Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
3 Puisi tentang Perpisahan Sekolah yang Mengesankan
16 April 2022 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puisi tentang perpisahan sekolah selalu hadir dalam setiap upacara kelulusan. Puisi ini, biasanya dibacakan oleh siswa dan siswi yang akan lulus dan meninggalkan sekolah. Pembaca yang penuh penghayatan dalam membawakan puisi akan menghipnotis semua perasaan pendengar sehingga ikut terseret di dalamnya.
ADVERTISEMENT
“Puisi merupakan bagian karya sastra yang di dalamnya terdapat sebuah ekspresi tidak langsung dalam menyampaikan suatu hal dengan suatu hal lainnya. Ekspresi tidak langsung tersebut disebabkan karena penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti,” Kodart Eko Putro Setiawan dalam buku Strategi Ampuh Memahami Makna Puisi.
Dari pengertian di atas, puisi dianggap bisa mengekspresikan setiap rasa yang ada dalam untaian kata yang indah. Puisi mampu memberikan warna dalam setiap acara.
Tak terkecuali perpisahan sekolah. Puisi perpisahan selalu hadir mewakili setiap perasaan siswa yang meninggalkan sekolah menuju gerbang yang lebih tinggi.
Puisi tentang Perpisahan Sekolah
Berikut ini beberapa contoh puisi perpisahan sekolah yang dikutip dari buku Cendera Mata Perpisahan karya CAMVERCI:
Puisi 1
Gedung Hijau
ADVERTISEMENT
Oleh : Langit Aji Mahardika
Dan kembali kuingat pagi itu, angin yang menerpa tubuh ini
Seolah mengingatkanku kepada sebuah tempat
Di mana kau dapat menimba ilmu dan mencari jati diri
Ya
Gedung hijau namanya
Kisah penting bermula pada masa putih abu
Di putih abu
Kukekalkan cerita tentangku
Yang mewarnai hari-hariku
Di warna yang sama tercipta canda tawa hingga haru biru
Di putih abu
Kujadikan sebuah potret kepingan persahabatan dari berbagai angan-angan
Yang telah menorehkan catatan akhir meski dimensi ruang dan waktu
Berusaha menghapus dari memoriku
Kini abu pun berlalu
Menjadi sebuah cerita yang tersimpan dalam petisi berisi prestasi
Cerita ini tidak akan terlupakan meskipun tertutup sebongkah debu
Terima kasih gedung hijau
ADVERTISEMENT
Kau telah menjadi rumah tempatku menimba ilmu
Suatu saat
Aku akan kembali membawa mentari untuk negeri ini
Puisi 2
Akhir dari Abu
Oleh: Fanisya Fuji Lestari
Kilau tawa yang sering kutemui
Di ruang kelas yang penuh empati
Kini berfatamorgana menjadi sepi
Dekapan hangat yang mengantarkan tawa itu akan
Menjadi intuisi rindu
Cipratan tangisan persahabatan
Akan menjadi bendungan kenangan tak tertahankan
Masa penutup putih abu
Kini telah hadir di pelupuk mata
Semua yang terjadi di masa ini
Terpaksa harus diakhiri
Tetapi tidak untuk Kimia, Biologi, dan persahabatan yang selalu di hati
Akhir tentu bukan sebuah kata yang dinanti
Karena akhir kebanyakan orang menjadi antipati
Perkara akhir memang tidak mudah dijalani
Tetapi akhir bukan pula untuk dihindari
ADVERTISEMENT
Di masa yang semakin sempit untuk bertemu ini
Izinkan aku membenahi memori
Tentang semua yang ada dalam putih abu
Terima kasih abu-abu
Warnamu akan selalu ada dalam album lukisan kalbu,
Serta kisahmu akan selalu kurindu
Mestinya kita sudah tak lagi bertemu
Puisi 3
Lara dalam Abu
Oleh: Yani Triarini
Derap langkah kaki yang menyusuri setiap lorong kelas
Riuhnya tak akan lagi membekas
Akan menggema lonceng terakhir di gedung hijau yang sering kupijak
Dinginnya setiap dinding yang dulu riuh
Akan berubah haluan menjadi rindu yang bergemuruh
Biarkan tembok hijau itu menjadi saksi
Menjadi satu-satunya pengingat sejarah kecil penuh kenangan terjadi
Sejarah kecil yang dibungkus dengan harmonisasi
Dan diakhiri dengan tangisan di hati, tangis yang menggambarkan sulit melepas untuk pergi
ADVERTISEMENT
Pula tangis yang menggambarkan sulit untuk menetap lagi
Di bawah langit yang membiru
Sepasang mata saling bertemu
Lekat mata itu kian sendu
Menyaksikan akhir dari masa putih abu
Tangan itu saling merangkul
Saling merengkuh lama untuk sebuah temu di kala nanti akan datang rindu
Lara hati menggebu
Memaksa memutarbalikkan waktu
Mengulang kenangan yang telah berlalu
Tapi kenyataannya itu hanya halu
Halu yang berujung pilu
Sungguh mengesankan dan mengharu biru ya? Semua puisi di atas mewakili suasana perpisahan sekolah yang diwarnai rasa sedih. Puisi mana yang akan kamu pilih dalam perpisahan sekolah nanti?(You)