Polemik Kerupuk Basah, Ini Kata Bupati Sukamara

Konten Media Partner
3 Juli 2019 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PKK Sukamara Siti Zulaiha Windu saat memperlihatkan kuliner kerupuk basah khas Sukamara saat pesta rakyat Hari Jadi ke 17 Sukamara di Lapangan Mini Sukamara. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PKK Sukamara Siti Zulaiha Windu saat memperlihatkan kuliner kerupuk basah khas Sukamara saat pesta rakyat Hari Jadi ke 17 Sukamara di Lapangan Mini Sukamara. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
InfoPBUN, SUKAMARA - Berkunjung ke Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah tidak lengkap rasanya kalau tidak mencicipi makanan khas Sukamara yakni kerupuk basah terbuat dari ikan sungai yang merupakan khas Kota Permata ini.
ADVERTISEMENT
Namun, baru-baru ini kerupuk basah menjadi polemik di media sosial, pasalnya baik setiap daerah saling mengakui kerupuk basah merupakan kuliner asli tempatnya. Padahal, disetiap daerah pastinya memproduksi kerupuk basah, akan tetapi pastinya berbeda rasa, tekstur, warna dan nama penyebutan.
Menurut Bupati Sukamara Windu Subagio, masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri, rasa khas tersendiri dengan nama yang berbeda. Sedangkan untuk kerupuk basah di Kabupaten Sukamara berbeda dari yang lain.
"Dari nama juga berbeda, khasnya juga memang hanya ada di Sukamara, berbeda dengan daerah lain," ujar Windu, Selasa (2/7) saat dijumpai di Kantor Bupati Sukamara.
Ilustrasi Ratu Elizabet mencicipi kerupuk basah. (Foto: @hbesar29)
Kedepannya, lanjut Windu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukamara akan berupaya mempatenkan kerupuk basah menjadi ikon khas daerah Sukamara. "Memang itu prosesnya sangat panjang, paling tidak ada payung hukum dan produksi yang sudah ada izinnya," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, kerupuk basah khas Sukamara berwarna merah tetap dinamai kerupuk basah, sedangkan produksi kerupuk basah di Kabupaten Kotawaringin Barat dinamai kerupuk bata. Sedangkan di daerah lain seperti di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dinamakan temet. (Joko Hardyono)