Ini Alasan Kembang Serai dan Pulut Diburu saat Pawai Nasi Adab di Pangkalan Bun

Konten Media Partner
6 Oktober 2022 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nampak seorang bapak berburu kembang serai saat pelaksanaan pawai Nasi Adab di Pangkalan Bun. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Nampak seorang bapak berburu kembang serai saat pelaksanaan pawai Nasi Adab di Pangkalan Bun. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Pawai Nasi Adab merupakan sebuah agenda rutin yang diselenggarakan pemerintah daerah dalam rangka menyemarakkan HUT kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Pawai ini melibatkan hampir seluruh lapisan masyarakat, mulai dari instansi pemerintahan, BUMN, pemerintah desa, pelajar hingga organisasi kemasyarakatan. Maka tak heran, jika jumlah peserta pawai mencapai ribuan peserta.
Antusiasme bukan saja terlihat dari jumlah peserta, tetapi juga dari jumlah penonton yang menyaksikan pawai di sepanjang rute yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara.
Terdapat hal yang seolah wajib dibawa saat pelaksanaan Pawai Nasi Adab, yaitu nasi tumpeng ketan (pulut) berwarna kuning dan kembang serai. Kembang serai yang dimaksud adalah aksesoris yang terbuat dari batang lidi yang dililit kertas minyak.
Kembang serai berjejer di samping mobil peserta pawai Nasi Adab. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
Biasanya, nasi tumpeng dan kembang serai inilah yang menjadi incaran para warga. Mereka menunggu peserta pawai membagikan secara sukarela kepada para penonton.
ADVERTISEMENT
Kerabat Kesultanan Kutaringin H Kaspul Anwar mengatakan kedua benda itu memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat lokal yakni berupa ungkapan rasa syukur dan harapan kepada Sang Pencipta.
"Filosofi kembang serai yaitu sebagai sarana penarik rezeki dari segala arah dan dari jalan yang tak terduga untuk keperluan sandang pangan dan papan serta sebagai sarana tolak bala," ucap H Kaspul Anwar, Kamis (6/10).
Ia juga menjelaskan bahwa gelaran pawai Nasi Adab ini sudah dilakukan sejak ditetapkannya wilayah Kotawaringin menjadi daerah tingkat II kabupaten Kotawaringin Barat.
"Kalo sejarah pawai Nasi Adab itu sejak ditetapkannya hari jadi kabupaten di Balai Sembaga Mas sekitar tahun 1959," imbuh Kaspul.