Konten Media Partner

Dampak Gangguan Listrik, Biaya Operasional RSSI dan PDAM Tirta Arut Bengkak

13 Oktober 2022 17:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun turut merasakan dampak gangguan listrik yang terjadi di Kotawaringin Barat (Kobar). Foto: IST/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun turut merasakan dampak gangguan listrik yang terjadi di Kotawaringin Barat (Kobar). Foto: IST/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Dampak gangguan listrik PLN lebih dari 30 jam yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, membuat operasional rumah sakit dan perusahaan air minum daerah (PDAM) kian membengkak.
ADVERTISEMENT
Direktur Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun, dr Fachruddin mengutarakan guna menanggulangi gangguan listrik ini, pihaknya mengoperasikan mesin generator set (genset) berkapasitas 1.500 KVa.
Dalam sejam, jelas Fachruddin, konsumsi BBM untuk operasional mesin genset itu mencapai 100 liter per jam. Ditaksir pengeluaran biaya operasional lebih dari Rp 45 juta per hari.
"Sampai sekarang pemakaian BBM (solar) kurang lebih 5.000 liter. 1 jam pemakaian solar untuk genset bisa lebih 100 liter. Kalkulasikan aja per liternya sekarang Rp 19.500," ucap dia.
Fachruddin menerangkan bahwa suplai pasokan listrik untuk RSSI tergolong cukup besar sehingga daya yang berasal dari PLTD Kumai belum bisa digunakan sepenuhnya.
Saat kunjungannya ke RSSI, pihak PLN juga belum bisa memastikan kapan perbaikan gangguan listrik pada jaringan interkoneksi SUTT bisa rampung.
ADVERTISEMENT
"Dalam kunjungan PLN ke RSSI, belum ada kepastian listrik nyala. Sementara listrik dari PLTD Kumai, belum bisa suplai ke RSSI karena kebutuhannya besar. Nanti PLN akan bersurat," terang pria yang akrab disapa dr Unding ini.
Direktur PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun Sapriansyah. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
Ia menambahkan gangguan listrik yang terjadi saat ini belum memberikan dampak signifikan terhadap alat medis rumah sakit. Meski begitu, dia berharap ada kompensasi akibat terganggunya pasokan listrik.
"Untuk kerusakan belum terdampak karena RSSI punya genset 1500 KVa yang terpakai sekitar 800 KVa jadi masih stabil. Harusnya PLN kasih kompensasi," tukas dia.
Terpisah, Direktur PDAM Tirta Arut Sapriansyah juga menginformasikan adanya peningkatan biaya operasional dalam pengolahan air bersih.
Sebab, PDAM kini mengolah 10 unit pengolahan yang tersebar di 6 kecamatan. Semuanya mengoperasikan mesin genset untuk memastikan pasokan air bersih sampai ke pelanggan.
ADVERTISEMENT
"Total 200 liter dalam sejam untuk operasional genset. Saat ini kita punya 10 unit pengolahan. Alhamdulillah pasokan air bersih masih aman," imbuh Sapriansyah.
Lebih lanjut sambungnya, apabila ada pelanggan yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih maka bisa langsung menghubungi petugas PDAM.
Sementara bagi masyarakat yang bukan pelanggan, tetap bisa dilayani dengan catatan mengganti biaya operasional pengantaran.
"Kita upaya pelayanan prima. Untuk pelanggan kita antar secara gratis, kalo masyarakat cuma dikenakan biaya pengantaran aja, tergantung jarak," pungkas nya.