Business Sustainability: Strategi Perusahaan Menanggulangi Kerusakan Lingkungan

Inneke Tiara
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Malang
Konten dari Pengguna
2 Oktober 2023 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inneke Tiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengusaha yang memegang dunia untuk Organisasi Pembangunan berkelanjutan lingkungan. Foto: iStockPhoto
zoom-in-whitePerbesar
Pengusaha yang memegang dunia untuk Organisasi Pembangunan berkelanjutan lingkungan. Foto: iStockPhoto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan teknologi dan dunia bisnis telah meningkatkan kemampuan produksi perusahaan. Sayangnya, banyak perusahaan yang tidak memperhatikan kemungkinan dampak negatif bisnisnya terhadap kerusakan lingkungan. Industri fashion, salah satu industri yang menyebabkan kerusakan lingkungan paling besar, telah menyumbang 10% emisi karbon, mengeringkan sumber air, dan mencemari sungai. Terlebih lagi, 85% dari seluruh tekstil dibuang ke tempat pembuangan sampah setiap tahunnya. Tidak hanya dari industri fashion, hasil penelitian yang dilakukan Stefan Giljum dan tim dari Institute for Ecological Economics, Vienna University of Economics and Business, Austria pada rentang tahun 2000-2019, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara yang mengalami kerusakan hutan tropis akibat industri pertambangan paling tinggi di dunia dengan menyumbang 58,2 persen deforestasi dari 26 negara yang diteliti.
ADVERTISEMENT
Kerusakan lingkungan yang semakin hari terus bertambah menginiasi perusahaan untuk menerapkan strategi business sustainability untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bahkan, beberapa perusahaan terpaksa menerapkan strategi tersebut karena tekanan dari konsumen, pemegang saham, media, pemerintah, dan beberapa pihak lainnya. Lantas, apa itu business sustainability dan seberapa efektifkah strategi tersebut dalam menanggulangi masalah lingkungan?
Business sustainability atau bisnis berkelanjutan adalah strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dengan tidak merusak lingkungan ataupun manusia, serta mengurangi dampak kerusakan alam yang diakibatkan oleh operasional bisnis. Sustainability ini merupakan sebuah pendekatan agar menciptakan nilai jangka panjang dengan memperhatikan dampak operasional perusahaan terhadap ekologi, sosial, dan ekonomi.
Business People Success. Foto: iStockPhoto
Business sustainability akan diukur menggunakan indikator Environment, Social, and Governemnt (ESG) yang merupakan suatu metrik untuk menganalisis dampak etik dan praktik keberlanjutan suatu perusahaan. Adapun analisis ini nanti meliputi jejak karbon perusahaan, penggunaan air, pengembangan komunitas perusahaan, dan lainnya. Perusahaan yang menerapkan sustainability business cenderung menarik para investor untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Menurut laporan dari McKinsey Global Survey, 83% c-suite executive dan investor professional percaya bahwa program ESG akan menghasilkan lebih banyak nilai bagi pemegang saham dalam waktu lima tahun kedepan. Program business sustainability juga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kesehatan keuangan perusahaan karena perusahan menggunakan lebih sedikit air, listrik, dan sumberdaya lainnya.
ADVERTISEMENT
Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahan dalam mendukung program ini diantaranya adalah mengurangi ketergantungan pada suatu sumberdaya alam seperti penggunaan tenaga surya, menggunakan produk dari bahan daur ulang, dan mengevaluasi dampak operasional bisnis yang berpotensi merusak lingkungan. Beberapa perusahaan yang telah menerapkan strategi ini adalah Unilever, Apple, Google, Ikea, dan Intel.
PT. Semen Indonesia (SIG) merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang mendukung program sustainability. Salah satu strategi yang mereka lakukan adalah mendaur ulang sampah untuk dijadikan bahan bakar operasional pabrik SIG. PT SIG mendukung pengelolaan sampah perkotaan melalui prinsip sirkular dengan mengonversi sampah menjadi refuse-derived fuel (RDF). RDF adalah hasil pemisahan sampah yang mudah terbakar dengan yang sulit terbakar, yang mana akan memanfaatkan sampah yang mudah terbakar karena memiliki nilai kalor yang tinggi, seperti plastic, kertas, kain, kulit, dan karet. Plastik tersebut akan dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya dan kemudian dicacah agar serpihan sampah memiliki ukuran sama. Serpihan ini akan diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi allternatif. Saat ini, RDF telah diterapkan oleh anak usaha PT. SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk di pabrik Narogong dan Cilacap. Sejak tahun 2020-2023, PT SIG telah memanfaatkan lebih dari 76 ribu ton RDF di dua pabrik tersebut. PT SIG sendiri sudah menggunakan beragam bahan bakar alternatif sejak 1993 untuk mendukung sustainability dan mengurangi emisi karbon. Setiap hari, pabrik RDF SIG Cilacap mampu mengolah 160 ton sampah dan dapat menghasilkan 70 ton RDF yang berpotensi menggantikan batu bara 40 ton per hari.
ADVERTISEMENT
Penerapan strategi business sustainability akan memberi dampak bagi perekonomian, lingkungan, dan social. Setiap perusahaan harus segera memulai menerapkan strategi ini karena tidak hanya memberikan impact ke lingkungan sekitar, tapi juga dapat mendatangkan keuntungan untuk perusahaan. Startegi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan, mendatangkan pelanggan baru, dan meningkatkan efisiensi perusahaan.