Sejak SD Menderita Scoliosis, Najwa Ratu Seima Tabah Menahan Sakit Demi Keluarga

Inisiatif Zakat Indonesia IZI
Official IZI News - Mitranya Kumparan
Konten dari Pengguna
30 Januari 2024 17:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inisiatif Zakat Indonesia IZI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejak SD Menderita Scoliosis, Najwa Ratu Seima Tabah Menahan Sakit Demi Keluarga
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bengkulu – Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Bengkulu berkunjung ke rumah Najwa Ratu Seima, putri dari ibu Rifkiyati (48) dan bapak Sukoco (48). Bapaknya bekerja sebagai wirausaha yang berjualan sarapan pagi sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Tim IZI Bengkulu menyambangi rumah Najwa yang tinggal di Jalan Musium, Kel. Tanah Patah, Kec. Ratu agung, Kota Bengkulu. Pada Jum’at, (12/01/2024)
Najwa merupakan seorang anak perempuan yang tengah menghadapi kesulitan sejak duduk di kelas 4 SD, ketika scoliosisnya pertama kali terungkap. Meskipun mengalami rasa nyeri di pinggang dan merasakan sesak, Najwa hanya mendapatkan perawatan sebatas urut dari tetangga dan orang tuanya di rumah. Scoliosis ini ialah lengkungan disamping tulang belakang. Scoliosis yang ada pada Najwa sudah mencapai 90 derajat.
ADVERTISEMENT
Saat memasuki SMP, Najwa disarankan untuk menjalani operasi namun Najwa menghadapi dilema karena usaha jualan sarapan pagi bapaknya berpenghasilan pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga Najwa memutuskan untuk menahan rasa sakit dan menghindari operasi. Kini setelah menyelesaikan pendidikan di SMK, kondisi kesehatan Najwa semakin memburuk. Najwa mengungkapkan “Nyeri yang awalnya terjadi di pinggang meluas hingga ke bagian belakang setiap kali duduk ataupun berdiri bahkan saat tidur, kondisi ini yang terus saya alami selama beberapa bulan terakhir.” Ujar Najwa.
Penderitaan Najwa tidak hanya berhenti pada rasa sakit. Disampaikan oleh Ibunya, “Semasa sekolah, Najwa juga mengalami perlakuan tidak adil dari teman-temannya. Ia seringkali dibilang memiliki ‘punuk unta’.” Ucap Rifkiyati.
Meskipun demikian, Najwa terus berjuang setiap harinya, bahkan ketika menemani ibunya ke pasar, di mana beberapa langkah saja bisa membuatnya merasa sangat nyeri dan sesak napas. Karena itu, Najwa harus segera berangkat ke Solo untuk dilakukan tindakan, mengingat kondisi Najwa yang terus menurun akibat dari scoliosis tersebut. Najwa adalah gambaran perjuangan dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan, sekaligus cermin dari seorang anak yang berkorban demi keluarganya.
ADVERTISEMENT