Konten Media Partner

Resmi Ditutup, Eks PSK Di Palangka Raya Bakal Buka Warung Kopi Plus

1 Desember 2019 0:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pekerja seks komersil pal 12 jalan Tjilik Riwut usai menghadiri deklarasi penutupan prostitusi, Jumat 29 November 2019. 
zoom-in-whitePerbesar
Para pekerja seks komersil pal 12 jalan Tjilik Riwut usai menghadiri deklarasi penutupan prostitusi, Jumat 29 November 2019. 
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, PALANGKA RAYA-Agenda besar pemerintah Indonesia untuk bebas dari tempat prostitusi tahun 2020 sudah dilaksanakan diseluruh pelosok negeri, termasuk Palangka Raya. Para Pekerja Seks Komersil(PSK) ada yang dipulangkan dan diberi uang untuk modal usaha, namun ada pula yang tidak dipulangkan(Red. Pulang sendiri).
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Sosial Kota Palangka Raya Akhmad Fauliansyah mengatakan, PSK Km 12 Jalan Tjilik Riwut ingin pulang kekampung halamannya sendiri tanpa membebankan biaya ke pemerintah.
“Karena mereka ingin pulang sendiri. Ya kami setujui. Dengan catatan tidak melakukan aktifitas persitusi lagi,”ungkapnya, Sabtu, (30/11)
Dengan tidak jadinya dipulangkan dengan anggaran pemerintah. Para PSK tidak jadi menerima dana bantuan dari pusat. Baik dari segi pemulangan hingga pesangon.
“Karena keinginan mereka mau pulang sendiri. Jadi anggaran pusat tidak jadi diserahkan untuk pemulangan PSK,”tegasnya.
Ia membenarkan, dengan ada sebagian PSK yang masih bertahan di Kota Cantik dan hal tersebut tidak terlalu menjadi persoalan. Sebab hak ‘mereka’ untuk bertahan di Kota Palangka Raya.
ADVERTISEMENT
“Yang pasti kami akan tetap awasi mereka dan pemerintah kota juga menawarkan untuk ikut pelatihan di balai latihan kerja. Agar mereka yang eks lokalisasi memiliki keterampilan,”bebernya.
Dia menambahkan, jumlah penghuni lokalisasi saat ini berjumlah 84 orang. Jika dirincikan 61 PSK dan 23 pengasuh (mami/germo). Jumlah ini berkurang dari data sebelumnya. Awalnya berjumlah 137 PSK dan 22 pengasuh.
Menanggapi resmi ditutupnya lokalisasi Pal 12, satu pelaku bisnis lendir berinisial MF mengaku kecewa. Dirinya mengatakan pemerintah harus memiliki komitmen yang sama untuk menutup tempat prostitusi ilegal dan terselubung yang tersebar dibeberapa titik di Kota Palangka Raya.
"Saya sih mas nanti mau buka warung kopi plus di jalan Tjilik Riwut. Kopinya segelas 150ribu rupiah," ujar MF tanpa beban.
ADVERTISEMENT