi, NTB, Rusak hingga 75 Persen

Konten Media Partner
8 Juli 2019 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Pendataan kerusakan terumbu karang di Teluk Cempi. Foto: Dokumentasi Nusa Biodiversitas Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
(Pendataan kerusakan terumbu karang di Teluk Cempi. Foto: Dokumentasi Nusa Biodiversitas Indonesia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Info Dompu – Dompu memiliki potensi bawah laut yang tidak kalah menariknya dengan daerah lain di Indonesia. Salah satunya, ada di kawasan perairan Teluk Cempi. Meski tidak terlalu terkenal seperti halnya Teluk Saleh sebagai teluk terbesar di Pulau Sumbawa, justru potensi terumbu karang Teluk Cempi tidak kalah menarik dibanding Teluk Saleh.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, begitu yang diucapkan Al Furkan (30 tahun), salah satu pegiat selam sekaligus anggota dari lembaga Nusa Biodiversitas Indonesia yang baru saja melakukan penyelaman di Teluk Cempi, Minggu (7/7).
Furkan bersama timnya melakukan penyelaman dari pesisir Pantai Ria di Kecamatan Woja, tepatnya di wilayah laut perbatasan antara Kabupaten Dompu dengan Kabupaten Sumbawa untuk memantau kondisi terumbu karang di Teluk Cempi pada Sabtu pagi (6/7). Mereka mengaku sangat menyayangkan karena kondisi terumbu karang di Teluk Cempi sudah mengalami kerusakan cukup parah.
Furkan menjelaskan penyebab kerusakan tersebut akibat penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan dengan cara pengeboman dan pembiusan ikan.
(Kerusakan terumbu karang di Teluk Cempi, Dompu. Foto: Dokumentasi Nusa Biodiversitas Indonesia)
“Nelayan kan niatnya mencari ikan tapi dengan menggunakan bom atau bius ikan, padahal cara penangkapan ikan seperti itu dapat merusak seluruh ekositem bawah laut terutama terumbu karang yang notabene merupakan habitat atau rumah bagi ikan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengatakan, adapun kerusakan terumbu karang di Teluk Cempi tepatnya di lokasi penyelaman tim Nusa Biodiversitas Indonesia berada di level sedang sesuai dengan parameter kriteria baku kerusakan terumbu karang Kementerian Lingkungan Hidup nomor 4 tahun 2001 dengan persentase kurang lebih 25 persen tutupan terumbu karang yang hidup, artinya kerusakan yang ada telah mencapai hingga 75 persen. Kerusakan jelas sudah sangat mengkhawatirkan jika terus dibiarkan tanpa adanya perhatian khusus dari pemerintah maupun masyarakat.
(Kondisi karang Teluk Cempi yang dibom. Foto: Nusa Biodiversitas Indonesia)
Furkan mengatakan potensi Teluk Cempi sangat besar terutama kawasan pesisir dan perikanan tangkapnya, ditambah dengan potensi bawah laut dengan keberadaan terumbu karang yang sangat bervariasi.
Salah satu yang Furkan lihat pada kedalaman 10 meter adalah flabellina, si kelinci laut atau siput laut bernama nudibranch. Molusca yang memiliki beragam warna ini biasanya menjadi incaran para fotografer bawah laut, maka ia pun mendokumentasikan hewan berwarna biru tersebut, kemudian ia bagikan di akun sosial medianya.
Kelinci laut atau siput laut di Teluk Cempi. Foto: Facebook Al Furkan
Terkait kerusakan yang sudah mencapai 75 persen ini, ia dan timnya sangat mengharapkan pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kabupaten Dompu juga harus mulai peduli terhadap kerusakan ini.
ADVERTISEMENT
Bastian (30) dari lembaga Wild Life Conservation (WCS) yang terlibat sebagai tim penyelaman di Teluk Cempi tersebut, mengatakan bahwa kerusakan ini sangat bisa untuk dikembalikan ke kondisi semula.
“Bisa banget untuk dikembalikan, asalkan kegiatan penangkapan ikan yang merusak dan tidak ramah lingkungan dengan pemboman dan pembiusan ikan tidak dilakukan lagi oleh nelayan," ungkapnya.
Selanjutnya menurut Bastian, juga perlu dilakukan adalah upaya pengawasan dan penegakan hukum, serta upaya recovery seperti rehabilitasi karang dan pembuatan media rumah ikan.
-
Intan Putriani