Konten dari Pengguna

3 Contoh Cerpen Romantis dengan Kisah yang Menarik

Inspirasi Kata
Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
9 Oktober 2024 17:03 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Contoh Cerpen Romantis, Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Contoh Cerpen Romantis, Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menulis cerpen romantis memang tidak mudah. Sebab, isi cerita harus disesuaikan dengan selera pembaca. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan menulis yang baik dan contoh cerpen romantis sebagai inspirasi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Menulis Cerpen Itu Asyik, Dra. Noviana Tri Wahyu.W, (2023:12), cerpen merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Cerpen merupakan prosa fiksi yang menceritakan tentang suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh utama.

Contoh Cerpen Romantis dengan Kisah yang Menarik

Ilustrasi Contoh Cerpen Romantis, Pexels/Asad Photo Maldives
Berikut adalah contoh cerpen romantis dengan kisah yang menarik.

Contoh 1 - Terlambat

Elden tengah fokus mencoret-coret lembar hitungnya yang sudah penuh dengan angka. Sebenarnya bel istirahat telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, namun Elden belum ingin beranjak dari kursinya. Ia merasa tidak puas jika belum menemukan jawaban yang benar.
“El! Ayo ke kantin! Itu soalnya dikerjain nanti aja di bimbel.” Elden merasakan bahunya ditoel-toel oleh seseorang yang sudah ia kenali suaranya. Itu Amira, temannya sekaligus tetangga. Mereka sudah cukup akrab sekali karena telah mengenal sejak kecil.
ADVERTISEMENT
“Iya, sebentar. Kurang 1 soal ini doang.”
“Astaga, aku sudah lapar. Lagian hari ini kita mau ditraktir sama Laskar. Cepetan! keburu dia berubah pikiran. Kamu tahu kan dia sepelit apa? Ini kesempatan langka!” ujar gadis berambut panjang itu antusias.
Elden tertawa kecil mendengar ucapan Amira. “Iya iya, udah nih.”
“Hadeh, ini pada ngapain sih lemot banget?” terdengar suara Laskar yang mendekat sambil mengeluh.
“Ih, ngapain sih ke sini?!” protes Amira dengan ekspresi tak senang tampak di wajah cantiknya.
“Ya jemput kawan-kawanku yang lemot inilah! Masa mau lamar kamu? Sabar, Mir ... tunggu aku sukses dulu dong, hehe.”
“Apa sih! Nggak jelas! Maksud aku kamu masuk ke kelas kami, seharusnya tunggu aja!” balas Amira makin garang. Gadis itu memalingkan mukanya yang perlahan memerah karena malu.
ADVERTISEMENT
Elden memandang kedua orang itu dalam diam dan bertanya-tanya, apakah Amira menyukai Laskar?
Kalau boleh jujur, Elden agak merasa tersisih jika melihat betapa akrabnya Amira dan Laskar. Padahal keduanya baru saling mengenal beberapa bulan yang lalu saat pertama kali masuk SMA. Elden merasa bingung pada perasaannya, padahal Laskar pun juga temannya sedari SMP.
Apakah ini karena dirinya cemburu? Elden memang menyukai Amira sejak lama. Akan tetapi, dirinya belum punya keberanian untuk mengaku.
“Ya udah, yuk ke kantin! Keburu bel masuk nanti. Mau makan gratis nggak kalian?” ajak Laskar pada Amira dan Elden. Hari ini Laskar hendak mentraktir mereka berdua dalam rangka merayakan lolosnya Laskar untuk mengikuti perlombaan basket dengan tim sekolah.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di kantin mereka menempati tempat duduk kosong, kemudian Laskar pun berucap, “kalian tunggu di sini aja, biar aku pesankan.”
“Oke, bos siap! Sesuai request-ku tadi loh ya!” ujar Amira berpesan pada Laskar. “Pesanan Elden juga jangan sampai salah.”
“Iya-iya, bawel!” Laskar pun beranjak menuju para penjual kantin yang hendak dibelinya.
“Yes! Hari ini hemat uang jajanku. Rejeki banget ya, El.”
“Iya, syukur banget,” balas Elden sambil tersenyum tipis menatap Amira yang tampak senang. Gadis bahkan bersenandung yang menandakan suasana hatinya sedang baik. Namun, melihat kegembiraan Amira bukannya membuat Elden senang, ia justru jadi cemas.
Ini karena ia berencana menyampaikan kabar yang kurang menyenangkan pada Amira dan Laskar. Eden takut merusak suasana. Tapi semakin Elden mengundur waktu menyampaikannya, kian tertekan pula hatinya.
ADVERTISEMENT
Tak berselang lama Laskar pun datang membawa makanan dan minuman dibantu ibu kantin. Akhirnya mereka bertiga pun menikmati makan siangnya.
“Kar, nanti temenin ke perpustakaan ya? Aku mau balikin komik yang kemarin,” Elden yang baru menghabiskan segelas es jeruknya berucap pada Laskar.
“Yoi! Sekalian ngopi bentar aja kalau gitu,” jawab Laskar mengiyakan.
“Oiya ... ngomong-ngomong, ada yang mau aku sampein ke kalian,” cetus Elden dengan sedikit ragu-ragu.
Amira yang sedang mengunyah butiran-butiran nasi goreng terakhirnya menatap Elden penasaran. “Mau ngomong apa? Serius amat kayaknya.”
“Aku seminggu lagi bakal pindah sekolah.”
“APA?!” ucap Amira dan Laskar bersamaan dengan raut yang sama terkejutnya.
“Seminggu?! Kamu bercanda kan? Yang bener aja! Kok baru cerita sekarang? Kok mendadak banget?” tanya Amira bertubi-tubi dengan alis menukik tajam.
ADVERTISEMENT
“I-iya, sorry ... aku sebenarnya mau cerita dari lama nggak nemu waktu yang pas. Jadi, ngomong hari ini.”
“Kamu kok tega banget sih?! Bukannya kita teman ya? atau cuma aku yang ngira begitu? Jahat banget, sih!” terlihat jelas sekali Amira langsung murka dengan sikap Elden. Gadis itu beranjak dari kursinya dan pergi dari kantin.
“Ra! Aku nggak maksud begitu! Aku cuma—“
“El! Udah biarin aja,” Laskar menahan Elden yang akan mengejar Amira. “Dia pasti butuh waktu buat meredakan amarahnya. Lagian mendadak banget ngasih kabar kayak gitu.”
Elden pun menurut dan duduk kembali, merasa Laskar ada benarnya. “Iya aku memang salah. Harusnya aku nggak ngasih tahu tiba-tiba begini. Tapi aku nggak nyangka Mira bakal semarah itu.”
ADVERTISEMENT
“Wajar, sih. Dia kan suka sama kamu,” ucap Laskar sembari terkekeh.
“Apa? Amira suka sama aku? Jangan ngawur kamu!”
“Ngawur apanya? Orang dia pernah curhat ke aku langsung.”
Elden melongo, masih setengah tak percaya. “KENAPA NGGAK PERNAH NGASIH TAHU?!”
Elden memejamkan matanya sambil menghela napas mengingat kejadian 10 tahun lalu. Kini ia sedang menatap kaca sambil merapikan rambutnya. Sebentar lagi ia akan pergi ke reuni SMA lamanya, di mana dirinya, Laskar, dan Amira berteman sangat akrab.
Elden jadi merindukan masa-masa itu. Ia juga agak gugup ingin mengetahui kabar teman-temannya, karena Elden memang sempat lost contact dengan mereka. Elden pun berangkat dan tak sampai 30 menit sampai ke gedung sekolahan tempatnya menuntut ilmu dulu.
ADVERTISEMENT
Ia sedikit merapikan dasi hitamnya sembari berjalan menuju aula tempat acara diadakan, namun hampir saja kakinya menyandung sesuatu. Itu seorang anak perempuan yang umurnya sekitar 3 tahun. “Astaga, kenapa lari-larian? Mamah kamu?”
“Hehe ...” gadis kecil itu justru tertawa, menatap Elden. Entah mengapa Elden merasa familiar dengan wajah anak itu.
“Alana! Udah Mama bilang jangan nakal ... tahu begitu kamu nggak Mama ajak ...”
Mendengar suara seorang perempuan yang sepertinya ibu dari sang gadis cilik ini membuat Elden mendongak. Lelaki itu tercekat menyadari siapa wanita itu. Itu Amira.
“Amira?” panggil Elden memastikan.
“Hey ...” sapa wanita itu pelan.
“Loh! Elden? Datang juga ternyata temanku ini,” terdengar kembali suara yang familiar baginya, itu Laskar. Laskar terlihat sumringah melihat kejadian Elden, ia mendekat dan berhenti di samping Amira. Ia pun melingkarkan tangan kokohnya di pinggang Amira.
ADVERTISEMENT
Melihat hal itu Elden hanya tersenyum getir. Rupanya dirinya sudah terlambat. “Apa kabar kalian?

Contoh 2 - Dua Hati yang Terhubung

Di sebuah kota kecil, hiduplah dua orang yang tak pernah menyadari bahwa takdir telah menyatukan jantung mereka. Haibar Ana, seorang pelajar cantik dan anggun yang mencintai buku, tanpa sengaja bertemu dengan Boy, seorang penulis yang mencari inspirasi di perpustakaan kota.
Setiap kali mereka berpapasan, entah itu di antara rak buku atau di galeri seni lokal, ada getaran aneh yang terjadi. Suatu hari, mereka menyadari bahwa jantung Haibar Ana dan Boy berdetak seirama, membentuk harmoni cinta yang tak terungkapkan.
Tapi Ana mendapati dirinya kecewa karena ternyata Boy adalah orang yang tidak baik untuk masa depannya. Sebab Ana adalah wanita yang tertarik untuk mendalami agama, sedangkan Boy sebaliknya. Tak disangka, waktu berlalu. Mereka berpisah dan tak tahu kabar masing-masing.
ADVERTISEMENT
Ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi di pusat kota, Ana menjumpai Boy yang sudah berubah dan kini rajin ke masjid. Sebab, saat perjumpaan itu, mereka berdua berada di ruang solat yang sama dan Ana mendengar suara Boy yang mengumandangkan Adzan. Bulan berlalu, datanglah Boy ke kediaman Ana dan melamarnya.

Contoh 3 - Aku Senang Itu Kamu

Di tengah keramaian kota metropolitan, Drumella dan Niko menjalani kehidupan yang sibuk. Keduanya tidak pernah berpapasan secara langsung, tetapi saling mengenal melalui surat elektronik yang mereka kirim secara anonim.
Saat keduanya menyadari bahwa waktu adalah penghalang bagi pertemuan langsung, mereka memutuskan untuk menciptakan momen sendiri. Ketika mereka memutuskan untuk saling menyapa secara virtual, mereka sangat terkejut mendapati bahwa ternyata keduanya adalah mahasiswa sastra di perguruan tinggi yang sama.
ADVERTISEMENT
Dan lebih terkejutnya lagi, mereka ternyata satu kelas. Mengetahui itu, Niko langsung menutup video callnya dan tidak pernah menghubungi Drumella lagi.
Drumella merasa sedih karena hal itu, ia merasa kecil hati dan berpikir apakah dia sejelek itu hingga Niko tidak pernah menghubunginya lagi setelah bahkan satu minggu berlalu.
Tak disangka, Drumella mendapati secarik kertas dibawah bukunya bertuliskan “Aku senang bahwa wanita yang selama ini menemani hariku adalah kamu Drumella. Aku harap kamu juga begitu”
Demikian contoh cerpen romantis dengan alur cerita yang menarik sehingga menarik minat pembaca. Penulis cerpen perlu membuat konten dan alur cerita yang disesuaikan dengan selera pembacanya agar dapat menghibur mereka. (glg)
ADVERTISEMENT