Generasi Milenial Tidak Boleh Golput, ini Alasannya

Konten Media Partner
5 November 2020 9:23 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Tahukah kamu golput itu tidak keren. Terutama untuk kamu yang ngaku generasi milenial.

Ilustrasi Pilkada Serentak: Yonshiro
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pilkada Serentak: Yonshiro
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah kamu jika pemilu adalah satu-satunya kegiatan negara yang melibatkan warga negara tanpa terkecuali secara aktif. Pada bulan Desember nanti akan diadakan Pilkada serentak pada tahun 2020 merupakan keempat kalinnya diselenggarakan di Inodensia. Tak salah bila kemudian suasana politik jadi riuh menjelang pemilu. Orang-orang ribut bicara soal pemilu. Sayangnya di antara yang riuh itu, masih ada juga yang memilih golput. Padahal golput itu tidak keren. Terutama untuk kamu yang ngaku generasi milenial. Meskipun kamu tidak tertarik dengan urusan politik, paling tidak jangan memilih golput, Kenapa? Ini alasannya:
ADVERTISEMENT
Beberapa generasi milenial mungkin tidak menemukan mana calon pemimpin terbaik untuk negara, lalu memutuskan untuk golput. Mau kamu memilih atau tidak, bakal ada yang terpilih. Bedanya suara kamu tidak terhitung. Tapi yang tidak kamu salurkan itu tetap menentukan. Bagaimana jika yang terpilih adalah mereka yang tidak amanah? fikrikan lagi ya.
Jadi, jangan berpikir bahwa suara kita tidak akan memengaruhi hasil pemilu. Tidak peduli berapa jumlah partisipasi pemilih pada Pilkada nanti. Apalagi kalau kamu nggak memilih, jatah hak suaramu justru bisa dimanfaatkan oleh oknum curang.
Apa yang akan terjadi kalau semua generai milenial berpikiran sama untuk golput? Padahal hampir setengah dari pemilih berasal dari generasi milenial. Tidakkah pemilihan akan gagal kalau hal seperti itu terjadi?
ADVERTISEMENT
Tidak semua orang mempunyai hak pilih dalam Pemilu. Ada beberapa syarat yang harus dimiliki calon pemilih agar dapat terdaftar sebagai pemilih aktif pemilu. Salah satunya ialah telah berumur 17 tahun ke atas dan telah terdaftar dalam DPT. Tentu sangat disayangkan kalau sudah memenuhi syarat untuk memilih tapi tidak dipergunakan.
Hal postif yang bisa kamu ambil dari pemilu adalah belajar memutuskan. Menentukan pilihan terbaik. Jika selama ini kamu hanya mengikut pada pilihan orang tuamu, mulailah untuk bersikap mandiri. Setelah itu kamu bisa membandingkannya. Kalau tidak ada yang baik di matamu, maka pilih saja yang terbaik di antara yang terburuk. Paling tidak kamu memiliki pilihan sendiri. Lagipula tidak ada yang berhak untuk menghakimi pilihanmu. Berani menyalurkan hak pilih sama dengan kamu berani menentukan pilihan sendiri.
ADVERTISEMENT