Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
6 Contoh Naskah Khutbah Idul Adha, Singkat dan Penuh Makna
15 Juni 2024 11:26 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Contoh naskah khutbah Idul Adha adalah rangkaian kalimat khutbah yang dapat dijadikan referensi dan wawasan keagamaan. Dari contoh tersebut, umat muslim dapat mengambil ide gagasan, mempelajari struktur khutbah, hingga memaknai isinya.
ADVERTISEMENT
Menurut Usman (Metodologi Khutbah dan Retorika Dakwah: 1), kata khutbah berarti suatu bentuk kegiatan ibadah yang dilaksanakan dan diikuti umat Islam di waktu-waktu tertentu, tergantung pada jenis atau peruntukkan khutbah itu sendiri.
Salah satu di antaranya adalah khutbah Iduladha. Khutbah ini dilaksanakan sebanyak sekali dalam setahun, bertepatan dengan hari raya Iduladha, yaitu selepas pelaksanaan salat Iduladha pada tanggal 10 Zulhijah dalam kalender Hijriah.
Contoh Naskah Khutbah Idul Adha
Berikut merupakan beberapa contoh naskah khutbah Idul Adha yang singkat dan penuh makna, serta memuat rukun khutbah pada rangkaian kalimatnya, berdasarkan laman islam.nu.or.id:
1. Dua Dimensi Ibadah dalam Kurban
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
ADVERTISEMENT
Jemaah salat Iduladha sekalian.
Alhamdulillahi Rabbil ’alamin. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad, wa ‘ala aali sayyidina Muhammad. Syukur dan salawat semoga senantiasa tercurah limpah, dan dengannya mari kita bersama meningkatkan iman dan takwa di hari mulia ini.
Jemaah salat Iduladha sekalian.
Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Kautsar ayat 1 – 3:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka, dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”
Jemaah, ayat ini menjadi renungan bagi kita, tentang betapa banyak nikmat Allah, yang tentu tak bisa terhitung jumlahnya. Nikmat ini wajib kita syukuri dengan jalan ibadah, di antaranya dengan salat dan kurban sebagaimana yang difirmankan.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, ada yang special dari kurban ini, Jemaah. Kurban menjadi wujud ikhtiar kita pada Allah dalam bentuk ibadah vertikal sekaligus horizontal, di mana kita memasrahkan diri setulus hati langsung pada Allah, juga kita membagi rezeki pada sesama.
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
Jemaah salat Iduladha sekalian.
Kurban menjadi bukti cinta Ilahi dan wujud peduli sesama yang juga dicintai oleh Allah. Sejatinya, kurban adalah ibadah mulia di bulan yang mulia. Dengan memahami ini, semoga kita semua termasuk pada golongan hamba yang dimuliakan oleh Allah Swt.
2. Kurban sebagai Perwujudan Takwa
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah, Alhamdulillah ‘ala kulli ni’mat. Asholatu wa salamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin wa ‘ala aalihi wa sahbihi ajma’in, amma ba’du. Sesungguhnya, manusia terbaik di muka bumi ini, adalah mereka yang bertakwa pada Allah Swt.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Pada momentum Iduladha atau Idul Kurban ini, marilah kita tingkatkan takwa, sebagaimana arti penting takwa dalam kurban menurut firman Allah Swt. (QS. Al-Hajj: 37):
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ
Artinya: “Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darah kurban itu, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah takwamu.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Firman Allah tersebut bukanlah menandakan bahwa darah dan daging kurban kita akan sampai ke singgasana Allah, melainkan ketulusan dan keikhlasan hati saat berkurban dengan nama Allah sebagai bukti ketakwaan seorang hamba.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana, kisah uji Allah yang dihadapi Nabi Ibrahim a.s. dan putranya, Nabi Ismail a.s. Mereka diuji tentang seberapa kuat takwa dalam jiwa dengan diminta mengorbankan yang tersayang dan menjadi kurban dengan nama Allah Swt.
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kisah kedua nabi Allah tadi sejatinya perlu kita maknai, karena Allah tak memerintah hamba lainnya untuk berlaku persis. Dengan ini, semoga kita menjadi orang yang faham, orang yang alim dan bertakwa, orang yang sampai pada surga-Nya.
3. Ilmu Komunikasi dalam Kisah Ibrahim dan Ismail
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
ADVERTISEMENT
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt.
Pertama-tama, marilah kita bersyukur pada Allah Swt. yang telah menghendaki kebersamaan kita, beribadah jamaah, dan berkomunikasi satu sama lain. Tak lupa, salawat serta salam semoga tercurah limpah pada Rasulullah Muhammad saw.
Hadirin. Menyinggung tentang komunikasi di bulan Iduladha ini, kita semua tau tentang kisah teladan nabi kita, sebagaimana tercantum dalam Al-Quran, surat As-Shaffat ayat 102 yang berbunyi:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: ‘Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”
ADVERTISEMENT
Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”’
Hadirin, sebagai muslim yang cerdas kita tahu betul bahwa ayat tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya komunikasi, betapa pentingnya mendengar pendapat, dan betapa pentingnya persetujuan orang yang kita kaitkan.
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt.
Nabi Ibrahim a.s., yang saat itu dilanda ketakutan dan sedih mendalam, mencontohkan kita tentang bagaimana sikap tenang dan bijaknya pada sang putra. Maka dengan teladan ini, semoga kita menjadi orang yang berperilaku bijak dan tidak gegabah.
4. Dua Teladan Kurban Nabi Ibrahim
ADVERTISEMENT
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Allahumma laka alhamdu hatta tardha. Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala aalihi wa sallim. Dengan luapan syukur dan panjatan salawat, marilah kita tingkatkan ketakwaan dan keimanan sebagaimana suri tauladan kita semua, para nabi dan rasul Allah.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ {1} فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ {2} إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ {3}
Artinya: “Sungguh Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah).
Sungguh orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)." (QS. Al-Kautsar: 1-3)
ADVERTISEMENT
Jemaah yang dirahmati Allah.
Ayat ini menjadi penegasan tentang kurban yang bermakna proses mendekatkan diri kepad Allah Swt. Allah memerintahkan Nabi terkhir-Nya untuk melaksanakan salat dan berkurban, sebagaimana teladan bapak dari para nabi, yaitu Nabi Ibrahim a.s.
Kisah kurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sekurang-kurangnya memberikan kita dua teladan, di mana ketaatan pada perintah menyembelih sang putra menjadi simbol bahwa dalam beragama terkadang kita memang harus mengenyampingkan rasionalitas;
Kedua, kenyataan bahwa Allah Swt. menggantikan Nabi Ismail, sang putra yang hendak dikurbankan, dengan domba, menjadi simbol sekaligus bukti bahwa Allah Swt. sejatinya hanya menguji ketakwaan iman hamba-Nya.
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
ADVERTISEMENT
Di akhir khutbah Iduladha ini, mari menengadahkan tangan, memohon “semoga Allh menjadikan kita termasuk pada golongan orang-orang yang bijak dan mendahulukan takwa,” sehingga cinta-Nya-lah yang menjadi tujuan.
5. Hari Raya yang Menekankan Kepedulian Sosial
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin rahimakumullah.
Alhamdulillahi bi ni’matilah. Segala puji bagi Allah atas nikmat-Nya. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad. Salawat pada nabiullah mari kita panjatkan dan nilai ketakwaan mari kita tingkatkan di bulan mulia ini.
Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 92:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya.”
Hadirin rahimakumullah.
Pada momen Iduladha 1445 H ini, mari kita ulik sisi lain dari ibadah kurban. Ibadah yang sudah pasti kita ketahui sebagai wujud pendekatan diri pada Allah Swt. Ibadah yang juga kita tahu sangat menekankan kepentingan sosial.
Di mana, pada momen ini, bagi yang berkurban, kita disyariatkan untuk membagi-bagikan daging hewan sembelihan pada saudara-saudara muslim kita. Dengan ini, tentu tak sedikit dari mereka yang tadinya tak mampu merasa, jadi bahagia tak tertara.
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
ADVERTISEMENT
Hadirin rahimakumullah.
Dengan lantunan takbir, tahmid, dan tahlil pada Ilahi, saya mengakhiri khutbah ini. Semoga kita termasuk pada orang yang senang berbagi, karena dengan ketulusan hati pada dalam hidup bersosial, kita berharap Allah memberi cinta-Nya.
6. Tiga Makna di Balik Ibadah Haji
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin salat Iduladha 1445 H.
Alhamdulillahi ‘ala kulli hal. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aali sayyidina Muhammad. Dengan puji syukur kehadirat Allah, serta salawat salam pada baginda nabi, marilah kita tingkatkan takwa dan keimanan.
Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak butuh) dari semesta alam.”
Hadirin salat Iduladha 1445 H.
Di samping penegasan Allah atas kewajiban haji dalam ayat tersebut, perlu kita ketahui bahwa terdapat tiga makna di balik ibadah haji. Pertama, makna tauhid. Makna ini tersirat dalam posisi Kakbah sebagai sentra kedatangan jamaah dari berbagai penjuru.
Kedua, makna kemanusiaan. Pakaian ihram yang sama merata menjadi simbol kesetaraan semua manusia. Kemudian, yang ketiga, makna napak tilas sejarah kenabian. Hal ini karena dalam ibadah haji kita melakukan ritual yang sejatinya para nabi kerjakan dahulu.
ADVERTISEMENT
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
Hadirin salat Iduladha 1445 H.
Beruntunglah siapa saja yang diberi kesempatan menunaikan haji oleh Allah Swt. dengan segala nikmat dan keutamaannya. Untuk itu, saya berdoa, semoga para jamaah dan umat muslim di dunia ini disegerakan mendapat giliran haji dan keberkahan-Nya.
Itulah beberapa contoh naskah khutbah Idul Adha yang dapat pembaca simak dan jadikan referensi khutbah. Untuk mengetahui betul terkait aturan, contoh, dan hal terkait khutbah Iduladha, bacalah referensi terpercaya lainnya.