Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Ketika Mimpi Tidak Seindah Kenyataan: Potret Suram Pendidikan Indonesia
25 April 2025 15:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari HERAWATI PURNAMASARI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Pendidikan diharapkan menjadi pilar utama kemajuan bangsa. Namun, realitas yang dihadapi oleh jutaan anak bangsa jauh dari ideal. Terdapat jurang yang signifikan antara visi dan misi pendidikan dengan kenyataan di lapangan, tempat impian tentang pendidikan yang merata dan berkualitas sering kali kandas oleh berbagai kendala.
ADVERTISEMENT
Dampak Pandemi dan Kesenjangan Pembelajaran Jarak Jauh
Pandemi COVID-19 memperburuk masalah ketidakmerataan dalam pendidikan. Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), yang awalnya dianggap sebagai solusi, justru menjadi pemisah yang lebih dalam antara siswa yang memiliki akses terhadap teknologi dan internet dengan mereka yang tidak. Anak-anak di perkotaan mungkin masih dapat melanjutkan pembelajaran meskipun dengan berbagai adaptasi, sementara siswa di daerah terpencil dan kurang mampu sering kali tertinggal karena keterbatasan infrastruktur. Hal ini merenggut hak mereka atas pendidikan dan memperlebar jurang ketidakadilan.
Masalah Kualitas Pendidikan
Kurikulum yang sering berubah tanpa evaluasi yang matang membingungkan guru dan siswa. Metode pembelajaran yang masih didominasi hafalan kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inovasi. Akibatnya, lulusan sering kali pintar dalam teori, namun kurang siap menghadapi tantangan dunia nyata yang memerlukan aplikasi pengetahuan dan pemecahan masalah. Sistem pendidikan cenderung menghasilkan "penghafal" dan bukan "pemikir" yang adaptif.
ADVERTISEMENT
Kesejahteraan Guru yang Memprihatinkan
Kesejahteraan guru, terutama guru honorer, masih memprihatinkan. Mereka adalah garda terdepan pendidikan, namun sering kali dihargai dengan upah yang sangat rendah. Kondisi ekonomi yang sulit dapat memengaruhi motivasi dan kualitas pengajaran mereka. Profesi guru seharusnya dianggap sebagai panggilan mulia dan diberikan待遇 yang layak agar mereka dapat fokus sepenuhnya pada mendidik generasi penerus bangsa.
Tata Kelola Pendidikan yang Bermasalah
Anggaran pendidikan yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan fasilitas, pelatihan guru, dan beasiswa sering kali tidak tepat sasaran atau bahkan hilang. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan publik dan menghambat kemajuan pendidikan secara keseluruhan.
Pengakuan akan Ketidakberesan Sistem
Sistem pendidikan secara umum masih memiliki banyak kekurangan. Keberhasilan segelintir pihak tidak dapat menutupi masalah struktural yang lebih besar. Kejujuran dalam mengakui masalah adalah langkah pertama menuju perbaikan.
ADVERTISEMENT
Evaluasi Menyeluruh sebagai Langkah Awal
Perlunya evaluasi yang komprehensif dan jujur terhadap seluruh aspek sistem pendidikan. Proses ini harus melibatkan semua pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan merumuskan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Tindakan Nyata untuk Pemerataan dan Peningkatan Kualitas
Pentingnya tindakan nyata. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur dan teknologi untuk pemerataan akses, serta perbaikan kurikulum dan metode pembelajaran untuk meningkatkan kualitas.
Prioritas pada Kesejahteraan Guru dan Tata Kelola yang Baik
Pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan guru melalui待遇 yang layak dan pengembangan profesional. Selain itu, tata kelola pendidikan harus dibenahi dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan pemberantasan korupsi.
Investasi Jangka Panjang untuk Masa Depan Bangsa
Poin penutup ini mengingatkan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang. Mengatasi masalah pendidikan saat ini adalah kunci untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik dan lebih berdaya saing. Kita harus bertindak sekarang untuk mewujudkan impian pendidikan Indonesia yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT