3 Puisi Galau Pendek, Indah dan Menyentuh Hati

Inspirasi Kata
Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
Konten dari Pengguna
20 Mei 2022 15:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puisi galau pendek, Foto oleh Mehmet Ali Turan / Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Puisi galau pendek, Foto oleh Mehmet Ali Turan / Pexels
ADVERTISEMENT
Menulis puisi galau pendek ataupun panjang merupakan salah satu sarana yang tepat untuk mengungkapkan rasa sedih yang seolah menyesakkan dada. Siapa tahu setelah menuangkan kesedihan ke dalam puisi, hatimu terasa lebih baik dan tidak lagi terbebani dengan kesedihan.
ADVERTISEMENT
Jika kamu bingung mulai dari mana untuk membuat kata-kata yang indah dan bermakna, kamu bisa coba dengan mulai sering membaca puisi ataupun buku kata-kata mutiara. Dengan begitu, kepekaanmu terhadap pemilihan kata yang indah akan semakin terasah.

3 Puisi Galau Pendek, Indah dan Menyentuh Hati

Mengutip buku Kumpulan Puisi: Taman Taman Cinta, Khansa Kurnia, (2019:26), berikut 3 contoh puisi galau patah hati yang indah dan menyentuh.
1. Sajak-sajak Nelangsa
Aku bukan sawi yang pahit
Atau racun yang membuat sakit
Aku hanya selaksa kata
Yang lahir dari serapahan asa
Berbuih doapun tak ada bedanya dengan tanpa buih
Tapi doa itu akan selalu mengiringi kegersangan hidup
Walau hidup itu sendiri kadang hanya gersang
ADVERTISEMENT
morgananya saja
Atau mungkin gersang sejatinya
Aku siapa
Siapa itu aku
Aku diingat masa sebagai kesedihan
Aku dikenang waktu sebagai kegagalan
Aku dikenal orang sebagai nasib buruk
Aku dikenal kerabat sebagai kemalangan
Dan aku, dikenal teman hanya sebuah keheningan
2. Jiwa yang Tak Sempurna
Akulah kata tanpa makna
Akulah pena tanpa tinta
Akulah sungai tanpa air
Akulah pantai tanpa pasir
Akulah pelangi yang tak berwarna
Akulah bintang yang tak bercahaya
Akulah pagi yang tak bermentari
Akulah malam-malam yang kehilangan purnamanya
Aku dilahirkan dengan kegersangan asa
Aku ditimang dengan kemenangan derita
Aku dimanja oleh buliran air mata
Dan aku dibesarkan oleh ganasnya keterasingan
Nyanyian hujan enggan menawarkan melodinya
kepadaku
Embun pagi jengah tuk sejukkan kalbuku
ADVERTISEMENT
Angin senja malas membelai rambutku
Bulan sabitpun tak sudi membagi cahayanya untukku
Akulah pohon tanpa bunga
Akulah bunga tanpa mahkota
Akulah mahkota tanpa mutiara
Akulah jiwa yang tak sempurna
3. Teruntuk Masa yang Lalu
Dahulu aku memiliki rasa
Merah kuning jingga
Indahnya mengalahkan warna pelangi
Cantiknya mengalahkan bunga lili
Kini aku tak memilikinya lagi
Entah kapan rasa itu pergi
Aku tak tahu apa itu cinta
Namun yang ku tahu air mataku mengalir
Saat ia duduk di pelaminan dengan selainku
Mereka bilang itu cinta pertama
Namun yang ku tahu dia bukanlah yang dipilihkan Tuhan untukku
Waktu tak ‘kan pernah kembali ke belakang
Meski kau tak ingin berjalan ke depan
Waktu akan terus berjalan ke depan
ADVERTISEMENT
Meski kau hanya ingin diam
Dahulu aku mempunyai rasa cinta
Merah kuning dan jingga
Kini aku lupa bagaimana merasakannya
Karena aku tak ingin merasakan patah hati lagi
Bagaimana, indah dan menyentuh hati bukan puisi galau di atas tadi? Kamu juga bisa menggunakan puisi tadi sebagai bahan refrensi untuk membuat puisi tentang cinta yang hilang atau tema lainnya. (Novi)