Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Konsekuensi Ledakan Penduduk di Negara Berkembang
3 Juli 2021 21:41 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:47 WIB
Tulisan dari Inggriana Sahara Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hubungan keterkaitan antara pertumbuhan penduduk dengan perkembangan ekonomi telah menjadi bahasan yang panjang dalam sejarah analisis ekonomi, setidaknya sejak tahun 1798 ketika
Thomas Malthus mengatakan bahwa, “Pertumbuhan penduduk akan menekan standar hidup dalam jangka panjang”. Teori Thomas Malthus sederhana: mengingat jumlah lahan yang tetap, populasi pertumbuhan pada akhirnya akan mengurangi jumlah sumber daya yang dapat dikonsumsi setiap individu, yang pada akhirnya akan menyebabkan adanya kekurangan pangan, pertumbuhan penyakit dan risiko perang.
ADVERTISEMENT
Populasi dunia saat ini kurang lebih mencapai tiga miliar orang dan tumbuh sekitar dua persen dalam satu tahun. Pertumbuhan penduduk sangat pesat selama 20 tahun terakhir. Penduduk adalah syarat terbentuknya suatu negara, keseimbangan penduduk sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan lingkungannya. Penduduk dapat dianggap sebagai penghalang dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Di negara ‘miskin modal’ dan terbelakang secara teknologi, pertumbuhan penduduk mengurangi output dengan menurunkan ketersediaan modal per kapita. Jumlah penduduk yang terlalu banyak tidak baik untuk pembangunan ekonomi.
Ledakan penduduk adalah keadaan di mana pertumbuhan penduduk melonjak dengan cepat dalam waktu yang relatif pendek. Hal ini terjadi biasanya karena angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian tergolong rendah atau sampai pada penurunan drastis. Ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kematian mengalami penurunan drastis, yaitu antara lain karena membaiknya gizi dan kondisi kesehatan masyarakat. Ledakan penduduk juga bisa disebabkan oleh adanya pernikahan dini, yang nantinya akan meningkatkan jumlah kelahiran apabila tidak dibarengi dengan program keluarga berencana.
ADVERTISEMENT
Ledakan populasi penduduk menjadi faktor penghambat pembangunan ekonomi. Di negara-negara terbelakang, komposisi penduduk ditentukan untuk meningkatkan pembentukan modal. Karena angka kelahiran yang lebih tinggi dan harapan hidup yang rendah menyebabkan persentase tanggungan menjadi sangat tinggi. Hampir 40 sampai 50 persen penduduk berada pada kelompok usia tidak produktif yang hanya mengkonsumsi dan tidak menghasilkan apapun. Ketika tingkat kesuburan menurun selama periode waktu yang berkelanjutan, maka peluang sebuah negara untuk meningkatkan tingkat tabungan dan investasi semakin besar. Momen ini disebut dengan dividen demografis, yang kemudian menciptakan pertimbangan-pertimbangan ulang tentang pentingnya mengurangi kesuburan dalam mengejar pertumbuhan.
Dalam konteks negara berkembang terbelakang, pertumbuhan penduduk yang cepat mengurangi ketersediaan modal per kepala yang menurunkan produktivitas angkatan kerjanya. Akibatnya, pendapatan mereka berkurang dan kapasitas mereka untuk menabung juga berkurang yang pada gilirannya berdampak buruk pada pembentukan modal. Tingkat penduduk yang over-population membutuhkan lebih banyak investasi untuk memenuhi kebutuhan investasi demografis dan pada saat yang sama dapat mengurangi kapasitas seseorang untuk menabung. Dengan adanya hal ini, seluruh investasi diserap habis oleh investasi demografis tanpa ada yang tersisa untuk pembangunan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Populasi yang besar pun menyebabkan adanya masalah pengangguran, di mana sebagian besar orang datang ke tenaga kerja atau tempat-tempat yang tidak memungkinkan untuk menyediakan pekerjaan. Dari adanya masalah pengangguran ini, yang kemudian menciptakan permasalahan baru, yaitu kurangnya ketersediaan pangan. Meningkatnya populasi berarti lebih banyak mulut untuk diberi makan, yang pada gilirannya menciptakan tekanan pada stok makanan yang tersedia. Inilah alasannya, negara-negara terbelakang dengan populasi yang berkembang pesat pada umumnya dihadapkan pada masalah kekurangan pangan. Terlepas dari semua upaya mereka untuk meningkatkan produksi pertanian, mereka tidak dapat memberi makan populasi mereka yang terus bertambah.
Kelangkaan pangan mempengaruhi pembangunan ekonomi dalam dua hal. Pertama, pasokan pangan yang tidak memadai menyebabkan kekurangan gizi masyarakat yang menurunkan produktivitas mereka. Hal tersebut semakin mengurangi kapasitas produksi para pekerja. Kedua, kekurangan pangan memaksa untuk mengimpor biji-bijian pangan yang tidak perlu membebani sumber daya devisa mereka. Kelangkaan pangan ini yang kemudian membuat harga pangan meningkat sehingga seringkali hanya dapat dibeli oleh sebagian besar orang yang memiliki uang dari hasil bekerjanya.
ADVERTISEMENT
Lingkaran Setan Kemiskinan
Pertumbuhan penduduk yang cepat sebagian besar bertanggung jawab atas berlanjutnya lingkaran setan kemiskinan di negara-negara terbelakang. Karena pertumbuhan populasi yang cepat, orang-orang diharuskan menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk membesarkan anak-anak mereka. Jadi tabungan dan tingkat pembentukan modal tetap rendah, penurunan pendapatan per kapita, kenaikan tingkat harga umum yang menyebabkan kenaikan tajam dalam biaya hidup. tidak ada kemajuan dalam teknologi pertanian dan industri, kekurangan komoditas esensial, standar hidup yang rendah, pengangguran massal, dan lain-lain. Akibatnya, seluruh perekonomian negara terbelakang dikelilingi oleh lingkaran setan kemiskinan.
Peningkatan populasi menyebabkan peningkatan permintaan akan produk makanan, pakaian, rumah, dan keperluan lainnya yang dibarengi dengan kenaikan harga dan biaya hidup. Hal tersebut yang membawa pada keadaan standar hidup rendah. Kemiskinan melahirkan banyak anak yang semakin meningkatkan tingkat kemiskinan. Dengan demikian, konsekuensi dari pertumbuhan penduduk adalah menurunkan taraf hidup.
ADVERTISEMENT
Terbatasnya lahan karena lonjakan penduduk juga akan menimbulkan pemukiman atau daerah kumuh sebagai akibat dari mahalnya harga tanah dan rumah, khususnya di perkotaan. Selain terbatasnya lahan tempat tinggal, sarana kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, juga akan mengalami hal serupa, di mana pemerintah mengalami kesulitan menyediakan sarana-sarana tersebut karena lokasi-lokasi sudah dipadati oleh pemukiman penduduk dan akan sangat membutuhkan jumlah dana yang besar.
Terlepas dari banyaknya faktor dan dampak dari adanya ledakan penduduk, tentu harus menjadi perhatian serius bagi masyarakat maupun pemerintah. Hal-hal yang kiranya bisa dilakukan guna mengatasi ledakan penduduk adalah:
1. Melaksanakan program KB
2. Menggalakkan program transmigrasi
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
4. Memperluas lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi yang cepat dapat mengurangi potensi dampak negatif dari pertumbuhan penduduk yang cepat. Di tahun 1950 dam 1973, negara-negara yang notabenenya adalah negara miskin, memperoleh manfaat dari lingkungan investasi yang positif dan kesempatan kerja yang semakin meningkat.