Konten dari Pengguna

Berkah Kenaikan Harga BBM bagi Transportasi Publik

Insan Ridho Chairuasni
Pekerja Transportasi. Lulusan MSc Transport Planning and Engineering di Newcastle University, Inggris.
11 Maret 2022 14:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Insan Ridho Chairuasni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Angkutan Umum di Kabupaten Karanganyar (Foto: Panji/Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Angkutan Umum di Kabupaten Karanganyar (Foto: Panji/Unsplash)
ADVERTISEMENT
Harga Bahan Bakar Minyak atau BBM di dunia tengah meroket. Isu ini dilatarbelakangi banyak faktor termasuk konflik Rusia-Ukraina. Imbas dari kenaikan ini adalah munculnya kelangkaan dan kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, seperti minyak goreng dan gas. Harga BBM nasional dapat bergerak naik jika pemerintah tidak punya opsi lain.
ADVERTISEMENT
Selain pemerintah, masyarakat biasa pun punya ketakutan soal potensi kenaikan harga BBM di Indonesia. Naiknya harga BBM akan mempersempit ruang gerak dan mobilitas masyarakat terutama pengguna kendaraan pribadi. Akan tetapi, momentum tingginya harga minyak ini justru perlu dimanfaatkan oleh sektor transportasi lain, yaitu transportasi publik.
Sebagai dampak dari kenaikan harga minyak, masyarakat cenderung akan lebih cermat dalam melakukan mobilitas. Ini akan terjadi terutama bagi pengguna kendaraan pribadi, seperti motor dan mobil pribadi. Kesempatan seperti ini harus digunakan oleh transportasi publik dengan jeli dengan berbagai langkah yang tepat.
Hubungan antara melonjaknya harga BBM dan peningkatan jumlah penumpang angkutan umum telah dikaji oleh sejumlah periset di dunia. Riset oleh Iseki dan Ali pada 2014 menganalisis kenaikan harga BBM terhadap jumlah penumpang transportasi publik di Amerika Serikat. Beberapa area urban di Amerika Serikat menjadi sampel riset tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan riset Iseki dan Ali, naiknya harga BBM ternyata memberikan dampak positif terhadap tingkat penumpang angkutan umum. Tiap 10 persen peningkatan harga BBM berpotensi menaikkan jumlah penumpang transportasi publik hingga 0,62 persen untuk jangka pendek. Dalam jangka panjang, kenaikan penumpang bisa mencapai 1,16 persen.
Potensi kenaikan penumpang yang dijabarkan riset Iseki dan Ali tentu menggembirakan bagi operator transportasi publik. Banyak operator angkutan umum di Indonesia terdampak secara signifikan selama pandemi termasuk kereta api dan bus. Kondisi keuangan operator dapat berangsur membaik jika jumlah penumpang bisa meningkat secara gradual.
Kebaikan yang mungkin bisa didapatkan dari kenaikan harga BBM ini juga adalah potensi penurunan kepadatan lalu lintas. Riset oleh Zhang dan Burke pada 2020 menjelaskan dampak kenaikan harga BBM terhadap arus lalu lintas di New South Wales, Australia. Observasi kondisi harga BBM dan lalu lintas dilakukan selama periode 2011-2017.
ADVERTISEMENT
Sesuai hasil riset tersebut, melonjaknya harga BBM cenderung mengurangi kepadatan arus lalu lintas per jam di New South Wales. Rata-rata kecepatan kendaraan pun cenderung bertambah seiring dengan harga BBM yang mengalami kenaikan terutama di jam puncak. Turunnya kepadatan arus lalu lintas tentu berpotensi membantu kinerja transportasi umum.
Yang perlu diperhatikan adalah kenaikan harga BBM berpotensi meningkatkan biaya operasional angkutan umum. Sejumlah jaringan transportasi publik di Indonesia masih mengonsumsi BBM, seperti diesel dan gas. Walaupun demikian, pemerintah perlu menjaga harga dan subsidi BBM bagi transportasi publik agar biaya operasional pun tidak melonjak.
Di samping itu, kota-kota besar di Indonesia termasuk Jakarta telah berangsur menuju PPKM level 2. Ini berarti transportasi publik bisa kembali beroperasi secara penuh tanpa pembatasan. Dengan protokol kesehatan yang tetap ketat dan konsisten, kapasitas angkutan umum bisa kembali normal seperti sebelum pagebluk COVID-19 datang.
ADVERTISEMENT
Peluang kenaikan BBM ini memang harus dimanfaatkan oleh jaringan transportasi publik. Ini juga bisa jadi momentum mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap angkutan umum. Sambil memantau kondisi pandemi yang belum sepenuhnya mereda, angkutan umum harus mengambil kesempatan dalam kesempitan naiknya harga BBM ini.