2 Puisi Chairil Anwar tentang Kemerdekaan

Inspirasi Kata
Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2023 9:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi puisi Chairil Anwar tentang kemerdekaan. Sumber: unsplash.com/ Rizky Rahmat Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi puisi Chairil Anwar tentang kemerdekaan. Sumber: unsplash.com/ Rizky Rahmat Hidayat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puisi Chairil Anwar tentang kemerdekaan Indonesia telah dibuat sejak lama. Mulai tahun 1943 Chairil Anwar telah banyak menyuarakan tentang semangat juang dan nasionalisme lewat puisi-puisi karyanya.
ADVERTISEMENT
Nama Chairil Anwar dikenal sebagai sastrawan tanah air yang legendaris. Semua karya puisinya mengandung makna yang mendalam dan punya pesan yang mendidik.

Puisi Chairil Anwar tentang Kemerdekaan dan Perjuangan Pahlawan

Ilustrasi puisi Chairil Anwar tentang kemerdekaan. Sumber: unsplash.com/ Rizky Rahmat Hidayat
Berikut ini puisi Chairil Anwar tentang kemerdekaan yang dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme karya Lukman Surya Saputra (2007:38-39).

1. Krawang Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami. Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kenang, kenanglah kami Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
ADVERTISEMENT

2. Diponegoro

Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu Sekali berarti Sudah itu mati MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju. Serbu. Serang. Terjang.
Puisi Chairil Anwar tentang kemerdekaan di atas adalah simbol bahwa Indonesia dapat meraih kebebasan dari penjajahan melalui perjuangan yang keras. Sehingga kemerdekaan patut dihargai dan diisi dengan banyak hal positif oleh generasi masa kini. (IMA)
ADVERTISEMENT