Konten Media Partner

Wayan Supadno: Masih Menyisakan Memar Petani Sawit

6 September 2022 20:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wayan Supadno. Foto: Wayan Supadno
zoom-in-whitePerbesar
Wayan Supadno. Foto: Wayan Supadno
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT-Hari ini harga sawit petani di PKS berkisar Rp 2.000/kg. Masih remis. Tiada laba dan rugi. Karena memang harga pokok produksi (HPP) nya secara umum Rp 1.800/kg TBS. Biaya dibagi produksi sekitar Rp 1.800/kg.
ADVERTISEMENT
Selama Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2022 harga jauh di bawah Rp 1.800. Saat ini juga masih banyak harga pabrik di bawah Rp 2.000/kg. Selama itu pula merugi. HPP Rp 1.800/kg, naik 70% dibandingkan sebelum perang Rusia Ukraina yang berdampak naiknya harga pupuk NPK dan herbisida.
Contoh menariknya pupuk NPK Mutiara dulunya Rp 470.000/sak 50 kg, saat ini Rp 850.000/sak 50 kg. Apalagi yang kadar Kaliumnya tinggi, fungsinya untuk pembuahan makin mahal lagi. Jika tidak dipupuk apalagi tidak dipanen justru jadi kanibal.
Menyaksikan kebun sawit milik petani pada sudah mulai dipanen dan dirawat kembali. Ekonominya bergerak kembali. Padahal selama 4 bulan hampir tiada diurus lagi. Karena merugi.
Jadi petani kecil misal petani sawit luas 4 ha/KK. Tidak semudah dibayangkan. Tidak semudah mengucap kebijakan. Misal kebijakan larangan ekspor, kebijakan pajak pungutan ekspor nilainya yang tinggi atau mengatakan janji akan kembali harga Rp 3.000/kg.
ADVERTISEMENT
Konsekuensi logikanya, selama 4 bulan lalu telah merusak pembukuan keuangan petani sawit kita. Lukanya dalam, memarnya masih terasa hingga sekarang. Tidak boleh lagi ada kebijakan makro tanpa dasar kajian telaah staf berdasarkan data fakta lapangan. Harus faktual.
Jadi pengingat agar tidak terulang lagi. Puluhan triliun kita kehilangan kesempatan dapat laba, pajak, kesejahteraan, dan efek positif lainnya. Ribuan tenaga terampil kebun sawit kabur ke Malaysia. Biaya menyehatkan kembali kebun sangat besar.
Tidak kalah pentingnya, banyak pabrik kelapa sawit (PKS) mau menang sendiri. Karena merasa kuat. Menentukan harga TBS tidak lazim. Terlalu banyak labanya. Seakan mau hidup sendiri, lainnya dikuruskan demi menggemukkan dirinya. Jadi kuda harta, bukan jadi gembala badannya.
Harga TBS hanya setara 15% rendemen CPO nya. Padahal faktanya bisa di atas 23% karena sudah dominan memakai benih riset DxP Tenera dari Puslit sumber benih sawit legal, yang bisa goal 25%. Bukan lagi benih asalan misal Varietas Dura. Cukup setara rendemen 21% petani senang penuh doa.
ADVERTISEMENT
Bisnis bukan semata demi laba sebanyak-banyaknya, tapi juga mestinya agar hidup makin bermanfaat bagi sesama. Terpenting energi untuk mengembalikan kepercayaan sangat tinggi sekali.