Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
6 Puisi Senja Singkat yang Romantis
26 Oktober 2022 23:11 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kamu menyukai senja? Puisi senja singkat mungkin sesuatu yang menarik untukmu. Apalagi jika puisi tersebut memiliki makna yang dalam dengan rangkaian kalimat yang indah.
ADVERTISEMENT
Tak hanya sebagai hiburan, membaca puisi juga dapat mewakilkan perasaan yang tak bisa dicurahkan dengan baik. Sehingga, Kamu menjadi lega setelah membacanya.
Kumpulan Puisi Senja Singkat yang Romantis
Jika membayangkan puisi senja singkat, Kamu pasti membayangkan makna yang indah dan romantis. Sebab suasana senja memang cocok untuk kasih sayang dan makna filosofis yang menyenangkan.
Berikut ini adalah beberapa puisi senja singkat yang romantis yang bisa menggambarkan isi hatimu dikutip dari buku Himne Senja Penulis, Guru Bahasa Indonesia SMK Kabupaten Kendal, (2019) :
1. Senja di Pelabuhan Kecil (buat Sri Ayati), oleh Chairil Anwar, 1946)
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
ADVERTISEMENT
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak.
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
2. Suatu Ketika, Saat Senja Di Pelabuhan Athena , oleh Ananto Eko Saputro
Di kota tak jauh ini
Mengabarkan rangkaian peristiwa
Ku dengar alunan nyanyian tak bertuan
Yang terkadang sumbang
Disambut gemuruh riak ombak dari tengah segara
Menantang karang-karang
Di dermaga tak berpenghuni
Di sini ku duduk seorang diri
Seiring alunan kepakan sayap merpati
Ku nanti kau kan kembali
Dengan ditemani bising angin timur
Mahligai Debur ombak
Dan cahaya keemasan dari ujung laut bermuara
ADVERTISEMENT
Untuk apa semua ini kunikmati?
Tatkala kau tak menyaksikan sendiri?
Ingin kukirimkan senja ini hanya untukmu
Di penghujung kalbu
Kumasukan dalam sebilah pengharapan
Biarpun akan terbuang
Ku tatap senja itu
Masih selalu begitu
Barangkali itu bekas siluet dari hadirmu
Seperti menjajikan suatu perpisahan yang sendu
3. Pelukis Malam, Oleh : Ananto Eko Saputro
Saat senja menutup mata
Kau seringkali hadir di tengah kota
Wajah keriput bersaku pena Hidup dari asa gemerlap
Bersemayam sepanjang trotoar
Raut setengah pucat bertengadah
Menyawang sunyi malam
Dia datang untuk kalian
Yang ego akan kesenian
Orang-orang kembali mendatanginya
Sambil menyelipkan sekeping rupiah Yang perlahan masuk dalam kaleng kecil nan rapuh
Di hadapannya, Mungkinkah?
Kalau kau tiada
Wahai orang tua bersaku pena
Bulan di atas kota penyesalan itu
ADVERTISEMENT
Tak akan kembali lagi memancarkan sinarnya
Seakan kota itu kan senyap
Dan lebih lagi tak dapat membagi seiris dukamu Wahai pelukis malam
4. Purnama Jatuh, Oleh : Anik Atonah
Senja Mengering Dalam Keremangan
Jalan Tak Lagi Rata, Terjal T’lah Jatuhkanmu
Langit Tak Lagi Seindah Dulu, Hanya Cerita Tentang
Purnama Kemarau Jatuh Di Kota Rapuh
Kering Dan Panas Menghiba Pada Lara Tanpa Suara
Akankah Senja Kembali Catat Keluh Ini, Tuk
Kembali Hadirkan Parasmu,
Kembali Lelapkan Malam-Malamku
Entahlah, Seperti Senja Yang Lalu
Senyum Itu Sekilas Dan Bias Kala Gerimis
Tusukkan Belati Ditubuhku
Kurindukan Paras Sempurnamu
Seperti Saat Purnama Bertengger Di Pundakmu
5. Petang Datang, Oleh : Lerry Alfayanti
Temaram lampu-lampu kota
Remang redup terang memesona
Memancarkan cahaya kuning keemasan
Tak jarang kerlap warna juga merona di sana
ADVERTISEMENT
Senja baru saja pamit dari dunia
Menyisakan gelap yang semakin pekat di langit
Burung-burung gereja pun mulai memasuki peraduannya
Mengamankan diri dari mata-mata elang yang tajam
Kumandang gema adzan terdengar syahdu semakin nyata
Bersahutan dari surau satu ke surau yang lainnya
Para pedagang kaki lima pun segera mengemasi dagangan
mereka
Bergegas pulang untuk berjumpa keluarga
Tawa riang bocah-bocah kecil berpeci berjilbab putih memenuhi
jalanan desa
Disusul langkah-langkah mantap para insan pecinta jamaah
Begitulah adanya kala maghrib tlah tiba…
6. Senja Dewata , Oleh : Sinta
Gulungan ombak menyapu tepak langkah
Membentur kaki hingga menimbulkan percik air
Dengan embus angin rindu
Kusapu awan langit yang mulai menampakkan sinar jingga
Ke dalam rangkul peluk senja yang sama
Menyongsong matahari kembali keperaduan
ADVERTISEMENT
Senjaku mulai datang
Melagu rindu pada kesahduan senja
Pengharapan kita yang kala itu menunas
Aku tak akan pernah resah akan sakit kepergian
Selama kulihat bayangmu dalam senjaku
Hingga deru napas yang kutarik
Membau aromamu melalui senja dewata
Aku akan tetap di sini
Itulah puisi senja singkat yang romantis yang mungkin bisa menggambarkan isi hatimu saat ini. Selamat merenungkan maknanya!(dyan)