Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
4 Kumpulan Puisi Karya Taufik Ismail yang Penuh Makna
23 Desember 2022 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kamu salah satu penggemar puisi-puisi Bapak Taufiq Ismail? Jika iya jangan lewatkan pembahasan menarik seputar kumpulan puisi karya Taufik Ismail yang syarat akan makna mendalam.
ADVERTISEMENT
Selain itu puisi-puisi karya Taufiq Ismail di bawah ini juga bisa kamu jadikan referensi dalam belajar menulis karya sastra berupa puisi ataupun kata bijak. Selamat membaca !
4 Kumpulan Puisi Karya Taufik Ismail yang Penuh Makna
Nah, berikut ini adalah 4 kumpulan puisi karya Taufik Ismail yang menyentuh hati dan juga penuh makna.
1. Anakku Bertanya Tentang Rasul
(Dikutip dari buku Kajian MaknaPuisi Keagamaan (Metode Hermeneutika), Eneng Sri Supriatin, M.Pd. (2020:128)
ADVERTISEMENT
2. Salemba
3. Nasihat-nasihat Kecil Orangtua Pada Anaknya Berangkat Dewasa
(Dikutip dari buku Pendidikan Islam Memajukan Umat dan Memperkuat Kesadaran Bela Negara, Kencana Penerbit, (2016: 37-38)
4. 12 Mei, 1988
Mengenang Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana dan Hafidbin Royan
Empat syuhada berangkat pada suatu malam, gerimis air mata tertahan di hari keesokan, telinga kami Iekapkan ke tanah kuburan dan simaklah itu sedu-sedan,
Mereka anak muda pengembara tiada sendiri, mengukir reformasi karena jemu deformasi, dengarkan saban hari langkah sahabat-sahabatmu beribu menderu-deru
ADVERTISEMENT
Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahuMestinya kalian jadi insinyur dan ekonom abad dua puluh satu,
Tapi malaikat telah mencatat, indeks prestasi kalian tertinggi di Trisakti bahkan di seluruh negeri, karena kalian berani mengukir alfabet pertama dari gelombang ini dengan darah arteri sendiri,
Merah putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang matahari, tak mampu mengabarkan diri karena angin lama bersembunyi
Tapi peluru logam telah kami patahkan dalam doa bersama, dan kalian pahlawan bersih dari dendam, karena jalan masih jauh dan kita perlukan peta dari Tuhan.
(Dikutip dari Kitab Kritik Sastra , Maman S. Mahayana, (2015:6)
Dari kumpulan puisi karya Taufik Ismail di atas tadi, mana nih yang paling mengena di hatimu? Yuk, semangat berkarya!
ADVERTISEMENT