Sensasi Tradisi Nyandau Durian di Aruta Kalteng

Konten Media Partner
11 Januari 2020 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Kobar Nurhidayah menunjukan buah kerontungan saat nyandau durian di bukit Balang Desa Riam. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Kobar Nurhidayah menunjukan buah kerontungan saat nyandau durian di bukit Balang Desa Riam. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Tradisi nyandau (panen bersama) buah durian masih dilakukan oleh warga dayak di Desa Riam dan Desa Panahan, Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng).
ADVERTISEMENT
Ketika musim durian di bulan Desember dan Januari, warga bermalam di tengah hutan dengan membuat pondok yang tidak jauh dari pohon durian di daerah perbukitan Balang, Desa Riam.
Kali ini, Bupati Kobar Nurhidayah beserta rombongan SOPD Kobar menggelar gathering di Camp Harapan, Desa Riam, Jumat malam (10/1) hingga Sabtu pagi (11/1). Selain mengikuti tradisi menyandau durian juga berdialog bersama warga sekitar.
Bupati Kobar Nurhidayah melakukan pendakian bersama rombongan di bukit Balang. (Foto: Joko Hardyono)
Sabtu pagi (11/1) rombongan berangkat dari Camp Harapan Desa Riam menunju Bukit Balang menggunakan mobil double cabin karena jalan yang menanjak dan licin. Setelah itu berjalan kaki setapak menanjak menuju Bukit Balang sekitar 500 meter menuju pohon durian.
Tidak hanya king of fruit yang dicari, rombongan juga mendapatkan buah kerantungan masih sejenis durian yang lebih kecil dengan rasa yang manis dan isinya hanya 1 sampai 3 biji saja.
ADVERTISEMENT
Durian yang dipanen masyarakat Desa Riam dan Panahan, bukan lah durian yang dipetik dari pohonnya, akan tetapi menunggu durian tersebut jatuh, kemudian dikumpulkan lalu dijual kepada pengepul untuk kemudian dijual kembali ke Kota Pangkalan Bun.
Haraganya bervariatif, mulai dari yang kecil Rp 5 ribu hingga paling besar Rp 20 ribu per buah. Bahkan, pembeli bisa memborong langsung durian tersebut dengan harga yang cukup murah.
Tawar menawar durian hasil nyandau masyarakat Desa Riam. (Foto: Joko Hardyono)
"Selain nyandau durian, tidak lain tujuan kita adalah bersilaturahmi dengan warga Desa Riam dan Panahan," ujar Nurhidayah, Sabtu (11/1).
Menurut Nurhidayah, nyandau durian ini juga mengangkat pariwisata daerah yang menjadi salah satu program kegiatan pembangunan. Pasalnya, Kacamatan Aruta memiliki potensi utama pengembangan varietas lokal tanaman hutan seperti buah durian, kerantungan, pampaan dan buah hutan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Posisi ketinggian di bukit Balang ini sekitar 2.000 mdpl, jadi sensasinya memberikan explore tersendiri dan ini menjadi satu harapan ke depan wisata baru nyandau durian bersama masyarakat Kecamatan Aruta," tandasnya.
Hasil nyandau durian di bukit Balang, Desa Riam. (Foto: Joko Hardyono)
Nurhidayah berpesan kepada masyarakat Kecamatan Aruta agar menjaga potensi yang ada ini, jangan sampai hutan tersebut beralih fungsi. "Kapan perlu, pohon-pohoh durian yang berusia ratusan tahun ini bisa direplanting dengan pohon yang baru. Karena hanya ini yang masih tersisa dan menjadi sejarah untuk anak cucu kita generasi yang akan datang, bahwa buah durian lokal kita tidak kalah dengan buah di tempat yang lain, kalau sudah beralih fungsi, mungkin generasi berikutnya tidak akan bisa menikmati durian asli pohon usia ratusan tahun ini," pungkasnya.
Bupati Kobar Nurhidayah nyandau durian di bukit Balang, Desa Riam. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT