4 Puisi Sedih Patah Hati Akibat Putus Cinta

Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
Konten dari Pengguna
18 Maret 2023 16:26
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Puisi Sedih Patah Hati Akibat Putus Cinta. Foto: Unsplash/Kelly Sikkema.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Puisi Sedih Patah Hati Akibat Putus Cinta. Foto: Unsplash/Kelly Sikkema.
Puisi sedih patah hati akibat putus cinta terasa begitu menyayat hati dan menggambarkan rasa putus asa.
Tidak ada seorang pun yang ingin merasakan patah hati. Meskipun setiap orang menginginkan hubungan percintaanya baik-baik saja, kenyataannya tidak selalu demikian.
Ada kalanya cinta harus berakhir dan meninggalkan rasa sakit hati. Dalam kondisi patah hati, kata-kata puitis bisa menjadi ungkapan kesedihan dan perenungan.

Puisi Sedih Patah Hati Akibat Putus Cinta

Ilustrasi Puisi Sedih Patah Hati Akibat Putus Cinta. Foto: Unsplash/Kelly Sikkema.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Puisi Sedih Patah Hati Akibat Putus Cinta. Foto: Unsplash/Kelly Sikkema.
Berikut ini kumpulan puisi sedih patah hati akibat putus cinta yang dikutip dari laman momjunction.com, bookriot.com, dan hellopoetry.com.

1. Di Ujung Hubungan

Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku

Terkulai dikunyah nelangsa yang berapi-api

Menyusuri jalanan lengang

Bersimbah angan tanpa tujuan

Dalam derap gerimis yang pongah menghujam

Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi

Membawa sebaris kata bahagia yang menenggelamkan nurani

Di atas pengharapan tak berkesudahan

Tentang rindu kusam

Tentang cinta terbuang

Mengutip satu namamu di antara keluh kesah

Gundah gelisah, air mata, dan lara

Masihkah ada sedikit senyum darimu

Di batas penantianku yang kini makin terbata

Jika masih ada ruang di hatimu

Untukku, sedikit saja, tolong bicaralah

Pada tanah membentang

Pada pohon-pohon rindang

Dan angin yang mengusik keangkuhan

Setidaknya biar ada tanda yang bisa kubaca dan kuraba

Janganlah sepi yang hadir

Janganlah semu yang membeku

Karena aku selalu berjalan menujumu

2. Mengharapkanmu

Walau aku tak bisa bernyanyi merdu

Walau angin kabarku jarang menghampiri

Di sini aku seperti gunung

Selalu menyimpan setiap senyuman manismu

Selalu rindu tatapan matamu

Dan takkan berpindah walaupun angin berlalu

Dan kabut menyelimuti

Masih ada jejeak langkahmu di sini

Yang selalu menyemangati hari-hariku

Aku masih di sini untukmu

3. Biar Langit yang Memutuskan

Hangatnya perapian malam

Mengingatkanku akan hangatnya pelukanmu

Kesejukan sungai kebahagiaan

Bagai menatap senyummu

Damainya jiwaku

Di mana belas kasih itu?

Bersamamu seperti mimpi semu

Hanya bisa merasakan abadinya duka

Dalam hati tersimpan banyak doa

Kau bilang kita pasti bisa

Bisa saling mencintai

Bersama sampai tua

Bersatu hingga mati

Kau bilang perbanyak doa dan harapan

Impian kita pasti kan terwujud

Namun apa yang terjadi kini?

Biarlah langit yang memutuskan

Satu keinginan

Cinta kita jangan sampai berubah

Hati kita tetap menyatu

Menciptakan bahagia bersama

Tak semudah yang kita duga

Bagaimana harus kuhentikan air mata?

Impian kita hanya sebatas dalam mimpi

Biarlah langit yang memutuskan

Tentang akhir cerita cinta kita

4. Harapan yang Kosong

Mencoba tuk bertahan di tengah kepungan badai cobaan

Lelah dalam melangkah menggenggam cinta tak berbalas

Warna pelangi hanyalah semu yang dirasakan

Hilang tersalip awan-awan biru yang menderu-deru

Lupakan semua kenangan dan janji-janji hati

Kepastian sudah diberikan

Namun pengkhianatan menjadi jawaban

Cinta sejati kini telah ternodai

Hampa terasa sunyi di dalam jiwa

Menanti harapan melepas masa-masa kelam

Melangkah maju menuju sebuah harapan

Cinta sejati sudah jauh dan pergi

Berlalu pilu ditelan oleh sang waktu

Nah, itulah puisi sedih patah hati akibat putus cinta. Tetap semangat, ya.
editor-avatar-0
Baca Lainnya
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
·
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020
Sedang memuat...
S
Sedang memuat...
0 Suka·0 Komentar·
01 April 2020