Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
3 Puisi tentang Hujan yang Bikin Galau
18 April 2022 16:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat suasana sedang hujan, paling enak memang bersantai-santai di kamar sambil membaca puisi tentang hujan.
ADVERTISEMENT
Biasanya saat hujan turun, suasananya sangat mendukung untuk kita bergalau ria ya teman-teman. Untuk menghayatinya, ada berbagai macam bacaan termasuk puisi galau yang bisa masuk ke dalam daftar bacaan kalian.
Puisi memang berisi kata-kata indah nan syahdu yang membuat hati jadi tenang. Untaian kata yang jika berdiri sendiri mungkin tidak akan mengandung makna yang berarti, tetapi jika dipadu padankan dengan kata lainnya, akan menghasilkan sebuah karya yang penuh makna dan menyentuh hati.
Saat ini terdapat banyak buku yang berisi puisi pendek, jadi kalian bisa dengan mudah mendapatkannya lewat ebook maupun buku fisik.
Puisi tentang Hujan yang Bikin Galau
Inilah kumpulan puisi pendek tentang hujan yang dilansir dari buku Kumpulan Puisi Hujan dan Senja oleh Rosdiana (2019: 7-12):
ADVERTISEMENT
Bagian Satu
Kehadiranmu menyejukkan hati
Dengan senyummu yang begitu berarti
Menggetarkan jiwa yang tak ku mengerti
Karena kamu lah yang ku nanti
Meski dengan sekilas perjumpaan
Bersyukur karena ada kebersamaan
Meninggalkan kesan yang indah
Walau hanya sebuah impian
Seperti malam yang kelam
Dalam suasana yang mencekam
Hanya bisa berharap dalam diam
Untuk perasaan yang terpendam
Bagian Dua
Aku hanyalah setitik air
Yang akan menguap di kala terik
Membuat langit mendung berawan
Hingga mengundang hujan untuk turun ke bumi
Seperti itulah siklusnya
Hanya dapat memandangimu dari kejauhan
Menyimpan sejuta rasa yang terpendam
Hingga akhirnya hanya menjadi sebuah angan
Tak bisakah aku menjadi hujan?
Yang di setiap rinainya membawa kesejukan
Tak bisakah aku menjadi pelangi?
Yang membuat hidupmu menjadi lebih berarti
ADVERTISEMENT
Bagian Tiga
Gersang pucat tak bernyawa
Seperti daun di musim kemarau
Ini hati telah mati rasa
Menunggumu yang terus berlalu
Angin berhembus menerjang dedaunan
Terhempas jauh keras tak terarah
Kau yang selalu menjadi kekuatan
Kini tak ada lagi perlahan musnah
Inilah puncak di musim kemarau
Menyambut hujan berhawa dingin
Beginikah rasanya mencintaimu?
Kau yang telah jadi milik orang lain
Selamat bergalau-galau ria ya teman-teman! Tapi jangan lupa untuk kembali semangat dalam menjalani hidup! (Ester)