Konten Media Partner

Bank Sampah di Pangkalan Bun Kembangkan Batako dari Limbah Plastik

27 Februari 2022 15:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batako plastik yang dikembangkan oleh Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo, Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun. Foto: IST/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Batako plastik yang dikembangkan oleh Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo, Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun. Foto: IST/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Selain memproduksi tali rafia, Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo Pangkalan Bun saat ini juga mengembangkan inovasi lain yang tak kalah menarik, yaitu pemanfaatan limbah plastik untuk bahan campuran batako.
ADVERTISEMENT
Produk yang diberi nama batako plastik ini terbilang ramah lingkungan, lantaran dalam pembuatannya memanfaatkan limbah yang sudah tidak lagi memiliki nilai ekonomis dan sampah yang sulit terurai.
Meski menggunakan campuran limbah, namun batako plastik ini terbukti lebih kuat jika dibandingkan dengan batako sejenis yang beredar di pasaran. Hal ini berdasarkan hasil uji kekuatan di laboratorium milik Dinas PUPR Kobar.
Direktur Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo, Syamsul Arifin, mengatakan pembuatan batako plastik tersebut sejatinya tidak jauh berbeda dengan pembuatan batako pada umumnya. Hanya saja, penggunaan material batu koral batako diganti dengan bijih plastik sisa pemilahan.
"Batako plastik ini sudah kami lakukan uji lab. Hasilnya memang lebih kuat dari batako dijual di pasaran. Sementara kami produksi untuk keperluan pribadi dulu," kata Syamsul, Minggu (27/2/2022).
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, pihaknya melakukan ujicoba menggunakan batako plastik sebagai material bangunan musala dan rumah pribadi yang berada tak jauh dari bank sampah yang dikelolanya.
"Musala sama rumah ini pakai batako plastik. Alhamdulillah bangunan jadi lebih kokoh. Ini sudah saya coba sekitar 4 tahun lalu," tuturnya.
Syamsul berharap produk yang dikembangkannya ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah, terutama dalam peningkatan infrastruktur daerah. Dengan demikian, program 3R (Reus, Reduce, Recycle) benar-benar direalisasikan.
"Pemda kan punya program rumah tidak layak huni. Kalo bisa pakai batako plastik. Jadi secara tidak langsung ikut berkontribusi mengurangi limbah plastik di masyarakat," harapnya.
Selain itu, menurut Syamsul, pembuatan batako plastik ini menjadi peluang usaha bagi masyarakat karena dalam pembuatannya membutuhkan banyak tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
"Bisa jadi program padat karya, di satu sisi menyerap tenaga kerja, di sisi lain bisa jadi produk unggulan daerah," pungkas Syamsul Arifin.