4 Contoh Puisi Epigram dan Pengertiannya

Pengertian Puisi Epigram
4 Contoh Puisi Epigram dan Pengertiannya

Contoh 1
Mati bagiku hanyalah istilah sementara
esensinya sama saja karna hidup dan mati
tiada beda yang beda mampu tidak kita
memaknai hidup dalam mati dan mati dalam
hidup.
Sebab manusia terlalu sibuk memperebutkan
simbol ketuhanan tanpa merengkuh sejatinya
makna tuhan
Hari itu tak ada tempat berlari
Tak ada tempat bersembunyi
Tak ada memohon belas kasih
Semua sudah menyatu
Amal satu-satunya penolong
Amal satu-satunya cahaya
Merintih tiada berarti
Menyesal tiada berguna
Barulah sadar dunia yang fana
Contoh 3
hidup telah mendidikmu dengan keras
agar bersikap sopan —
misalnya buru-buru melepaskan topi
atau sejenak menundukkan kepala —
jika ada jenazah lewat
hidup juga telah mengajarmu merapikan
rambutmu yang sudah memutih,
membetulkan letak kacamatamu,
dan menggumamkan beberapa lirik doa
jika ada jenazah lewat
agar masih dianggap menghormati
lambang kekalahannya sendiri
Contoh 4
Anak-anak tumbuh dengan mendewasa
Akankah aku tumbuh menua?
Kelak meraka butuh lawan bicara
Apakah kala itu aku kakek pelupa?
Anak-anak tidak selamanya bayi
Meraka butuh tak hanya dimengerti
Mereka punya mata punya hati
Tidak cukup dengan harta diwarisi
Sampai kapan usiaku ditakdirkan
Sampai batas itulah aku dihadirkan
Sebagai orang tua sebagai teman
Sampai batas waktu yang ditentukan
Tak baik jika mereka disini saja
Hangat dipeluk rumah dan keluarga
Kehidupan itu pengembaraan jiwa
Dan mereka pengelana berikutnya
Jika tumbuh dewasa ada ujungnya
Jangan sampai menua sia-sia
Dalam perjalananku menyusuri usia
Setidaknya harus pernah bijaksana