Gubernur Kalteng Mengaku Salah Telah Melempar Botol ke Lapangan

Konten Media Partner
3 November 2019 14:21 WIB
Gubernur Sugianto Sabran saat bersalaman dengan Kapolresta Palangka Raya AKBP Timbul R.K.Siregar,Jumat 01 November 2019.(FOTO: Diskominfo Provinsi Kalteng)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sugianto Sabran saat bersalaman dengan Kapolresta Palangka Raya AKBP Timbul R.K.Siregar,Jumat 01 November 2019.(FOTO: Diskominfo Provinsi Kalteng)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, Palangka Raya - Aksi pelemparan botol yang dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Tengah ke arah panitia pertandingan dalam laga Kalteng Putra Vs Persib Bandung, Jumat (1/11), sedang menjadi perhatian publik tanah air dan Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Aksi yang berujung pada adu mulut dengan Kapolresta Palangka Raya, AKBP Timbul R. K. Siregar, di stadion Tuah Poe tersebut mendapat sejumlah penilaian dari netizen dan juga masyarakat. Ada yang mengecam dan ada pula yang menyanjung. Semuanya melihatnya dari perspektif berbeda.
Terhadap persoalan ini, Gubernur Sugianto Sabran secara tegas mengatakan dirinya mengaku salah dan meminta maaf kepada publik tanah air yang merasa terganggu dengan insiden ini.
"Pada tempat pertama tentunya saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia umumnya, dan Kalimantan Tengah khususnya, yang mungkin merasa terganggu dengan apa yang saya lakukan beberapa hari lalu," ujar Sugianto, Minggu (3/11).
Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai tersebut menjelaskan insiden pelemparan botol yang dilakukannya tersebut bukan tanpa alasan. Ada hikmah dibalik insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya terus terang sangat kecewa karena beberapa kali tim Kalteng Putra selalu dirugikan oleh keputusan wasit," ujarnya.
"Ketika beberapa kali pemain Kalteng Putra melakukan tackle langsung diberikan kartu, tetapi ketika hal yang sama dilakukan Persib malah tidak diberi sanksi apa-apa. Ini maksudnya apa," tambah Sugianto.
Mantan anggota DPR RI tersebut juga menilai bahwa dunia sepak bola di Indonesia tidak akan pernah berubah jika masih tertanam permainan kotor didalam tubuh PSSI dan perangkat pertandingan lainnya.
"Sudah empat kali Kalteng Putra selalu dirugikan tetapi PSSI mendiamkan saja. Mafia bola terdengar dimana-mana dan prosesnya tidak pernah usai," ujarnya.
Sugianto berharap aksi pelemparan botol tersebut tidak dijadikan polemik. Dia mengatakan, lebih dari itu, dirinya sebenarnya resah akan kondisi sepakbola di Indonesia yang, menurutnya, masih bermasalah.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya itu cuma mengingatkan. Wajar menurut saya, daripada masyarakat Kalteng yang marah dan beberapa kali tidak pernah berubah. Mau jadi apa persepakbolaan Indonesia kalau begini terus. Kepemimpinan wasit dan PSSI tidak berani mengambil tindakan tegas," jelasnya.
Sementara itu berkaitan dengan kemurkaannya pada pihak keamanan yang menegurnya saat insiden pelemparan botol, Suami Ivo tersebut mengatakan tidak perlu dibesar-besarkan dan membuat polemik yang meluputkan substansi persoalan sepak bola di tanah air.
"Pak Kapolres kan yang tunjuk dan suruh saya turun. Ya saya turun waktu itu. Sebenarnya tidak ada masalah. Saya kan bapaknya Pak Kapolres juga, jadi sangat bijak, saya datangi dan meminta maaf. Tapi bukan karena saya salah," ujarnya.
Secara terpisah Kapolresta Palangka Raya, AKBP Timbul R.K Siregar, mengatakan apa yang dilakukannya terhadap Gubernur dan para suporter adalah bagian dari tanggung jawab sebagai petugas keamanan.
ADVERTISEMENT
"Tentunya kami tidak mau kalau situasi pertandingan menjadi kacau dan menimbulkan persoalan negatif yang tentunya tidak diinginkan oleh kita semua. Pada prinsipnya kami menjalankan tugas saja," jelas Timbul, Minggu (3/11).
"Apa yang dilakukan oleh Gubernur ya bagian dari provokasi. Kalau memang tidak puas dengan wasit kan ada prosedurnya, bukan melempar botol. Karena berbahaya jika semua suporter melakukan hal yang sama. Kami hanya menjalankan tugas saja," tutupnya. (Arnoldus)