Kisah 6 Kru KLM Armada Bahari Mulya Selamatkan Diri Usai Kapalnya Dihantam Ombak

Konten Media Partner
20 Desember 2020 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Saat Berangkat, Operasional Mesin Kapal dalam Kondisi Normal

Salah satu dari 6 kru Kapal Armada Bahari Mulya saat berada dalam proses penyelamatan diri usai kapal mereka tenggelam. (FOTO: Dokumen Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu dari 6 kru Kapal Armada Bahari Mulya saat berada dalam proses penyelamatan diri usai kapal mereka tenggelam. (FOTO: Dokumen Istimewa)
ADVERTISEMENT
SAMPIT- KLM Armada Bahari Mulya yang bermuatan pupuk tenggelam akibat cuaca buruk dan terkena hantaman ombak sekitar 2,5 meter di Laut Jawa, pada Rabu 16 Desember 2020. Dalam kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa atau semua kru kapal berhasil selamat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan berita acara yang diterima oleh awak media, KML Armada Bahari Mulya berangkat dari Gresik, Jawa Timur, menuju Kendawangan, Kalimantan Barat, pada Senin 14 Desember 2020 sekitar pukul 20.00 WIB. Kru kapal yang ikut dalam perjalanan tersebut sebanyak 6 orang, termasuk nakhoda.
“Waktu itu cuaca masih bagus. Dalam perjalanan tidak ada masalah apa-apa dan semuanya berjalan aman dan lancar. Bagusnya cuaca dan amannya perjalanan masih terasa sampai pada hari Selasa 15 Desember 2020,” ujar nakhoda Kapal M.Ishak yang merupakan nahkoda dari kapal tersebut.
Keesokan harinya, tepatnya pada Rabu 16 Desember 2020, cuaca ekstrim tiba-tiba terjadi. Angin kencang dan ombak yang diperkirakan setinggi 2,5 meter datang dari arah Barat Daya dan menghantam perjalanan kapal yang berukuran 26.40 M dan berkapasitas 209 GT tersebut. Rasa panik dan mencekam tentunya muncul, tetapi nakhoda mencoba yakin dengan memutar arah kapal membelakangi ombak.
ADVERTISEMENT
“Saat membelakangi arah ombak, air tetap masuk. Kami mencoba untuk mengoptimalkan seluruh pompa air yang ada untuk mengurangi air yang masuk ke dalam kapal tersebut, tetapi gagal. Air semakin banyak dan bahkan sudah memasuki mesin induk,” kisahnya.
Kondisi kapal yang sudah tidak tertolong tersebut membuat para kru kapal akhirnya berpikir untuk menyelamatkan diri sebelum kapal tenggelam. Selain menyelamatkan diri dengan menggunakan rakit, sejumlah dokumen penting dan barang-barang yang bisa selamatkan dinaikan ke atas rakit.
“Rakit kami turunkan ke laut. Barang-barang dan dokumen penting yang bisa diselamatkan kami naikan ke atas rakit. Setelah itu kami lompat satu-satu ke atas rakit untuk selamatkan diri,” terangnya.
Usai menyelamatkan diri dengan menggunakan rakit, mereka sempat melihat detik-detik kapal yang sebelumnya mereka berada tenggelam. Kapal tenggelam sekitar pukul 09.00WIB.
ADVERTISEMENT
“Saat berada di atas rakit, kami sempat berusaha mencari bantuan dengan menggunakan radio VHF, namun tidak ada yang merespon,” terangnya.
Sambil mencari terus mencari bantuan lewat radio VHF, para kru kapal yang bertahan di atas rakit tersebut juga sangat berharap adanya kapal yang lewat dan bisa diminta bantuan.
“Pada hari Kamis 17 Desember 2020 WIB, kami dapat pertolongan dari kapal Kargo tujuan Sampit dan akhirnya kami dibawa ke Sampit,” tutupnya.
Sementara itu, berdasarkan berita acara kronologi penyelamatan 6 kru Kapal yang dikeluarkan oleh PT Pelayaran Inti Internasional MV Forsithia diterangkan bahwa pada tanggal 17 Desember 2020, sekitar pukul 13.00WIB, seorang mualim jaga melihat adanya benda terapung di atas laut dan terlihat beberapa orang melambaikan tangan untuk meminta pertolongan. Setelah itu sang mualim jaga langsung memberikan informasi kepada nakhoda kapal. Setelah itu ke-6 kru kapal tersebut langsung diselamatkan.
ADVERTISEMENT