Tips Membangun Kepedulian Sosial di Dalam Keluarga

Inisiatif Zakat Indonesia IZI
Official IZI News - Mitranya Kumparan
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2020 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inisiatif Zakat Indonesia IZI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
"Tips Membangun Kepedulian Sosial di Dalam Keluarga" - Nana Sudiana, Direktur Pendayagunaan IZI, yang telah 20 tahun bekerja sebagai amil zakat memiliki beberapa tips. Dok. IZI
zoom-in-whitePerbesar
"Tips Membangun Kepedulian Sosial di Dalam Keluarga" - Nana Sudiana, Direktur Pendayagunaan IZI, yang telah 20 tahun bekerja sebagai amil zakat memiliki beberapa tips. Dok. IZI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tips menjadi orang tua yang hendak membangun Dinasti Kebaikan tidak didapat di sekolah. Adalah pengalaman dan niat yang menjadi faktor pembangunnya. Apa saja yang perlu kita siapkan sehingga kita para orang tua meng-kaderisasi generasi peduli sosial berikutnya?
ADVERTISEMENT
Nana Sudiana, Direktur Pendayagunaan IZI, yang telah 20 tahun bekerja sebagai amil zakat memiliki beberapa tips. Begini ringkasannya,
Tips Pertama, didiklah anak kita untuk peduli sesama dengan tulus
Seperti analogi teko yang menyimpan air sebelum didistribusikan ke cangkir dan gelas, begitu juga tips ini mengawali. Begitu teko ini ada isinya, maka tak menunggu lama, ia akan distribusikan bagi yang memerlukan.
Nah, sesekali ajak dan biasakan anak-anak kita untuk turut berperan memberikan sesuatu kepada sesama. Baik harta benda yang kita miliki atau amanah pihak lain yang ada pada kita untuk dibagikan pada yang memerlukan.
Legacy yang kita harapkan, pada dasarnya lebih luas dari barang atau uang yang kita bisa berikan pada anak kita, namun justru yang akan mereka terima adalah nilai-nilai kemuliaan dalam kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Tips Kedua, libatkan mereka dalam kegiatan kita
Untuk menguatkan konsep pengasuhan dan pendidikan agar spirit kebaikan masuk ke dalam jiwa seorang anak, sejak dini perlu melibatkan anak dalam beragam kegiatan orang tua.
Kegiatan ini diharapkan menumbuhkan habit yang positif bagi diri anak serta akan membentuk konsep diri yang menyatu dengan apa yang dikerjakan orang tua. Dengan begitu, tak perlu banyak nasihat dan arahan yang harus diberikan. Ccukup dengan interaksi langsung, maka transfer budaya dan keterampilan bisa secara otomatis terjadi.
Di luar itu, tentu saja masih diperlukan doa-doa yang tak putus dari kita, para orang tua untuk kebaikan dan keberhasilan hidup mereka.
Tips Ketiga, perbanyaklah dialog dua arah
ADVERTISEMENT
Emban orang tua mendidik kepedulian sosial anaknya tak mungkin mampu dipikul oleh generasi rebahan, yang terlalu santai hidupnya dan tanpa motivasi yang kuat untuk membantu dan berkorban bagi sesama.
Untuk menguatkan mental keturunan berikutnya, orang tua butuh memperkuat dialog dengan anak-anaknya ini. Dialog penting untuk memastikan respon dan kepahaman anak-anak dan generasi muda akan apa yang akan dikerjakan dan dilakukan di masa yang akan datang.
Memperbanyak dialog artinya menguatkan ikatan, men-transfer keinginan dan harapan secara sadar dalam bingai keyakinan yang sama bahwa masa depan itu akan lebih baik dengan kepedulian .
Tips Keempat , ajarkan kasih sayang sejak dini
Kasih sayang, baik terhadap anak maupun sesama manusia ibarat sebuah gelombang. Ia akan merambat dan mengalir melewati medan yang luas. Fenomena anak-anak amil yang bermasalah bila kita dalami ternyata masalahnya mereka kurang perhatian dan kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Walau generasi hari ini secara fisik lebih baik, didukung dengan kemajuan ekonomi dan peningkatan taraf hidup yang semakin baik, nyatanya dari sisi mental, belum tentu hal ini lebih baik.
Di saat seperti inilah orang tua tetap harus memperhatikan anak-anaknya dengan baik dan terus memastikan agar mereka secara masuliyah mentalnya sehat, kuat dan tabah serta berada dalam lingkup kedisplinan dan keyakinan yang baik akan masa depan.
Tips Kelima, pastikan mereka paham sebelum menjadi sesuatu
Menyiapkan mental anak terlebih dahulu penting sebelum memberikan nasehat atau mengajarkan sesuatu. Hal ini penting agar ada kesiapan mendasar dari seorang anak terhadap ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan. Inilah yang disebut persiapan pemahaman sebelum ilmu.
ADVERTISEMENT
Imam Syafii berkata: "Siapa yang masa mudanya tidak digunakan menuntut ilmu, maka dia akan merasakan kehinaan sepanjang hidupnya".