Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Sebuah akun Twitter dengan nama @pedrogondem menceritakan tentang ibunya yang merupakan salah satu pasien suspect Virus Corona asal Lombok Timur, di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang kabur saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedjono. Postingan tersebut mendapat banyak re-tweet hingga hampir mencapai 14 ribu kali per hari ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi ibu saya pulang umroh sekitar awal Maret yg lalu, kemudian mendapatkan gejala Corona berupa flu, batuk dan demam" tulis Pedro dalam thread Twitter-nya.
Pedro (27) yang dihubungi Info Dompu, Senin (15/3), menceritakan alasan ia menulis thread yang viral tersebut. Menurutnya para suspect Corona yang pernah diisolasi tidak ada yang berani speak up ke publik. Terutama untuk mereka dari daerah-daerah dengan fasilitas dan pelayanan kesehatannya masih kurang.
"Saya juga ingin memberikan ketenangan kepada masyarakat bahwa Corona ini sama dengan virus-virus lain yang sebelumnya. Seperti Sars, Mers, Influenza, dan yang lainnya" ujar Pedro melalui pesan Twitter.
Lanjutnya, kondisi Corona saat ini hanya karena belum ada vaksinnya makanya jadi menakutkan. Ia melihat banyak masyarakat cenderung menakuti jumlah kematian akibat Corona. Padahal menurutnya, itu hanya sebagian kecil yang meninggal daripada sebagian besar yang sembuh.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak takut menyebarkan informasi ini karena saya percaya, bahwa masyarakat lainnya itu berhak tahu siapa aja yg suspect atau bahkan positif corona, sehingga bisa menjaga jaraknya agar tidak ikut tertular," tulis Pedro di Twitter-nya juga.
Sang ibu yang sudah berusia 62 tahun itu, menurut Pedro memang awal lebih memilih tak ingin dirawat di Rumah Sakit. Namun, anak-anaknya tetap membawanya ke RSUD Soedjono hingga ibunya menjalani beberapa pemeriksaan dan dibawa ke ruang isolasi.
"Pernah baca "pasien suspect corona kabur dari rumah sakit" ? Saya baca di instagram @instalombok_, komennya memaki-maki pasien tersebut karena tidak bersyukur atau "pagah toaq" untuk diobati," sesalnya.
Pedro dan keluarganya sangat memahami keresahan masyarakat. Tetapi sang ibu benar-benar merasa tidak nyaman dengan kondisi rumah sakit saat itu. Apalagi ibunya di tempatkan sendirian tanpa teman bicara dan tanpa hiburan, belum lagi ruangan isolasi rumah sakit pada saat itu sempit, panas, gelap, kotor dan fasilitas tidak memadai. Hal tersebutlah yang membuat sang ibu memilih 'kabur' setelah beberapa jam diisolasi.
ADVERTISEMENT
"Jangankan Untuk orang tua, mungkin kalian jg akan merasakan setres, bingung, dan itu terjadi ke ibu saya, bahkan sakit darah tingginya muncul, membuatnya pusing dan tidak ada nafsu makan. Akhirnya atas keinginan dia, keluarga membawanya pulang tanpa mengabari pihak rumah sakit," tulisnya lagi.
Meskipun kabur, pihak Dinas Kesehatan akhirnya bisa menemukan 'jejak' sang ibu dan menemukan rumahnya. Pedro juga mengungkapkan, warga sekitar juga sempat heboh dan mengunjungi sang ibu dengan menggunakan masker dan pakaian yang berlapis-lapis.
"Sebelum itu, sempat heboh di warga sekitar datang melihat ibu saya menggunakan masker dan pakaian-pakaian berlapis, dimana sebelumnya tersebar hoax bahwa ibu saya kena corona," tulisnya.
Berkat sigapnya tim medis dari Dinas Kesehatan Lombok Timur, itulah yang membuat Pedro bersyukur. Ibunya saat ini masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) Pemerintah Provinsi NTB.
ADVERTISEMENT
"Setelah itu, Ibu saya masuk dalam kategori ODP (Orang dalam Pemantauan) Pihak Dikes dalam hal ini ditunjuk Puskesmas terdekat untuk memantau perkembangan ibu saya dan orang-orang yg berinteraksi dengan ibu saya," lanjutnya.
Saat ini sudah hampir 14 sang ibu kabur dari RSUD Soedjono dan selalu mendapat kunjungan dari petugas kesehatan. "Sudah 12 hari sejak ibu saya "kabur" dari rumah sakit, dan setiap hari orang puskesmas datang ke rumah utk memantau kesehatan ibu saya. Alhamdulillah-nya flu, batuk dan demam ibu saya sudah sembuh dari seminggu yg lalu," terangnya.
Dalam waktu kurang dari 2 hari lagi, menurut Pedro ibunya akan memasuki tahap akhir inkubasi virus, sehingga bisa dinyatakan negatif.
"Di awal-awal, ibu saya sedih dijauhi oleh warga sekitar, namun setelah sembuh dari gejala virusnya, dia sudah enjoy bisa beraktifitas seperti biasa walaupun masyarakat sekitar masih ada yg khawatir utk berinteraksi, tapi dia sudah memakluminya," jelasnya.
Pedro melalui postingan-nya sangat berterima kasih kepada tenaga medis yang memantau sang ibu. Apalagi Pedro menyadari risiko tertular sangat besar, tetapi mereka tetap menjalani tugas mulia demi kesembuhan orang lain.
ADVERTISEMENT
Menurutnya dengan membagikan kisah sang ibu yang kabur dari RSUD, ia tidak bermaksud membela sang ibu. Ia ingin menyampaikan bahwa betapa tidak nyamannya saat diisolasi akibat virus ini.
"Oh ya, saya tidak dalam posisi membenarkan tindakan ibu saya yg "kabur" , hanya memberikan cerita dari point of view suspect nya saja, biar masyarakat tahu apa yg mereka hadapi ketika diisolasi, mengingat masyarakat sudah banyak kemakan hoax dan politisasi wabah ini 🙏" tulisnya sebelum mengakhiri thread tersebut.
Ada beragam reaksi netizen yang memberikan tanggapan terhadap story yang dibagikan Pedro. Salah satunya dari akun Twitter @sissassy.
"Tetap saja kabur dari RS tidak bisa dibenarkan. Kepikiran g, kalau ternyata positif serumah termasuk tetangga kanan-kiri kena getahnya harus isolasi juga. Ini masukan buat rumah sakit supaya menyediakan hiburan TV/WiFi/koran/majalah, jg lebih transparan dgn prosedur isolasinya," tulis @sissassy.
ADVERTISEMENT
Pedro juga memberikan beberapa saran, salah satunya ia meminta siapa pun untuk mengurangi keluar rumah dan memanfaatkan momen tersebut untuk quality time dengan keluarga.
"Ingatlah, virus corona ini sifatnya self limiting disease, yg artinya bisa sembuh sendiri seperti flu. Ibu saya yg sudah berusia 60 tahun ke atas pun, yg semoga segera, bisa sembuh, apalagi kalian yg masih muda" tulis Pedro sebagai simpulan.
-
Intan Putriani