Konten Media Partner

Kisah Tim Satgas COVID-19 Kalteng yang Disumpahi ke Neraka oleh Pelanggar Prokes

13 Juni 2021 11:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjagaan dan pengecekan di Posko penyekatan mudik di Palangka Raya beberapa waktu lalu. (FOTO: Media Center Palangka Raya).
zoom-in-whitePerbesar
Penjagaan dan pengecekan di Posko penyekatan mudik di Palangka Raya beberapa waktu lalu. (FOTO: Media Center Palangka Raya).
ADVERTISEMENT
PALANGKA RAYA-Wabah COVID-19 belum juga berakhir. Setiap hari kasus positif corona terus bertambah. Dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran wabah asal Wuhan ini, pemerintah melalui tim Sagtas COVID-19 tak henti-hentinya melakukan sosialisasi hingga penindakan terhadap masyarakat. Ada masyarakat yang patuh, tetapi tidak sedikit yang tak patuh.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan tugas sebagai tim Satgas COVID-19, para petugas tak luput dari berbagai tantangan. Mulai dari ditolak, dianiaya bahkan dicerca dengan sejumlah bahasa yang tak mengenakan. Salah satunya dialami oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Palangka Raya, Alman Pakpahan beberapa waktu lalu.
Sebagai Kadishub yang juga masuk dalam tim Satgas COVID-19, Alman dikenal tegas dalam menegakan sejumlah aturan terkait protokol kesehatan. Siapapun yang tak patuh ditindaknya. Bahkan ketika masih berlakunya posko penyekatan mudik dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mantan Kadis Inspektorat itu tak kompromi memutarbalikan sejumlah kendaraan yang nekat mudik atau melanggar aturan.
"Namanya aturan tentu harus kita tegakan. Sebelumnya kan kita sudah sosialisasi. Kalau ada yang masih nekat melanggar ya itu pasti sengaja dan tidak mau tahu. Semua aturan yang dibuat itu untuk kebaikan bersama, karena saat ini kita sedang dalam situasi terdampak wabah," ujar Alman, Sabtu (12/6).
ADVERTISEMENT
Dalam penegakan aturan terkait protokol kesehatan dan larangan mudik di perbatasan beberapa waktu lalu, Alman pernah disumpahi masuk neraka oleh sejumlah warga yang hendak masuk ke Kota Palangka Raya tanpa rapid test.
"Saya waktu jaga di perbatasan sering putar balikan orang yang ingin masuk wilayah kita tanpa rapid test antigen. Ada satu penumpang sampai sumpahin saya masuk neraka. Saya jawab, saya sudah teken kontrak ke sana," kata Alman.
Ia menceritakan, kala itu penumpang tersebut dilarang masuk Palangka Raya karena tidak melengkapi diri dengan pemeriksaan COVID-19 baik PCR ataupun RT-Antigen.
"Lalu saya balas, kalau nekat masuk Palangka Raya kita akan sama-sama masuk neraka. Akhirnya dia putar balik," ujarnya.
Alman mengaku prihatin sejauh ini masyarakat masih lalai dalam menerapkan protokol kesehatan guna memutus mata rantai COVID-19. Padahal pandemi ini tak kunjung usai sampai 2 kali lebaran.
ADVERTISEMENT
"Kami terus lakukan edukasi pentingnya prokes, selain itu juga dilakukan penindakan. Jadi marilah kita bergotong-royong segera mengakhiri pandemi ini," tandasnya.