Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Contoh Teks Pidato Ramadan 5 Menit yang Menarik
14 Maret 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 8 menitDiperbarui 25 Maret 2024 10:07 WIB
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat bulan Ramadan , biasanya akan ada banyak pidato atau ceramah singkat yang dilakukan oleh pemuka agama agar kaum muslimin lebih memahami dan memperdalam ilmu agama Islam. Mendengarkan pidato Ramadan 5 menit dapat memberikan efek yang luar biasa terhadap keimanan seseorang.
ADVERTISEMENT
Pidato pada saat Ramadan sering dikenal juga dengan kultum dan dapat disampaikan dalam waktu yang singkat. Biasanya, pidato ini disampaikan di masjid-masjid sebelum berbuka puasa, sebelum tarawih atau pada saat tarawih, dan sesudah salat subuh.
Pidato Ramadan 5 Menit
Pidato Ramadan 5 menit dapat mengangkat tema apapun seputar keistimewaan bulan Ramadan. Dengan meluangkan waktu sedikit untuk mendengarkan pidato atau kultum ini diharapkan umat muslim dapat mengambil pelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari buku Kumpulan Kultum Ramadhan Mutiara Nasihat Seribu Bulan, Abdur Rozaki dkk (2017:13), berikut ini adalah beberapa contoh teks pidato ramadan yang dapat dijadikan referensi:
Contoh 1 (Ramadhan Berkualitas)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
ADVERTISEMENT
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah, Tuhan semesta alam yang telah mengumpulkan kita bersama. Tak lupa shalawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad saw yang telah membawa kita dalam kebaikan.
Hadirin kaum muslimin, rahimakumullah..
Alhamdulillah saat ini kita dapat berkumpul lagi dan masih diberikan umur untuk bertemu dengan bulan Ramadan.
Ramadhan mengajarkan kepada umat manusia (khususnya orang yang beriman), tentang pentingnya membangun sikap jujur di dalam kehidupan. Terminologi “jujur” menjadi kata kunci di dalam menjalankan perintah puasa.
Karena sikap tersebut merupakan kata “iman dan taqwa”. Seseorang yang mampu menahan diri untuk tidak berbohong, berarti dia telah mampu mengendalikan diri dari keputusan tindakan yang merugikan dirinya dan orang lain, meskipun dia tidak mengerti bahwa tindakan tersebut merupakan implikasi dari iman dan taqwanya di hadapan Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ada tiga hal penting yang perlu kita lakukan, agar dalam menjalani kehidupan (khususnya di bulan suci Ramadan) agar dapat memberikan keberkahan dari efek kebaikan yang kita lakukan.
Pertama, mulai dari diri sendiri, yaitu memastikan bahwa kebaikan yang telah terencana agar segera direalisasikan. Sebab, tertundanya niat baik, biasanya akan cenderung membuat kebaikan gagal terealisasi.
Kedua, mulai dari yang kecil dan sederhana, maksudnya tindakan-tindakan seperti menyingkirkan duri di jalan, atau menyegerakan sesuatu yang baik ketika terbersit di hati kita tentang kebaikan.
Ketiga, mulai dari sekarang, yakni menyegerakan diri ikut mengambil bagian menjadi orang pertama yang melakukan kebaikan.
Inilah yang disebut Ibda` Binafsika, mulailah dari diri sendiri.
Semoga di ramadhan tahun ini, kita bisa melakukan hal-hal baik di bulan Ramadhan, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan sederhana serta mulai dari sekarang. Aamiin allahumma aamiin.
ADVERTISEMENT
Contoh 2 (Melatih Kedewasaan Melalui Berpuasa)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Marhaban ya Ramadan, hadirin yang berbahagia dan dirahmati Allah.
Berbicara masalah kedewasaan, berarti berbicara mempelajari kehidupan diri sendiri dan tentang diri orang lain. Tetapi tidak mudah menjawab apa arti makna dewasa? Apa konsep kedewasaan? Tetapi begitu mudah orang mengatakan terhadap berbagai persoalan “kegagalan atau ketidaknormalan” dengan ungkapan “dia tidak dewasa”.
Sehingga muncul pemahaman bahwa kedewasaan merupakan “suatu hal yang mudah diucapkan tetapi sulit didefinisikan”. Karena kedewasaan seseorang tidak selalu ditentukan oleh umur. Banyak contoh di sekitar kita yang secara umur sudah dapat dikatakan dewasa tetapi secara sikap masih seperti anak-anak.
Sikap dewasa itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Sehingga sikap dewasa perlu dilatih seiring bertambahnya umur.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya untuk melatih kedewasaan adalah dengan berpuasa, terutama puasa dibulan Ramadhan. Mengapa demikian? mari kita pahamai bersama- sama tentang makna berpuasa untuk melatih kedewasaan diri.
Di dalam Islam, kedewasaan itu diukur dari satu parameter yaitu baligh. Apabila seseorang sudah baligh sudah dipastikan seseorang tersebut boleh diklasifikasikan sebagai seseorang yang telah dewasa.
Bentuk kedewasaan ini dinilai dari kematangan berfikir dan sikap menerima tanggung jawab. Berkaitan dengan puasa, seseorang yang sudah baligh yang mampu berfikir secara matang dan bertanggung jawab tentang perintah berpuasa dibulan Ramadhan, tentunya dia akan menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya.
Ada juga seseorang yang sudah baligh tetapi tidak menjalankan puasa di bulan Ramadhan atau menjalankan puasa tetapi tidak memahami makna puasa, sehingga dia hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja.
ADVERTISEMENT
Puasa secara bahasa memiliki makna menahan atau al-imsaak. Prosedur ibadah puasa itu menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami isteri, dan perihal yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Sikap “menahan” inilah yang dapat melatih manusia untuk meningkatkan kedewasaan diri.
Kenapa? Pada dasarnya manusia “berfikir” memiliki hak untuk melakukan apapun baik positif maupun negatif termasuk yang membatalkan puasa. Tetapi dibulan Ramadhan, seseorang yang sudah baligh harus “bersikap” menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Dia harus berfikir dan bertanggung jawab menjadi seorang manusia baligh yang memiliki kewajiban berpuasa. Berbeda dengan anak-anak yang masih bisa berfikir bebas untuk melakukan apapun. Keseimbangan pemikiran dan sikap tanggung jawab dalam menjalankan puasa inilah yang dapat melatih kedewasaan. Wallahu a'lam.
ADVERTISEMENT
Contoh 3 (Cinta dan Dzikir Kepada Sang Khaliq)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Pidato Ramadan kali ini akan saya buka dengan kutipan dari seorang Sufi yaitu Jalaluddin Rumi yang berkata:
“Shalat, puasa, dan bersedekah akan dibawa pada hari kebangkitan dan ditempatkan pada mizan (timbangan). Tetapi ketika cinta yang dibawa, ia tidak akan bisa ditimbang dan timbangan (mizan) tak akan muat. Maka hal yang paling utama adalah CINTA.”
Dengan mengamalkan jalan Allah dengan benar, maka janji Allah dalam AL-Quran tentang keutamaan ibadah dan dzikir akan terealisasi. Salah satu sekian janji itu, jaminan Allah akan keutamaan dzikir adalah barangsiapa yang berdzikir dengan khidmat, maka niscaya hatinya akan tenang dan damai.
Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Surat al-Baqarah (2: 152) berikut ini:
ADVERTISEMENT
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِࣖ
Yang artinya “Berdzikirlah (Ingatlah) kamu pada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu.”
Dzikirullah atau mengingat Allah adalah amalan yang tidak terhingga nilainya, bagi siapapun yang senantiasa mengingat-Nya di setiap waktu, niscaya amalan dan perbuatan apapun di dunia yang belum tercapai akan dengan mudah terwujud, itulah janji Sang Maha Pencipta.
Begitu juga dengan mengucapkan shalawat Nabi SAW, sebagaimana dalam sabdanya: “Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali shalawat, maka Allah memberi rahmat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim). Bershalawat pun tidak hanya sekedar mengucap dengan kata-kata, tetapi harus dibarengi dengan metode yang tepat secara istiqomah niscaya akan mendapatkan syafa’at kelak di akhir zaman, ketika manusia dibangkitkan kembali dari liang lahat (kubur).
ADVERTISEMENT
Taqwa tidak hanya sekedar mengucapkan dua kalimat syahadat namun juga menjalankan amaliyah yang termaktub dalam rukun Islam; syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu.
Maka dari itu, melalui momentum bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, mari kita senantiasa ber-khalwat kepada Sang Khaliq dengan asma-Nya. Sebagaimana janji-Nya, bahwa ketika insan bermunajat kepada Allah dengan penuh cinta, dengan sendirinya akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Aamin aamin ya rabbal alamin.
Contoh 4 (Bersedekah, Jalan Menuju Kebahagiaan)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Marhaban ya Ramadan..
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Quran sebagai pedoman umat Islam. Di dalamnya telah di atur segala urusan, baik tentang muamalah, ubudiyah, akidah, dan lain sebagainya.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang benar-benar komprehensif, serasi, dan penuh dengan keajaiban-keajaiban. Salah satu yang paling detail diterangkan di dalam al-Qur’an adalah terkait dengan ubudiyah.
ADVERTISEMENT
Ubudiyah tersebut diklasifikasikan menjadi dua, ada yang bersifat individual maupun sosial. Sifat individual, misalnya sholat, haji, dan sebagainya. Sedangkan, ibadah sosial seperti zakat dan sedekah.
Di dalam masyarakat ibadah sosial lebih memiliki banyak kemanfaatan yang dapat dirasakan oleh orang lain, maka dalam kaidah hukum islam ibadah sosial ini lebih banyak pahalanya.
Di dalam al-Qur’an sendiri, salah satu ibadah sosial yang diterangkan adalah sedekah. Terdapat beberapa ayat yang secara khusus dan jelas menyebutkan tentang keutamaan sedekah.
Sedekah baik manfaat maupun pahala yang bisa dirasakan, kita dapat raih dengan berlipat ganda di saat kedatangan bulan suci Ramadan. Bulan Ramadhan menjadi suatu momentum istimewa, khususnya bagi kalangan umat muslim di seluruh dunia.
Bulan yang dikenal sebagai bulan penuh ampunan, bulan dimana pahala setiap perbuatan atau amal sholeh juga berlipat ganda, menjadikan kaum muslimin yang menjalankannya saling berlomba-lomba dalam kebaikan dengan muslim lainnya, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah bersedekah. Sebagaimana firman Allah swt dalam Surat al-Hadid (57: 18):
ADVERTISEMENT
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”
Sesuai dengan janji Allah swt yang Maha Dermawan tersebut, siapapun yang bersedekah niscaya akan diganti oleh Sang Maha Pemberi dengan berlipat ganda. Terlebih, bulan Ramadhan sebagai mutiara seribu bulan menjadikan amalan kita sebagai manusia akan terus dikaruniai oleh pahala yang tiada terhingga.
Sedekah memiliki dampak positif begitu nyata, yakni dapat meringankan beban sesama manusia. Terlebih dalam momentum Ramadhan, segala kebaikan yang kita lakukan akan senantiasa mendapat ganjaran yang berlipat ganda. Amiin ya rabbal alamin. Semoga!
ADVERTISEMENT
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikianlah contoh teks pidato ramadan 5 menit yang menarik dan dapat dijadikan sebagai referensi. Semoga ramadan tahun ini dapat memberikan berkah bagi seluruh umat muslim di dunia. (Mit)