IMG-20190927-WA0065.jpg

Induk Tenggiling Bersama Anaknya Ditemukan Mati Terpanggang

27 September 2019 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua ekor Trenggiling ditemukan Tim Satgas Karhutla Kobar mati hangus terpanggang di lokasi Karhutla Sungai Bamban, Pangkalan Bun. (Foto: Tim Satgas Karhutla Kobar)
zoom-in-whitePerbesar
Dua ekor Trenggiling ditemukan Tim Satgas Karhutla Kobar mati hangus terpanggang di lokasi Karhutla Sungai Bamban, Pangkalan Bun. (Foto: Tim Satgas Karhutla Kobar)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Dua ekor tenggiling (Manis Javanica Syn. Paramanis Javanica) yang terdiri dari induk dan anak menjadi korban Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Sungai Bamban, Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng).
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar telah berupaya semaksimal mungkin melalui Tim Satgas Kahutla Kobar melakukan penanggulangan Karhutla di wilayah Kobar. Namun tragisnya, hewan langka yang dilindungi tersebut tidak lepas dari kobaran api hingga mati terpanggang dihabitatnya sendiri.
Dua ekor Tenggiling tersebut ditemukan mati menggenaskan dalam keadaan hangus terbakar saat Tim Satgas Karhutla Kobar melakukan pemadaman. Kedua hewan pemakan serangga ini ditemukan dalam tumpukan semak yang terbakar, dan segera Tim Satgas Karhutla melakukan koordinasi dengan SKW II BKSDA Kalteng.
Kepala SKW II BKSDA Kalteng Dendi Sutiadi membenarkan, bahwa BKSDA mendapat laporan dari Tim Satgas Karhutla yang telah menemukan dua ekor Tenggiling yang mati akibat terjebak kebakaran hutan dan lahan sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa (25/9).
ADVERTISEMENT
Ketika mendapat laporan, lanjut Dendi, BKSDA Kalteng bergerak menuju lokasi kebakaran di daerah Sungai Bamban dan mengevakuasi bangkai Tenggiling yang sudah hangus tersebut ke Kantor SKW II BKSDA Kalteng yang berada di HM. Rafi'i Pangkalan Bun.
"Kemudian oleh staf SKW II Pangkalan Bun, bangkai Tenggiling langsung dikuburkan di belakang kantor," ujar Dendi, Jumat (27/9).
Menurut Dendi, dampak Karhutla sangat luas dan kompleks, tidak hanya manusia yang terdampak kabut asap, namun juga terdampak pada keberlangsungan ekosistem habitat satwa dan fauna. Seperti yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur beberapa waktu lalu juga ditemukan beberapa ular piton mati terpanggang di lokasi Karhutla.
"Tidak hanya itu, Orang utan juga harus di evakuasi oleh BKSDA dari lokasi Karhutla di Jalan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama belum lama ini. Selain habitatnya rusak, jangkauan untuk pangan mereka juga semakin berkurang akibat dimakan api," pungkasnya. (Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten