Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bunga Bangkai Setinggi 2 Meter Ditemukan di Kebun Sawit Warga Aruta
14 Juni 2019 19:14 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Warga Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, menemukan tanaman langka sejenis bunga bangkai yang diduga amorphophallus perkebunan sawit Desa Sukarami, sekitar pukul 16.15 WIB, Jumat (14/6).
ADVERTISEMENT
Tanaman langka dengan tinggi sekitar 2 meter tersebut tumbuh di lahan perkebunan sawit milik Epriadi. Setelah menemukan ada tanaman langka di lahan miliknya, Erpriadi lantas melaporkan adanya temuan tanaman tersebut kepada Polsek Aruta.
Kanit Binmas Polsek Aruta, Bripka Ratno Eko Mandiri, menyampaikan awalnya mendapat informasi dari Erpriadi saat hendak memanen buah sawit di kebunnya. Tanpa sengaja, ia melihat ada tumbuhan yang menjulang tinggi sekitar 2 meter.
"Dia tidak tahu apakah ini bunga bangkai atau bukan, makanya dia melapor ke kita," ujar Eko, kepada InfoPBUN, Jumat (14/6).
Eko meneruskan, tinggi bunga bangkai tersebut sekitar 2 meter, tercium aroma busuk dan terdapat lalat hinggap di bunga bangkai yang belum mekar tersebut. "Kita beri kayu untuk menahan tanaman itu tidak roboh, mungkin dua atau tiga hari kita lihat lagi perkembangannya," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, adanya temuan bunga bangkai ini merupakan momen yang sangat langka terjadi. Pasalnya tanaman tersebut hanya tumbuh beberapa hari saja.
"Untuk itu kita ambil momennya, karena termasuk jarang di Kobar ini. Sementara ini hanya kita yang tahu," imbuhnya.
Sementara itu, jarak tempuh dari Kelurahan Pangkut menuju Desa Sukarami sekitar 15 kilometer, menggunakan transportasi roda empat membutuhkan waktu sekitar 25 menit dengan kondisi jalan rusak.
"Ini jadi momen bersejarah di Sukarami, baru pertama kali ini ada bunga bangkai," pungkasnya. (Joko Hardyono)