IKN dan Rencana Transportasi yang Utopis

Insan Ridho Chairuasni
Pekerja Transportasi. Lulusan MSc Transport Planning and Engineering di Newcastle University, Inggris.
Konten dari Pengguna
28 Januari 2022 5:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Insan Ridho Chairuasni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Sejumlah rencana transportasi nan ambisius di IKN telah didengungkan oleh pemegang kebijakan, tetapi realitas akan kebutuhan transportasi dasar perlu disadari terlebih dahulu.

Lokasi Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur (Wikimedia/Shidiq)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur (Wikimedia/Shidiq)
ADVERTISEMENT
Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (IKN) telah disahkan oleh DPR beberapa hari lalu. Ini artinya salah satu aspek legislasi utama untuk persiapan perpindahan ibu kota telah terpenuhi. Nama ibu kota baru bahkan telah dipublikasikan secara terbuka: Nusantara. Pemerintah kini sudah bisa bergerak lebih cepat untuk menyiapkan berbagai kebutuhan di Nusantara termasuk sistem transportasi yang akan dibangun.
ADVERTISEMENT
Sesuai pernyataan salah satu kementerian, Nusantara akan dilengkapi dengan sistem transportasi yang bekerja sama dengan SpaceX. SpaceX adalah salah satu perusahaan yang dikelola oleh Elon Musk yang juga memiliki Tesla. Melalui teknologi dari SpaceX, perjalanan dari Nusantara ke Amerika Serikat hanya berlangsung dua jam. Akan tetapi, apa urgensi dari teknologi canggih semacam itu untuk kebutuhan masyarakat secara umum?
Rencana-rencana ekstra ambisius soal sistem transportasi di Nusantara memang sulit dicerna secara sederhana. Apakah ini betul-betul rencana yang terukur atau sekadar kelakar semata? Teknologi mutakhir, seperti yang dibawa SpaceX, bukan sebuah kebutuhan transportasi yang perlu dibangun secara mendesak apalagi untuk kawasan yang baru dikembangkan. Sistem transportasi tidak bisa menjadi sekadar gimmick bagi Nusantara.
ADVERTISEMENT
Jika kita meninjau sistem transportasi di sekitar Nusantara saat ini, kondisi infrastruktur transportasi yang ada terbatas. Jaringan jalan umumnya di Kalimantan belum benar-benar terkoneksi secara optimal. Misalnya, kawasan Nusantara memerlukan infrastruktur baru, seperti jembatan, untuk menghubungkan Nusantara dengan Balikpapan. Saat ini, perjalanan antara Balikpapan dan Nusantara masih membutuhkan feri atau mengitari teluk Balikpapan.
Walaupun demikian, salah satu solusi konektivitas Balikpapan-Nusantara yang ditawarkan belum benar-benar realistis. Rencana penggunaan bus amfibi sempat diutarakan oleh perwakilan kementerian untuk menjawab tantangan tersebut. Anggaran masif sebesar 150 miliar rupiah dibutuhkan untuk merealisasikan kebutuhan bus amfibi. Namun, solusi bus amfibi ini masih belum terbukti efektif menjawab persoalan konektivitas perairan.
Sejumlah tipe kendaraan dua alam atau amfibi pada sistem transportasi memang bisa digunakan. Beberapa jenis kendaraan amfibi diimplementasikan pada sektor militer dan pariwisata di sejumlah negara. Akan tetapi, penggunaan bus amfibi untuk kebutuhan transportasi dasar tidak tepat sasaran karena membutuhkan dana yang amat besar. Faktor keselamatan yang terbatas juga menjadi kekurangan kendaraan amfibi yang perlu disadari.
ADVERTISEMENT
Di samping rencana implementasi teknologi-teknologi baru, pemerintah berencana untuk menerapkan sistem transportasi yang terintegrasi, berteknologi modern, dan berkelanjutan. Salah satu moda transportasi yang diusulkan adalah penggunaan kendaraan listrik. Hal ini tentu dapat diapresiasi karena penggunaan kendaraan listrik di Nusantara bisa meredam tingkat emisi kendaraan yang tinggi di Indonesia terutama di Kalimantan.
Meskipun begitu, pasokan daya listrik di Kalimantan perlu dibenahi sebelum kendaraan listrik bisa benar-benar dipakai di Nusantara. Pemadaman aliran listrik periodik merupakan hal yang lumrah di Kalimantan saat ini. Misalnya, pada Mei 2021 lalu, jaringan listrik di tiga provinsi di Kalimantan termasuk Kalimantan Timur padam tanpa pemberitahuan. Situasi padam listrik ini bahkan terjadi lebih dari 10 jam sehingga mengganggu aktivitas penduduk di Kalimantan.
ADVERTISEMENT
Jika kondisi ketidakstabilan pasokan listrik ini masih terjadi, implementasi kendaraan listrik di Nusantara akan mengalami ganjalan besar. Kebutuhan daya listrik untuk pengisian daya kendaraan listrik relatif besar dibandingkan konsumsi domestik harian untuk kebutuhan perumahan atau industri kecil. Tanpa pasokan daya listrik yang konsisten dan tercukupi, kendaraan listrik akan menjadi opsi yang terbatas bagi penduduk Nusantara.
Berbagai ide yang muncul sebagai solusi sistem transportasi di Nusantara memang mentereng. Sejumlah usulan bahkan bisa dianggap sebagai teknologi yang benar-benar unik. Yang perlu ditinjau adalah apakah teknologi-teknologi mutakhir ini akan menjawab kebutuhan transportasi di Nusantara. Kita perlu mawas diri bahwa Nusantara membutuhkan sistem transportasi dasar yang mumpuni dan bukan sekadar transportasi serba modern.
Sistem transportasi yang dibutuhkan kawasan ibu kota baru adalah sistem transportasi yang adaptif dan berdampak besar. Transportasi publik, misalnya, dapat lebih menjawab persoalan konektivitas. Selain itu, perbaikan infrastruktur transportasi di kawasan sekitar ibu kota baru yang sudah ada pun perlu dilakukan. Sejumlah titik di jaringan jalan Trans Kalimantan masih rusak sampai akhir tahun lalu sehingga memerlukan perbaikan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, segala rencana sistem transportasi di Nusantara perlu dibuat serealistis mungkin. Rencana pemindahan ibu kota ke Nusantara sudah cukup banyak mengundang pertanyaan apalagi jika sistem transportasi di sana tidak didesain secara matang. Teknologi paling mutakhir belum tentu bisa menyelesaikan kebutuhan transportasi di Nusantara nanti. Pemenuhan transportasi dasar yang membumi dan efektif adalah langkah paling tepat.