Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Integritas Wasit dan Masa Depan Sepak Bola Indonesia
19 September 2024 17:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Syarifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu publik tanah air dikejutkan dengan kasus pemukulan terhadap wasit pertandingan sepak bola dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 antara tuan rumah Aceh versus Sulawesi Tengah. Pemukulan itu dilakukan oleh salah satu pemain Sulawesi Tengah, yaitu Muhammad Rizki Saputra terhadap wasit Eko Agus Sugih Harto yang dianggap banyak melakukan keputusan kontroversial dan merugikan tim sepak bola Sulawesi Tengah. Akibat dari pemukulan tersebut, wasit Eko Agus Sugih harus menerima perawatan intensif dan dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Kasus ini sedikit banyak memberikan catatan buruk terhadap persepakbolaan nasional yang saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan perbaikan dan pembenahan. Kasus ini tentunya juga sedikit banyak mengganggu persiapan tim nasional Indonesia yang saat ini sedang berjuang dalam kualifikasi piala dunia 2026. PSSI yang seharusnya bisa fokus mempersiapkan tim nasional Indonesia untuk pertandingan kualifikasi selanjutnya, harus mengalihkan fokusnya pada proses penyelesaian dan investigasi terhadap kasus tersebut. Hal ini tentu menjadi catatan dan bahan evaluasi tersendiri bagi pemerintah dan juga PSSI dalam pelaksanaan kompetisi sepak bola di masa yang akan datang.
Wasit menjadi salah satu peran sentral dalam persepakbolaan nasional. Kualitas dan integritas wasit menjadi salah satu penentu perkembangan kompetisi sepak bola nasional. Jika wasit yang disiapkan oleh PSSI melalui pelatihan dan lisensi kurang maksimal, maka hal ini akan berpengaruh terhadap profesionalitas dan integritas wasit tersebut. Maka dari itu, proses untuk mendapatkan lisensi wasit nasional harus melalui proses yang ketat dan memenuhi standar yang berlaku. Bayangkan jika wasit yang berlisensi adalah mereka yang hanya bermodalkan uang untuk mendapatkan sertifikat lisensi wasit, tentunya output yang dihasilkan adalah wasit yang tidak memiliki kapasitas dan integritas untuk memimpin suatu pertandingan.
ADVERTISEMENT
Mafia bola tidak hanya lahir dari para elite dan petinggi sepak bola saja, namun juga melibatkan wasit pertandingan di dalamnya. Pertandingan sepak bola pada perhelatan PON XXI 2024 antara Aceh versus Sulawesi Tengah menjadi salah satu bukti bagaimana wasit yang memimpin pertandingan sangat kontroversial dan syarat dengan kepentingan dan keberpihakan terhadap salah satu tim saja. PSSI sebagai lembaga tertinggi persepakbolaan nasional harus mampu mengevaluasi dan melakukan investigasi terhadap keputusan kontroversial yang dilakukan oleh wasit pada pertandingan antara Aceh versus Sulawesi Tengah yang berakibat pada tindakan pemukulan pada laga tersebut.
Kualitas dan profesionalitas wasit menjadi salah satu penentu kemajuan sepak bola Indonesia. Hal ini dikarenakan wasit juga menentukan kualitas dan keberhasilan dari suatu pertandingan. Jika wasit yang memimpin suatu pertandingan tidak kompeten dan memihak pada salah satu tim saja, maka pertandingan tidak akan berjalan dengan baik, justru yang terjadi adalah tindak kekerasan dan perkelahian antar pemain karena ketidaknetralan wasit yang bertugas. Selain itu, wasit juga menjadi dalang dari maraknya mafia sepak bola di tanah air, mengapa demikian? karena banyak sekali para mafia sepak bola yang membayar wasit agar berpihak dan memenangkan tim yang mereka dukung.
ADVERTISEMENT
Melakukan perbaikan terhadap persepakbolaan tanah air tidak hanya persoalan memperbaiki manajemen dan tata kelola pembinaan sepak bola sejak dini, tidak hanya memperbaiki regulasi dan sistem kompetisi sepak bola nasional, namun juga perlu dilakukan manajemen dan perbaikan terhadap proses rekrutmen dan lisensi wasit nasional, karena hal ini juga menjadi salah satu tolak ukur dari kemajuan sepak bola Indonesia di masa yang akan datang. Percuma memiliki pola dan manajemen pembinaan sepak bola yang baik kalau kualitas wasitnya masih di bawah standar.
Artinya proses pembinaan sejak dini, perbaikan sarana dan prasarana yang memadai dan perbaikan terhadap regulasi kompetisi nasional akan berbanding lurus dengan proses penyediaan wasit yang professional dan berintegritas. Jika semua perangkat pertandingan sudah memiliki profesionalitas dan integritas yang kuat, maka kecurangan, perjudian dan mafia sepak bola bisa diberantas dan dihentikan. Karena disadari atau tidak, para mafia sepak bola dalam melakukan perjudian dan kecurangan pasti melibatkan perangkat pertandingan.
ADVERTISEMENT