Konten dari Pengguna

4 Puisi Natal yang Mengharukan dan Menghangatkan Jiwa

Inspirasi Kata
Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
20 Desember 2022 15:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puisi Natal yang Mengharukan dan menghangatkan jiwa. Foto: Pexels/Ignacio Pereira.
zoom-in-whitePerbesar
Puisi Natal yang Mengharukan dan menghangatkan jiwa. Foto: Pexels/Ignacio Pereira.
ADVERTISEMENT
Suasana haru dan hangat Natal adalah hal yang paling dirindukan. Mungkin tahun ini akan jadi Natal paling berharga yang pernah kamu alami. Inilah puisi Natal yang mengharukan dan akan menghangatkan jiwa.
ADVERTISEMENT
Natal identik dengan momen hangat dan berharga berkumpul dengan keluarga dan orang terkasih. Berbagi momen indah dan cerita bersama. Tiada hari paling indah selain Natal.

Puisi Natal yang Mengharukan dan Menghangatkan Jiwa

Ilustrasi hiasan Natal. Foto: Pexels/Brett Sayles.
Simak kumpulan puisi Natal yang mengharukan dan menghangatkan jiwa yang dikutip dari Iman Kristen di Tengah Realita, Marthinus Theodorus Mawene (2021) dan Tarian Ilalang: Antologi Puisi Dwibahasa, Katherina Achmad (2022), berikut ini:

Natal Putih buat Gregorius

Dua puluh empat Desember saat malam semakin kerap lekap dingin angin menerpa mengeja nuansa dan tiba-tiba kau berkata: "Boleh kusentuh jemarimu?" aku menggeleng. "Tuhan pasti mengerti, ini bukan dosa" ujarmu lirih.
ADVERTISEMENT
Aku diam menatap lekat, getar-getar asing menyelinap lindap antara sepi dan sunyi di situlah kita, terpaku meriap mengukir jarak, tak berharap waktu berlalu
ADVERTISEMENT
Malam semakin lelap "... Silent night, holy night..." terdengar sayup-sayup. Kutiup lilin putih di depan kita berganti sinar bulan nerobos kaca jendela selintas wangi pohon cemara menebarkan aroma yang membara.
ADVERTISEMENT
Kau nyalakan lagi api lilin kembali menyala "Kau seperti cahaya, sukar teraba tapi memberiku makna" aku tersipu, merapatkan kerudung putihku
ADVERTISEMENT
"Pulanglah, sudah larut malam" usirku halus, kau pun tersenyum begitu kudus dan menembus. Selintas wangi pohon cemara meriap mengukir jarak, begitu panjang.
ADVERTISEMENT
Bandung, 1993

Puisi Natal

Natal bukan ketika sebatang pohon terpajang megah, tetapi ketika Allah menggamit ramah. Natal bukan ketika sebuah gedung terhias megah, tetapi ketika manusia berdosa ditemukan Allah. Natal bukan ketika kita berlomba menghabiskan jutaan rupiah, tetapi suatu awal tragedi tentang Putera Allah yang bakal mengorbankan nyawa.
ADVERTISEMENT

Natal Indah, Milik Bersama

Dua tahun, butuh waktu dua tahun Setelah penantian panjang Melalui masa sulit pandemi Puji Tuhan Tahun ini dapat merasakan Kebersamaan, kehangatan Malam Natal Indah bersama Yang terkasih dan juga Tuhan akan bersama kami
ADVERTISEMENT

Hangatnya Natal

Bukan dengan ragam emas Bukan dengan makanan mewah Hanya dengan sebuah lilin Di gereja, malam natal Berkumpul, merayakan kelahiran Yesus Penuh kehangatan Natal
ADVERTISEMENT
Empat puisi Natal di atas mengharukan dan menghangatkan jiwa ya. Semoga Natalmu bersama keluarga dan orang terkasih menjadi Natal yang baik. (Fitri A)